Bab 4 Refleks (bagian 1)

1.1K 19 1
                                    

Arabelle membangunkan Dominic berkali-kali karena sudah pukul setengah enam pagi. Pria itu tertidur masih memakai kaos dan celana jeans hitamnya. Sangat lelah, mungkin. Arabelle menunggu kedatangan Dominic semalaman di ruang tengah sambil menonton televisi, tapi entah bagaimana dirinya terbangun di atas ranjang. Pasti prianya yang menggendong seperti biasa.

"Mas, bangun." Perempuan itu sudah dua kali menggoyangkan tubuh suami sambil sesekali mencubit pipinya. "Mas," ucapnya sekali lagi. Sepertinya Arabelle menyerah, Dominic terlihat sangat mengantuk.

Perempuan berusia tiga puluh satu tahun itu keluar dari kamar, membuka setiap tirai yang masih tertutup. Samar-samar terdengar suara gaduh dari dapur, seperti panci beradu atau gelas-gelas beling bersenggolan. Dengan langkah cepat Arabelle menghampiri sumber suara.

"Ibu?" Arabelle melihat ibunya tengah menderet-deretkan gelas untuk diisi teh manis panas.

Hari ini sabtu, Bu Utami hendak pulang lagi ke Bandung. Sudah dua hari dua malam beliau mengendap di Jakarta. Rasanya sayang usaha nasi kuningnya ditinggal selama itu. Usaha yang sudah dijalankan dadakan semenjak ayah mereka berpulang pada pangkuan Ilahi.

"Bawa, Kak." Bu Utami menyodorkan nampan berisi empat gelas kaca berisi teh manis panas yang masih mengepul.

Arabelle mengangguk patuh sambil menerima nampan itu. Dia berjalan hati-hati sampai ke meja makan. Tak lama Aileen keluar dari kamar mandi di dekat dapur. Seperti biasa dia hanya mengandalkan handuk kecil untuk melilit tubuhnya yang tak sepadan. Berselang enam detik, Dominic berjalan ke arah meja makan. Mata mereka saling beradu.

Refleks, Arabelle mencubit kencang pundak adiknya yang terbuka bebas saat melaluinya.

"Hih! Kamu nggak lihat ada Mas Dominic?" Nadanya mulai meninggi.

Mata Aileen mendelik santai, cenderung malas. "Maaf, sih," jawabnya santai sambil berlalu.

Sebetulnya ada kamar mandi lain di pojok ruangan dekat kamar tamu--kamar yang kini ditempati Aileen. Tapi, entah alasan apa sehingga gadis itu terus mandi di kamar mandi yang letaknya di samping dapur.

Jantung Arabelle sudah dibuat kesal oleh adik satu-satunya itu. Sekilas dia melihat Bu Utami tengah membenarkan teko berwarna emas yang hendak dibopong ke meja juga. Sambil berjalan, Arabelle mengadu. "Ibu lihat kan, gimana Aileen?"

Kedua alis Bu Utami mengerut. "Dari dulu kebiasaannya nggak berubah, ya? Mungkin dia nggak sadar kalo udah gede, Kak," jawaban beliau diiringi tawa maklum.

Ibunya terlalu memanjakan dan selalu memaklumi apa pun yang dilakukan Aileen. Ini mengesalkan. Batin Arabelle.

Nampan berisi empat gelas kaca mendarat sempurna di atas meja makan. Dominic tengah duduk santai sambil menatap istrinya yang memasang wajah tak ramah karena kesal. Wajah pria itu terlihat masih lelah dengan muka bantalnya, lengkap dengan rambut sedikit acak dan kuap berkali-kali.

"Oh, iya." Arabelle menaruh gelas di setiap sudut meja yang belum berpenghuni. "Hari ini Mas mau ke mana?" tanyanya saat gelas terakhir mendarat di depan Dominic.

Pria itu lagi-lagi menguap, "Hm? Aku di rumah aja. Mau ngonsepin acara wedding yang digelar dua minggu lagi." 

Arabelle tampak mengangguk-angguk singkat. 

"Mm, aku nanti mau antar Ibu ke terminal, ya?" Arabelle meminta izin.

Dominic menyesap teh manis yang masih mengepul. "Oke, Sayang."

Pukul sepuluh Bu Utami sudah siap dengan tas jinjing bermotif bunga dan tas selempang kecil berisi dompet dan ponsel. Begitu pun Arabelle, dia sudah mengenakan jeans abu dengan kardigan putih. Tampilannya dipercantik dengan rambut panjang sepinggang yang dibiarkan terurai begitu saja.

Disudut ruangan sana, di samping jendela, tampak Dominic tengah menatap layar laptop dengan serius. Dia tengah menghadapi tiga atau empat acara pernikahan, paling cepat dua minggu mendatang. Wajahnya terlihat serius dan agak stres.

"Mas, aku antar Ibu dulu, ya?" Arabelle melenggang melempar senyum sambil berlalu. Kedua tangannya sigap membawa koper berukuran sedang milik Ibu Utami.

Ah, aku meninggalkan Aileen berdua dengan Mas Dominic?

***

Halo semua, ikuti terus kisah Pelakor Sedarah, ya.
Kalo kalian mau baca ngebut, cepet dan tanpa iklan ... boleh banget ke www.karyakarsa.com di sana sudah Bab 9 lho. Hehe
Cari aja nama akun aku Fitria Noormala atau fitriaanoorm

Salam,

Author

Pelakor SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang