Chapter 22

2.5K 343 16
                                    

FLASHBACK

"Ibu, apakah Yo-nii tidak bisa ikut bersama kita???" Tanya Rin yg berumur 12 tahun.

"Tidak bisa, Rin. Untuk sekarang terlalu berisiko untuk membawa Yoichi ke luar negeri." Kata sang Ibu sambil menjelaskan kepada anaknya.

"Yoichi, kamu tidak apa-apa kan?" Tanya sang Ibu kepada anak ke-2 nya.

"Hm, tidak masalah." Jawab Yoichi yg berumur 13 tahun.

Sang ibu hanya tersenyum lembut kepada anaknya.

"Yoichi akan tinggal bersama paman bukan?" Tanya Sae yg berumur 14 tahun.

Sang ibu hanya mengangguk sebagai respon.

"Yoichi akan tinggal bersama Paman Issei selama kita pergi." Kata sang Ibu sambil menjelaskan.

"Ugh- aku ingin bersama Yo-nii...." Rengek Rin sambil membaringkan badannya di sofa dan menggunakan kaki Yoichi sebagai bantalnya.

Yoichi hanya pasrah melihat kelakuan adiknya dan mengelus rambutnya dengan lembut.

"Sebaiknya kalian pergi tidur, ini sudah larut malam. Besok juga kita sudah harus berangkat." Ucap sang Ibu memperingati putra-putranya.

"Baik." Jawab Yoichi dan Sae.

"Yo-nii, bolehkah aku tidur bersama mu malam ini?" Tanya Rin dengan sedikit memohon sambil menatap kakaknya.

"Eh? Hmmm...oke, tidak masalah." Jawab Yoichi sambil tersenyum lembut.

"Kalo begitu aku juga ikut." Tambah Sae.

"Eh- o-oke..." Kata Yoichi dengan sedikit canggung.

Sang Ibu hanya tersenyum lembut melihat interaksi ketiga putranya.

Sae, Yoichi, dan Rin pun pergi menaiki tangga menuju kamar Yoichi. Malam itu mereka semua tidur dengan nyenyak.

Keesokan paginya>>>

Keluarga Itoshi sudah bersiap-siap untuk pergi kemudian mereka pun pergi untuk mengantar Yoichi ke rumah Isagi Issei yg merupakan adik dari Ibu Itoshi bersaudara.

Sesampainya di rumah Issei, Yoichi di sambut oleh Issei dengan ramah.

"Lama tidak bertemu, paman." Ucap Yoichi ramah kepada Issei.

"Tentu, lama tidak bertemu juga, Yoichi." Balas Issei dengan senyum lembut terpasang di wajahnya.

"Issei, tolong jaga Yoichi selama kami pergi." Kata sang Ibu kepada adiknya.

"Tidak masalah, kakak." Jawab Issei.

"Hati-hati di jalan." Ucap Yoichi kepada keluarganya.

"Yo-nii juga jaga kesehatan mu!" Kata Rin dari dalam mobil.

"Jangan lupa hubungi kami setiap ada waktu luang." Kata Sae.

"Kalo ada apa-apa hubungi kami oke?" Ucap sang Ayah.

Yoichi hanya memberi anggukan sebagai respon pada semua pertanyaan keluarganya.

Keluarga Yoichi akhirnya pergi, dan perlahan menjauh hingga akhirnya tidak terlihat lagi.

Tiba-tiba raut wajah Issei berubah, kemudian memastikan apakah keluarga kakaknya benar-benar sudah tidak memasuki sudut pandangnya.

Begitu sudah memastikan bahwa keluarga kakaknya tidak berada dalam jangkauan sudut pandangnya lagi, Issei membuka pintu rumahnya kemudian secara tiba-tiba menarik baju Yoichi dari belakang pada bagian leher dan menyeretnya masuk ke dalam rumah.

"A-ap-a" Rengek Yoichi yg kaget karena perilaku pamannya yg tiba-tiba menyeretnya secara kasar ke dalam rumah.

Yoici merasa napasnya sedikit sesak akibat tarikan baju yg dilakukan oleh pamannya. Yoichi tidak bisa melawan karena perbedaan fisik yg cukup besar.

Yoichi terus di seret hingga akhirnya sampai di suatu ruangan.

Issei membuka ruangan itu dan kemudian melempar Yoichi dengan kasar ke dalam ruangan.

"Apa yg ter-" Ucap Yoichi dengan ketakutan namun langsung di bungkam oleh pamannya.

"Diam, aku sudah lelah berakting dan berperilaku baik di depan mu." Kata Issei dengan dingin menatap Yoichi yg duduk ketakutan.

"Akhirnya saat ini tiba, dimana tidak ada lagi yg bisa menghalangi ku." Ucap Issei dengan suara yg jauh berbeda dari biasa dia gunakan.

"Kau harusnya bersyukur karena aku bisa menahan sandiwaraku di depan keluarga tercintamu itu." Tambah Issei lagi.

Overprotective SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang