32. Forgive

1K 67 2
                                    

Mereka sedang menikmati makan malam dengan lahap sambil tertawa dengan lelucon dari beberapa sepupu Lisa. Jennie juga sudah membaik dan sekarang ia juga ikut tertawa dengan kelakuan mereka semua yang ada di sini.

Si putra sulung Manoban pula sibuk memakan sosej favoritnya tanpa menghirau sekeliling. Lisa juga ikut berbincang sedikit dengan daddy dan juga David.

" Jadi Lisa kemana kau akan membawa mereka berjalan kali ini? " tanya David.

Lisa menelan makanannya lalu melihat kearah David. " aku akan membawa mereka keliling kampung di sini uncle, di sebabkan ini pertama kalinya Jennie dan juga Jeri ke sini jadi aku ingin memperkenalkan tempat ini." Jawabnya.

Marco dan yang lain menggangukan kepala. " Itu bagus untuk cucuku agar di masa depan dia mengenal tempat ini." Balas Marco.

" Di sini apa ada yang menarik, grandpa?." Tanya Jeri tiba-tiba.

Mereka semua tertawa dengan pertanyaan polos dari putra Lisa itu. " Sudah tentu ada, nak. Nanti kau akan sendiri mengetahuinya." Ucap David.

Sementara Limario sejak tadi hanya diam saja mendengar mereka berbicara. Ia masih merasa canggung dengan Lisa dan juga Jennie. Sejak tadi ia curi pandang pada Lisa yang tidak ingin melihat kearahnya.

Ia tidak ingin hubungan persaudaraannya dengan Lisa hancur. Limario sangat menyayangi Lisa sejak mereka masih kecil ia selalu menemani Lisa walaupun berkali-kali Lisa menolak. Begitu juga sebaliknya hanya Lisa tidak memperlihatkan rasa sayangnya kepada mereka.

Jennie yang peka akan kecanggungan antara Limario dan Lisa itu menghembuskan nafasnya. Ia perlu membujuk Lisa agar mau berbicara dengan Limario nanti.

Setelah kesemua mereka selesai makan malam mereka berkumpul di ruang keluarga tapi Jennie ingin ambil angin segar di taman belakang mansion dan tentu saja Lisa turuti.

Sesampai mereka di sana, Lisa membawa Jennie duduk di kerusi menghadap kearah gunung yang indah bersamaan waktu itu bulan sangat terang di waktu malam. Lisa membaw Jennie kedalam pelukannya sambil melihat kearah gunung.

" Honey."

" Iya, sayang?."

" Apa aku bisa bertanya? "

" Tentu."

Jennie menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan. " Aku bukan ingin masuk campur dalam hubungan persaudaraan kau tapi please bagi Limario berbicara denganmu, aku liat dia dari tadi hanya berdiam diri dan takut untuk berbicara denganmu."

" Kita sudah bahas soal ini, Nini. Aku lagi tidak ing-"

" Sekurang-kurangnya beri dia kesempatan untuk meminta maaf padamu, Lisa. Aku baik-baik saja okey, jangan menyimpan rasa marah terhadap sepupumu. Apa-apa pun dia tetap saudara laki-laki yang selalu menyayangi kau sejak kecil dan aku tau dia tidak mengetahui bahawa kita telah menikah. Setiap orang berhak mendapat kemaafan, Lisa. Ini bukan masalah besar dan aku tidak ingin hubungan kau dengan Limario renggang."

Lisa terdiam seketika mendengar nasihat dari Jennie. Ia sadar jika hanya mengabaikan akan menjadi lebih rumit jadi dia melihat kearah istrinya lalu mencium dahinya.

" Hm, iya kau benar sayang."

Jennie tersenyum dengan respon Lisa, ia pun mengeratkan lagi pelukan mereka. Tidak ingin nantinya mood Lisa bertambah buruk lebih baik ia mengatakan dari sekarang.

" Lalisa."

Pasangan itu yang tadi saling berpelukan tersadar akan kehadiran seseorang lalu Jennie menegakan duduknya lalu melihat ke belakang. Itu Limario yang datang dengan perlahan melangkah mendekat kearah mereka.

My Happiness Only For You - (JENLISA) ENDWhere stories live. Discover now