8 bulan telah berlalu dan sampai sekarang Lisa masih terbaring tidak sadarkan diri di atas ranjang rumah sakit. Sering berjalannya waktu Lisa sudah bisa di pindahkan di ruang rawat biasa dan sejak itulah Jennie sentiasa akan menemani Lisa. Dia selalu datang kepada Lisa untuk menceritakan harinya dengan penuh semangat dan tidak lupa juga dia sering mengambil tangan Lisa untuk mengusap perutnya yang sudah membuncit.
Tepat bulan ini usia kehamilan Jennie menginjak 8 bulan dan sebentar lagi ia akan melahirkan. Sepanjang kehamilannya dia selalu bolak balik dari syarikat dan juga ke rumah sakit untuk menjenguk pujaan hatinya. Tapi semua itu Jennie tidak melakukannya dengan sendiri kerana Jisoo atau Seulgi yang akan menghantarkan Jennie. Mereka tidak membiarkan Jennie untuk memandu demi keamanannya dan mereka begitu posesif soal kesihatannya apalagi Eomma dan mertuanya yang akan selalu menegaskan supaya sentiasa menjaga kesihatannya.
Seperti sekarang ini Jennie berjalan di lorong rumah sakit menuju ke ruang rawat Lisa dan dengan perlahan ia membuka pintu ruangan tersebut dan tersenyum kala melihat suaminya terbaring dengan tenang. Jennie merasa sangat senang kala semua cable sudah di cabut dari badan Lisa kerana itu menunjukan bahawa kemungkinan besar Lisa akan bangun tapi tidak tahu kapan.
Dengan perlahan Jennie mendudukan diri di tepi ranjang Lisa lalu ia mengusap wajah suaminya dengan lembut sambil tangan kirinya mengusap perut buncitnya.
" Honey."
" Sudah genap 8 bulan kau masih tidur, apa mimpimu lebih indah sayang? Segera bangun hum? Sebentar lagi baby L akan lahir. Ia selalu merengek minta di manja oleh daddynya dan ingin di jenguk. Aku sangat merindukanmu dan sangat mencintaimu hikss honey hari ini aku sangat bahagia kerana syarikatku melonjak naik lebih pesat dan tapi aku juga sedih karna kau tidak ada di sini ku untuk menyambut kebahagian itu but it's okay aku bahagia kok bisa berkongsi rasa bahagia ku dengan mu sekarang."
Jennie menghapus air matanya lalu mengambil tangan kiri Lisa perlahan meletakkan di atas perut buncitnya dan ia membuat tangan Lisa seolah sedang mengusap perutnya.
Tapi tiba-tiba saja perut Jennie bergerak dan itu membuatkannya merasa puas kerana bayi yang ada dalam perutnya itu tau bahawa daddynya sedang mengusap. Air mata Jennie seketika jatuh lagi dan dengan secepatnya ia hapus dan melihat kearah wajah Lisa.
" Lihat honey baby L sangat mengenali usapanmu, dia akan selalu bergerak jika merasakan tanganmu mengelus perutku. Please wake up please hiksss. "
Tangis Jennie kembali pecah lalu ia meletakkan kembali tangan Lisa ke atas ranjang dan mulai membersihkan wajah suaminya dengan hati-hati. Sedangkan di luar ruangan ada Jisoo melihat seluruh adegan itu merasakan sakit, ia tidak tega melihat Jennie terus-terusan menangis tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa kerana menasihati juga tidak akan berguna. Jennie tetap Jennie.
Jisoo perlahan menutup pintu ruang rawat Lisa dengan hati-hati lalu ia berjalan kearah taman rumah sakit. Dia duduk sambil termenung lurus kehadapan dan tiba-tiba ia merasakan tangan seseorang mendarat di bahu kanannya sekilas pandang tangan tersebut membuat Jisoo bisa tebak.
" Masih memikirkan Jennie Unnie, hum?."
Jisoo menggagukan kepalanya lalu gadis tersebut duduk tepat di samping Jisoo dengan perlahan membawa ia kedalam pelukannya.
" Menangislah, keluarkan segala beban yang selama ini kau simpan." Ujarnya dengan lembut mengusap lengan Jisoo.
Seketika tangis Jisoo pecah dalam pelukan wanita tersebut. Ia mengeluarkan segalanya yang ia simpan selama ini, melihat penderitaan Jennie membuat hatinya sakit seperti di tusuk belati.
" Kenapa takdir Jennie seperti ini, Chaeng."
Rosé hanya bisa diam dan membiarkan Jisoo melampiskan segala kesedihannya. Lalu perlahan ia menegakan badan Jisoo dan menghapus air matanya dengan perlahan.
YOU ARE READING
My Happiness Only For You - (JENLISA) END
Roman d'amourPertemuan seorang pengusaha kaya raya yang berhati dingin dengan seorang pelajar wanita di Seoul National University. Dengan tidak sengaja dipertemuan malah mereka telah jatuh cinta sejak pandang pertama. Cerita ini hanya atas dasar haluan aku dan t...