Chapter 3

6.3K 685 27
                                    

"Jadi, kamu marah karena mereka tidak mengizinkanmu melihat latihan mereka?" Tanya Hiori yg sdh paham dengan inti permasalahan.

"Sebenarnya tidak heran sih mereka tidak mengizinkanmu, karena pada dasarnya Sae dan Rin tidak ingin kamu kenapa-kenapa apalagi dengan kondisi tubuh mu." Balas Nanase kepada Yoichi.

"Ugh...tubuh sialan." Gumam Yoichi dengan marah.

"Baiklah...kami akan bantu membicarakannya dengan mereka berdua." Kata Hiori yg kasihan melihat Yoichi.

"BENARKAH!?!?" Teriak Yoichi dengan kegirangan.

"Yah...tentu akan kami coba." Tambah Nanase.

"Terima Kasih! Kalian berdua memang yg terbaik!" Kata Yoichi dengan bahagia.

Hiori dan Nanase hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku teman mereka.

Tidak lama kemudian bell berbunyi menandakan jam pelajaran di mulai dan guru pun masuk ke kelas.

Time skip istirahat>>>

"Yoichi, kami akan pergi ke ruang OSIS. Apakah kamu ingin ikut?" Tanya Nanase.

"Tidak, aku malas melihat wajah mereka berdua." Jawab Yoichi singkat.

"Hahaha..baiklah, kalau begitu kami pergi dulu." Kata Nanase sambil berjalan pergi bersama Hiori.

Yoichi memutuskan untuk diam dan tidur di mejanya hingga jam istirahat selesai.

Di ruang OSIS>>>

"Permisi." Kata Hiori dan Nanase sambil berjalan masuk ke ruang OSIS.

"Oh itu kalian!" Kata Bachira yg langsung melihat Hiori dan Nanase masuk.

Hiori dan Nanase pun pergi ke meja mereka masing-masing.

Sekarang di dalam ruangan itu ada Itoshi Sae sebagai ketua OSIS, Mikage Reo sebagai wakil ketua, Chigiri Hyoma sebagai sekretaris, Hiori Yo sebagai Bendahara, Itoshi Rin sebagai anggota OSIS, Nanase Nijiro sebagai anggota OSIS, Kunigami Rensuke sebagai anggota OSIS, Bachira Meguru sebagai anggota OSIS, dan Nagi Seishiro sebagai anggota OSIS juga.

Mereka semua mengerjakan tugas masing-masing. Ketika Hiori memberikan beberapa dokumen ke meja Sae dia memutuskan untuk membicarakan tentang keinginan Yoichi tadi.

"Sae." Panggil Hiori yg membuat Sae mendongak dari dokumennya.

"Ada apa?" Tanya Sae bingung.

"Ini tentang 'dia'." Kata Hiori yg membuat Sae dan Rin tersentak.

"Tunggu tunggu!!! BAGAIMANA BISA HIORI TAHU TENTANG 'DIA', SEDANGKAN KAMI TIDAK TAHU!?!?!?" Teriak Bachira yg membuat seisi ruangan kaget.

Yg lain hanya bisa mengangguk sambil menatap inti pembicaraan, kecuali Nanase.

"Apa maksudmu, Bachira?" Tanya Hiori bingung.

"Maksudku tentang orang misterius yg selalu di bicarakan Sae dan Rin!" Kata Bachira dengan kesal.

"Bagaiman bisa Hiori tahu sedangkan kami tidak!?!?" Kata Bachira dengan kesal.

"Itu benar, bagaimana bisa Hiori tahu sedangkan kami tidak?" Tanya Chigiri yg penasaran.

"Itu...karena 'dia' sekelas dengan aku dan Nanase." Kata Hiori ragu sambil melihat Nanase.

"APA!?!?" Teriak Bachira, Chigiri, Kunigami, dan Reo. Kecuali Nagi yg hanya menyimak pembicaraan sambil bermain game di sofa.

"Sae, Rin. Kalian tidak memberitahu mereka?" Tanya Hiori bingung.

Sae dan Rin hanya memutar mata mereka untuk menghindari tatapan yg ada di ruangan itu.

"Haaahhhh....pantas saja 'dia' marah pada kalian berdua..." Kata Hiori dengan nada frustasi.

"Sekarang, aku minta pada kalian untuk mengizinkan 'dia' melihat latihan di lapangan nanti." Kata Hiori sambil menatap Sae.

"Apa? Mana mungkin kami mengizinkannya!" Kata Rin dengan cepat.

"Itu benar, seperti yg dikatakan Rin." Tambah Sae sambil menyipitkan matanya.

"Alasannya?" Tanya Nanase yg berjalan menghampiri Sae dan Hiori.

"Alasannya? Bukankan kalian berdua harusnya sudah tahu." Jawab Sae.

"Apabila kalian terus seperti itu sama saja kalian membuat dia stres dan membenci dirinya sendiri." Kata Nanase kepada Sae dan Rin sambil menghela napas.

Sae dan Rin tersentak dengan perkataan Nanase.

"Sepertinya kalian sudah tahu itu." Kata Hiori yg melihat reaksi Sae dan Rin.

Ruangan itu tiba-tiba hening sampai akhirnya Sae berbicara.

"Baiklah...aku izinkan." Kata Sae dengan nada kekalahan.

"TAPI SAE-NII!!!" Teriak Rin panik.

"Sesekali tidak masalah." Ucap Sae lagi.

"Bagus. Aku dan Nanase akan memberi tahunya, sampai ketemu pulang sekolah nanti!" Kata Hiori gembira sambil menyeret Nanase pergi keluar ruangan.

"ITU BERARTI KAMI BISA BERTEMU DENGAN 'DIA'!?!?" Tanya Bachira kegirangan.

"Apabila kalian macam-macam dengan 'dia', lihat saja konsekuensinya." Kata Rin dengan dingin diikuti tatapan tajamnya.

"O-o-okee..." Ucap semua orang yg ada di dalam ruangan secara serempak, kecuali Nagi yg sibuk dengan gamenya.

Overprotective SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang