34. EPILOG

1.3K 75 4
                                    

Dengan wajah yang datar ia berjalan dengan earphone terpasang di kedua telinganya, di tangan ia mempunyai buku yang ia baca, di bahunya mempunyai tas yanh sering ia bawa setiap kali masuk ke kelas dia adalah Jericho yang sudah memasuki musim kuliahnya. Iya, sekarang ia sudah pun berumur 19 tahun dan dia menjadi pria yang sangat tampan di Yonsei University.

Ramai gadis-gadis yang mengincarnya tapi tidak satu pun ia peduli dengan mereka semua. Setiba dia di depan mobil langsung di buka oleh supirnya lalu ia meletakkan buku dan membuka earphone.

" Paman, kita ke sekolah Lea dahulu."

" Baiklah, Tuan Muda."

Sedangkan di sekolah yang tidak jauh ada seorang gadis cantik berpipi mandu itu merasa kesal kerana jemputannya belum juga tiba.

" Ck! Oppa kemana sih awas saja nanti." Sebalnya.

Beberapa minit kemudian jemputannya tiba lalu ia memutarkan bola matanya kala di mobil turun sang kakak yang menyambutnya dengan senyuman manis.

" Hallo, princess." Sapanya

" Ck! So drama sekali, minggir aku mau lalu." Ketus Lea.

Senyuman Jeri langsung pudar dan mengikut masuk kedalam mobil. Setelah pintu tertutup Jeri melihat kearah Lea yang merasa kesal dengannya.

" Oppa minta maaf, kelas oppa tadi masanya di tambah jadi terlambat menjemputmu."

" Oppa kan bisa kasitau aku lebih awal agar tidak menunggu lama." Rengeknya lalu mata Lea sudah berkaca-kaca.

Jeri merasa bersalah ia pun langsung memeluk Lea dan mengelus kepala adiknya dengan lembut. " Sttt oppa minta maaf yah, lain kali oppa janji tidak akan membuat princess oppa ini menunggu lagi."

" Janji?."

Jeri tersenyum lalu mengganguk. " Janji."

Begitulah Lea terlalu cenggeng apabila sudah menyangkut orang tua dan kakaknya karna dia terlalu di manja oleh mereka terlebih Jeri yang memanjakan Lea tapi kedua orang tuanya tidak mempermasalahkan itu.

Mereka melepaskan pelukan lalu Jeri manghapus airmata adiknya. " Sudah, nanti oppa di hukum Daddy karna membuat anak kesayangannya menangis."

Lea terkekeh lalu mengganguk, Lisa memang selalu memanjakan Lea terlebih kakaknya. Jennie juga tapi dia sangat jarang memanjakan anak-anaknya karna ia ingin mereka mandiri agar bisa mengurus diri mereka sendiri.

Mobil itu melaju sehingga berhenti di sebuah gedung yang sangat besar. Mereka berdua pun turun dari mobil setelah di buka oleh supir. Jeri membiarkan adiknya Lea mengendang tangannya dan ramai karyawan menyapa mereka tapi Jeri hanya cuek saja berbanding terbalik dengan membalas sapaan mereka.

Mereka di hantar oleh bodyguard kearah lift yang langsung menuju kearah ruangan CEO. Tidak membutuhkan waktu lama mereka sampai di tingkat 27 dan lift terbuka, seketika mereka memantung di depan lift.

" Mmhhh, honeyhh."

Lea yang tadi tersenyum ceria sekarang membulatkan mata sehingga mulutnya terbuka, sedangkan Jeri memutarkan bola matanya lalu melihat kearah Lea yang mulutnya masih terbuka lalu Jeri menutup muluti adiknya.

" Masuk lalat tutup mulutmu." Ujarnya lalu melihat kembali kearah sofa.

Lea dan juga Jeri melipatkan tangan di dada lalu menyipitkan mata karna mereka melihat kedua orang tuanya sedang bercumbu di sofa dengan Jennie berada di atas pangkuan Lisa yang sedang asyik menjilati leher Jennie.

" Astaga untung kita berdua yang lihat, coba kalau karyawan yang melihat adegan panas ini huftt dasar tidak tau tempat ck!" Kesal Lea di angguki kakaknya.

My Happiness Only For You - (JENLISA) ENDWhere stories live. Discover now