Menjelang zuhur, honda brio kuning keluaran tahun 2020 tersebut telah mencapai Lembang. Tinggal sepuluh kilometer lagi mereka akan sampai dan bertemu Ibu Utami.
"Dek, kakak mau beli makan siang dulu buat kita bertiga, ya." Arabelle menginjak rem, berhenti di depan rumah makan yang terbuat dari anyaman bambu.
Rumah makan ini adalah langganan keluarga mereka sejak dulu, tepatnya saat mendiang bapak mereka masih ada, Pak Ishak. Sejak bapaknya berpulang, jarang sekali mereka makan di rumah makan ini lagi, terkendala ekonomi.
Pak Ishak adalah seorang PNS golongan IVB dengan gaji yang cukup besar. Tapi, setelah beliau meninggal dan Bu Utami hanya menerima dana pensiun setiap bulan, beliau lebih memilih membuka usaha nasi uduk untuk menyambung hidup dua anak perempuannya. Karena bagaimana pun, dana pensiun tidak sebesar gaji bulanan dulu. Tak cukup jika beliau hanya berpangku tangan saja.
Udara di Lembang yang selalu sejuk karena dataran tinggi, membuat Arabelle kesusahan untuk beradaptasi hidup di Jakarta ketika awal menikah dulu. Tapi, sekarang dia kembali. Hidung bangirnya menghirup banyak oksigen di sini, kota asalnya. Ah, rindu. Batinnya.
"Dua ratus lima ribu, Teh," ucap kasir ramah.
Dengan cepat Arabelle mengeluarkan uang dua ratus sepuluh ribu. "Kembaliannya buat mendoan anget aja."
Dengan sigap sang kasir memasukkan beberapa mendoan pada bungkusan yang ada di depannya.
Arabelle menjalankan mobil perlahan meski jalanan tak begitu padat. Dia menikmati setiap inci pemandangan. Sampai dua puluh menit berlalu, mereka berhenti di depan rumah yang dibalut cat cokelat muda dengan pagar hitam. Rumah itu tak terlalu besar, tapi tak begitu sempit pula jika diisi oleh satu keluarga dengan dua orang anak.
Aileen turun paling pertama, dia menggeser pagar itu sekuat tenaga karena dipenuhi karat. Dia terus menggeser pagar itu sampai terbuka lebar agar badan mobil kakakknya masuk seluruhnya ke dalam, tidak menghalangi jalan.
Sampai gerbang itu tertutup kembali, tak ada tanda-tanda kehidupan di rumah yang mereka tuju. Biasanya, Bu Utami sigap membuka pintu jika ada suara pagar terbuka.
Arabelle dan Aileen membagi tugas untuk membawa barang bawaan dari dalam mobil ke dalam rumah. Mereka berdua sama-sama memiliki kunci cadangan untuk akses masuk ke dalam. Tapi, rumah tak dikunci.
"Bu," panggil Arabelle seraya menaruh barang bawaan di atas karpet ruang televisi.
Tak lama kemudian, wanita baya keluar dari kamarnya masih memakai mukena, langkahnya tergesa,"Eh, kalian pulang, kok, nggak bilang-bilang?"
Aileen langsung memeluk Bu Utami seerat yang dia bisa. Pun ibunya, terus mengecup kening putri bungsu itu bertubi-tubi, seakan rindunya sudah setinggi gunung.
"Nggak apa-apa, Bu, kejutan." Arabelle bergantian memeluk ibunya.
Bu Utami memandang wajah Arabelle dengan seksama, "Jadinya ibu belum masak apa-apa!" Nadanya agak geram.
Perempuan yang sudah berusia lima puluh empat tahun itu melepas pelukan Arabelle dengan cepat, pun tak dikecup bertubi-tubi seperti adiknya, tak aneh. Anak kesayangan beliau adalah Aileen dari sejak dulu, saat mereka masih kecil.
Tanpa diminta, Arabelle berjalan ke dapur, mengambil beberapa piring untuk tempat makanan yang tadi dia beli. Kemudian menatanya di atas karpet ruang tengah. "Ini tadi udah beli makan siang, Bu. Inget, kan rumah makan langganan kita waktu kecil? Kita sering ke sana sama Bapak." Arabelle menjelaskan karena Bu Utami terus melihat dirinya tanpa berkedip.
Ibunya kemudian duduk di atas karpet, memandang ayam goreng dengan serundeng melimpah dalam kertas nasi ukuran besar. Mata beliau beralih melihat lalapan dan sambel. Ada tatapan senang sekaligus sedih di sana, pasti teringat almarhum bapak.
***
Halo selamat pagi. Pelakor Sedarah update lagi nih. Bagi kalian yang rajin baca, jangan lupa follow akun aku dulu ya. Follow-an dari kalian sangat berarti banget buat aku soalnya, hihi 😍
Kalo udah rajin baca gini jangan lupa juga tinggalkan jejak dengan vote dan komen, ya!
Oh iya, aku update juga di Karya Karsa, lho. Di sana sudah Bab 43 lho. Jangan sungkan mampir lho. Ditunggu banget!
Salam,
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakor Sedarah
RomanceArabelle dan Dominic adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama tujuh tahun. Mereka hidup berkecukupan. Apa lagi dengan kehadiran anaknya Elia yang pintar dan cantik. Arabelle memiliki adik bernama Aileen. Mereka hanya dua bersaudara den...