Chapter 24

2.5K 355 27
                                    

Keesokan paginya>>>

Issei merasa kepalanya sakit akibat mabuk. Dia melihat jam yg menunjukkan pukul 9, kemudian dia pun pergi mandi.

Selesai mandi, Issei langsung pergi menuju dapur. Dia melihat ada roti di salah satu lemari dapurnya lalu mengambilnya.

Issei kemudian pergi menyusuri lorong rumahnya sambil membawa sebuah roti. Dia kemudian sampai di ruangan dimana ia mengurung Yoichi.

Issei membuka pintu lalu mencari keberadaan Yoichi, kemudian dia melihat Yoichi yg tergeletak lemah di pojok ruangan dengan pecahan kaca yg berserakan.

Issei berdiri di depan Yoichi lalu melemparkan roti yg dia bawa tadi.

"Berterima kasihlah karena aku masih mau memberimu makan." Ucap Issei dengan tatapan jijik.

Yoichi hanya menatap pamannya dengan tatapan kosong.

Issei pun langsung pergi meninggalkan ruangan tanpa peduli dengan keadaan Yoichi.

Sedangkan di tempat Sae & Rin>>>

"Kenapa Yo-nii tidak bisa di hubungi?" Tanya Rin bingung.

"Aku tidak tahu, aku juga sudah mencoba menelponnya tapi tidak ada yg menjawabnya." Ucap Sae yg duduk di seberang Rin.

Tiba-tiba sang Ibu muncul dan menghampiri Sae dan Rin.

"Ibu!!! Kami tidak bisa menghubungi Yo-nii!" Kata Rin yg melihat ibunya muncul.

"Eh?" Respon sang Ibu dengan bingung.

"Kami mencoba menghubunginya beberapa kali, tapi tidak ada jawaban." Kata Sae sambil menjelaskan kepada ibunya.

"Hm, Ibu akan mencoba menghubungi paman." Ucap sang Ibu sambil membuka handphonenya.

Sang Ibu pun menelpon paman dari putra-putranya alias Issei.

"Halo? Ada apa kak?" Tanya Issei dari telepon.

"Di mana Yoichi?" Tanya sang Ibu.

"Oh, dia sedang tidur." Jawab Issei sambil berbohong.

"Eh? Tidak biasanya Yoichi tidur jam segini." Balas sang Ibu dengan bingung.

"Aku tidak tahu, tapi aku biarkan dia tidur saja. Mau ku bangunkan?" Ucap Issei.

"Oh tidak perlu, biarkan saja." Balas sang Ibu.

"Oke, baiklah kak." Jawab Issei dari telepon.

"Aku tutup dulu." Kata sang Ibu.

"Baik, kak." Balas Issei kemudian telepon pun mati.

Sang Ibu kemudian melihat ke arah anak-anaknya.

"Paman Issei bilang Yoichi sedang tidur." Kata sang Ibu memulai pembicaraan.

"Hah?" Rin bingung mendengar ucapan Ibunya.

Sae pun ikut menoleh bingung kepada Ibunya.

"Bukannya Yoichi hampir tidak pernah tidur sampai jam segini?" Tanya Sae bingung menatap Ibunya.

Sang Ibu hanya menggelengkan kepala sebagai respon.

Sore hari pun tiba. Sae dan Rin lagi-lagi mencoba menghubungi Yoichi, namun tetap saja tidak ada jawaban dari Yoichi.

Sedangkan di tempat Yoichi>>>

Sejak 30 menit yg lalu, Yoichi menerima berbagai pukulan dari Issei. Kini tubuhnya di penuhi oleh luka goresan dan memar, bahkan napasnya menjadi tidak terkendali.

Yoichi tidak bisa melawan sedikit pun karena perbedaan fisik yg cukup besar.

Tidak lama kemudian Issei pergi meninggalkan Yoichi yg dipenuhi oleh memar dan luka.

Begitu Issei sudah tidak ada di ruangan, Yoichi duduk sambil bersandar pada dinding. Dia tidak bisa lagi mengontrol napasnya dan itu membuatnya semakin kesakitan.

Yoichi terus menerus bergumam tentang keluarganya sambil memeluk kakinya hingga akhirnya pingsan karena tidak sanggup menahan rasa sakit yg menjalar di tubuhnya.

Yoichi sekarang pikirannya benar-benar kosong dan tidak bisa melakukan apa-apa selain menerima kekerasan fisik dan mental dari pamannya tersebut.

Overprotective SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang