Bab 5 Dua Kali (bagian 2)

1.2K 16 0
                                    

Ketika fokus Arabelle sepenuhnya pada minyak panas untuk menggoreng risoles, Dominic pulang. Pria itu hendak memasukki kamar utama dan sejenak meluruskan punggung. Tapi saat melewati ruang televisi, pandangannya terpaku pada Aileen yang tengah tertidur pulas dengan paha tersiar ke mana-mana.

Pria itu menghela napas kasar. Aileen adalah salah satu cobaan baginya yang datang bertubi-tubi. Gadis itu menggoda dengan segala arah.

"Mas?" Arabelle mematung sambil memandangi Dominic. Perempuan itu baru saja selesai menggoreng semua camilan.

Pandangan Arabelle bergantian melihat Aileen. Dia sadar bahwa pakaian adiknya lama-lama membawa petaka.

"Maafin Aileen, ya, Mas." Perempuan itu berjalan cepat ke arah Dominic, sigap menutup kedua mata suaminya. 

Tangan mereka berdua bertaut, berjalan bersama ke dalam kamar.

Saat pintu telah benar-benar tertutup, Dominic membuka kemeja dan celana jeans-nya. Dia duduk di sisian ranjang, tangan panjang nan jenjang meraih remot AC di atas nakas. Saat pendingin ruangan itu mencapai angka dua puluh tiga, pria itu berbaring untuk sekejap. Sekadar meluruskan punggung yang sejak siang duduk tegap mendengarkan permintaan klien.

Arabelle duduk di samping Dominic, mengelus-elus puncak kepala suaminya dengan lembut dan berirama. Perempuan itu tak mengatakan apa pun sebelum raut wajah di depannya benar-benar rileks.

"Bikin apa tadi, Sayang?" tanya Dominic setelah beberapa saat.

Arabelle masih mengelus lembut puncak kepala Dominic. Saat pertanyaan itu diluncurkan, elusan itu agak tersendat. "Kesukaan Mas, risoles mayones."

Tubuh yang sejak tadi telentang bebas di atas ranjang, kini beralih naik ke atas paha Arabelle. Tangan besarnya mencapit kedua pipi istrinya dengan tatapan hangat.

"Hei," panggilnya tiba-tiba dengan nada sangat pelan.

Arabelle menunduk ke bawah, tepat pada bola mata milik Dominic. Menanti kalimat selanjutnya.

"Aku sayang kamu," ucapnya sambil tersenyum penuh rayu.

Napas Arabelle menderu, mencubit hidung Dominic lumayan kencang. "Gak usah gombal, deh, males," jawabnya tersipu.

Pria itu lantas duduk sekarang, menatap lurus pada Arabelle. "Ya, masa aku nggak sayang?" Goda Dominic kemudian seraya memeluk istrinya lembut.

"Eh, eh, Mas." Arabelle melonggarkan pelukan Dominic. Matanya bersinar seperti rembulan.

Dominic membalas tatapannya serius.

"Menurut kamu ... Aileen cantik, nggak, Mas?"

Dahi pria itu sedikit mengerut. Bayangan mengenai gadis itu tak lagi sama dengan persepsi istrinya. Gadis itu sudah mencuri kecupan dua kali saat Dominic lengah. Apakah hal itu harus Arabelle ketahui? Ah, nanti dulu.

"Hm, karena kalian satu kandungan ..., " Dominic tampak berpikir sejenak, memilih kata yang tepat, "jadi, menurut mas, dia cantik."

Dominic menanti ekspresi wajah selanjutnya dari Arabelle. Perempuan ini sangat pencemburu.

"Tapi, jelas dong, kamu jauh lebih cantik." Dominic memperkuat kalimat agar tak menjadi peluru serang untuk dirinya.

"Gini, lho." Arabelle membenarkan posisi duduknya, sedikit bergeser. "Kalo Aileen dicarikan pacar, gimana?"

Dominic mengatur napas teratur, merasai pendingin ruangan bekerja dengan baik. Dahinya mengerut sedikit tanda berpikir.

"Hng, kenapa tiba-tiba?" Dominic tampak penasaran.

Karena agar hatiku tenang, batin Arabelle.

"Aku selalu berpikir kalo dia cantik dan enak diajak ngobrol apa pun." Tarikan napas pertama, "tapi, kenapa dia milih jomblo terus, ya?"

Dominic melayangkan pandangan ke ujung nakas, "Oke, kita bahas nanti."

"Oh, iya. Risolesnya keburu dingin." Arabelle bangkit dari duduknya, berjalan menuju kenop pintu.

***

Terima kasih telah setia membaca kisah Pelakor Sedarah, ya. Jangan lupa vote dan komen untuk terus mendukung karya aku. 💕
Oh iya, bagi kalian yang mau baca ngebut tanpa iklan, boleh banget kunjungi www.karyakarsa.com, ya. Cari akun aku: Fitria Noormala atau fitriaanoorm
Di sana Pelakor Sedarah sudah sampai Bab 15, lhoo.

Salam,

Author
 

Pelakor SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang