Chapter 23

2.5K 332 20
                                    

"APA MAKSUDMU!?!?" Teriak Yoichi berusaha melawan.

"Apa maksudku? Hmmm...baiklah ku jelaskan." Ucap Issei dengan dingin.

"Aku muak melihat anak cacat seperti mu berada di keluarga yg sempurna milik kakakku, alias Ibu mu." Kata Issei menjelaskan sambil menatap mata Yoichi dengan dingin dan tanpa emosi.

Yoichi terdiam dengan mata terbelalak mendengar ucapan pamannya.

"Diri mu itu merusak pemandangan, kau tahu?" Ucap Issei lagi.

"Diri mu itu tidak pantas lahir di keluarga kakakku. Sejak kau lahir, aku sudah muak melihat mu." Lanjut Issei tanpa peduli dengan keadaan lawan bicaranya.

"Aku tidak percaya, bagaimana bisa kakakku membesarkan anak cacat seperti mu." Kata Issei dengan dingin.

Lagi-lagi Yoichi hanya terdiam menunduk dengan rambut yg membayangi wajahnya.

Issei mendekati Yoichi kemudian memegang dagunya dengan keras dan membuat Yoichi menatap matanya.

"Berdoa-lah semoga umur mu masih panjang di tanganku." Ucap Issei sambil menatap mata Yoichi.

Kemudian Issei melepas cengkeramannya pada dagu Yoichi, lalu menampar wajah Yoichi hingga membuatnya terbaring di lantai yg dingin.

Issei kemudian mengambil tas milik Yoichi lalu pergi meninggalkan ruangan dan mengunci pintunya sehingga membiarkan Yoichi sendirian di dalam ruangan yg berkunci.

Akibat syok dengan kajadian yg baru saja terjadi, Yoichi merasakan napasnya sesak dan kesulitan mencari napas. Yoichi tidak bisa melakukan apapun dengan asmanya yg kambuh karena inhalernya berada di dalam tas yg diambil oleh pamannya.

Hari itu Yoichi hanya bisa diam di dalam ruangan yg gelap tanpa bisa melakukan apapun.

Malam hari pun tiba, Issei kembali ke rumah dalam keadaan mabuk berat sambil memegang botol bir.

Issei berjalan menuju ruangan dimana dia mengurung Yoichi. Dia membuka ruangan itu dan melihat Yoichi yg duduk meringkuk di pojok ruangan sambil memeluk kakinya.

"Ohhh...aku hampir lupa dengan keberadaan mu...." Ucap Issei dengan tidak karuan karena mabuk beratnya.

Issei perlahan berjalan menuju Yoichi dan berdiri di depannya.

Tiba-tiba tanpa peringatan, Issei mengangkat tangannya yg memegang botol kaca ke udara lalu memukul tepat ke kepala Yoichi dan botol itu pecah.

Yoichi terdiam kaget dan tidak bisa bereaksi karena kejadian itu terjadi begitu saja.

Perlahan Yoichi merasa ada cairan yg menetes dari dahinya.

Yoichi mengusap cairan yg menetes dari dahinya dengan telapak tangannya kemudian melihat darah yg sudah menodai telapak tangannya.

"Cih." Decak Issei kemudian pergi meninggalkan Yoichi dengan pecahan botol yg berserakan.

Lagi-lagi Yoichi kesulitan bernapas, namun kali ini di tambah dengan rasa sakit di kepalanya akibat luka.

"Ayah, Ibu, Sae-nii, Rin...tolong...aku..." Gumam Yoichi pelan sambil menahan rasa sakit yg menyebar di kepalanya.

Sedangkan di tempat Issei>>>

Issei duduk di sofa dengan keadaan mabuk bahkan hampir tidak sadarkan diri lagi.

Tiba-tiba ada suara handphone berbunyi di ruangan itu.

Bunyi itu berasal dari handphone milik Yoichi yg berada di dalam tas yg terletak di salah satu lemari rumah itu.

Issei mengabaikan suara handphone yg bergema di dalam rumahnya dan memutuskan untuk pergi menuju kamarnya untuk tidur.

Sesampainya di kamar, Issei langsung membaringkan tubuhnya ke kasur. Akibat mabuk, Issei secara tidak sadar bergumam.

"Haaahhhh....kakak, bagaimana bisa kamu membesarkan seorang anak cacat?" Gumam Issei kemudian perlahan kehilangan kesadarannya.

Overprotective SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang