Bab 6 Novan (bagian 2)

639 10 1
                                    

"Mas, aku mau ikut Novan aja, boleh?" Matanya seperti memohon, melihat reaksi Dominic. "Aku mau milihin isi box-nya." Mata Arabelle berbinar.

"Novan!" Dominic berteriak, menghentikan laju mobil yang siap melesat.

Laki-laki bermata bulat dengan kumis tipis itu menoleh kaget, "Iya, Pak?"

"Istri saya ikut," seru Dominic kemudian.

Seiring dengan hal tersebut, langkah Arabelle memacu cepat menghampiri dan membuka pintu mobil.

Pemuda itu tampak menundukkan kepala bertepatan dengan pandangan mereka beradu. "Nggak apa-apa kan, aku ikut?" Arabelle memastikan.

Senyum seketika terbit di ujung bibir Novan, "Pasti nggak apa-apa, dong, Bu."

Mobil itu melaju aman, melewati jalan raya padat dan debu-debu yang mulai beterbangan di tengah udara Jakarta. Saat toko-toko roti dan kue berderet, kendaraan yang tengah ditumpangi ini menepi.

Di atas etalase berjejer berbagai macam camilan modern dan jajanan pasar. Mulai dari lontong, agar-agar, lemper, bakwan udang, kue lapis, kue bolu, onde-onde, kue pukis, risoles, pastel dan lain sebagainya. Mata Arabelle terus berkelana ke sana, ke mari memerhatikan makanan-makanan lezat yang menggoda.

Selain mata dimanjakan oleh jajanan seperti ini, toko sebelah--toko roti menguarkan bau harum. Aroma butter dan margarin begitu meliuk-liuk di indra penciuman.

"Atau mau roti, aja?" Arabelle berbicara pada Novan dengan menepuk sebelah pundaknya. Mata perempuan itu terus memandang tanpa jeda toko sebelah.

"Campur aja gimana, Bu?" Novan bernegosiasi.

Arabelle setuju. Padahal dia tak akan ikut rapat sama sekali. Tapi, antusiasnya tinggi. Nampaknya perempuan itu hanya ingin jalan-jalan santai--bukan perjalanan dengan misi seperti membeli kebutuhan bulanan atau membeli alat tulis anaknya. Tak butuh waktu lama, Novan sudah memesan beberapa roti dan jajanan pasar sekaligus dalam dua puluh lima kotak box berukuran kecil, seperti arahan istri Dominic.

***

Matahari mulai naik tegak lurus di atas pandangan mata, Dominic keluar dari ruangan rapat seraya menghampiri Arabelle yang tengah melamun di atas kursi kayu. Padahal siang ini teriknya luar biasa.

"Pulang?" tanya Dominic saat pandangan mereka beradu. Tangan besar nan lembut itu menggantung di udara, ruas-ruas jarinya tegang menanti sesuatu.

Arabelle mengangguk, menyambut tangan suami dengan miliknya. "Yuk," jawabnya seraya berdiri dan menyamakan langkah.

Sepanjang perjalanan pulang yang dibicarakan hanya Novan dan Novan. Arabelle seakan tertarik dengan pemuda tadi. 

"Kamu suka sama dia?" Dominic memasang wajah kurang suka. Perlahan melepaskan genggaman tangan mereka. Matanya mulai tajam hanya memandang jalanan padat di jam makan siang.

"Bukan ... ini buat pacar Aileen." Binar matanya terus memancar. "Cocok nggak, Mas?"

Dominic tampak berpikir, wajah kesalnya mulai memudar. "Dia emang cekatan dan baik, sih. Usianya juga udah mateng. Ya … dua puluh tujuh tahun kalo nggak salah." Tebakan Arabelle benar.

"Jadi?" Arabelle bertanya seakan penuh desakan. 

Dominic menoleh ke kanan, di mana Arabelle duduk tenang saat lampu merah di depannya menunjukkan angka enam puluh tiga. Matanya melunak, mendekatkan bibirnya pada milik Arabelle, mengecup singkat. "Boleh, dia tangan kanan aku."

Ada rona malu dan senang di wajah perempuan itu.

Perlahan tangan kanan Arabelle mencubit paha suaminya gemas. "Di jalan tahu, Mas. Nggak sadar, ya?"

Pria itu hanya tersenyum sambil mengalihkan pandangan ke arah lain. Dua lesung pipinya jatuh terjembab ke dalam, membuat Arabelle selalu jatuh cinta pada orang yang sama setiap hari. Tangan kecil miliknya, diraih sekali lagi, dikecup bertubi-tubi oleh Dominic.

"Aku sayang kamu." Tangan kiri milik suaminya beralih mencubit pipi Arabelle pelan. 

Arabelle hanya membalas senyum dengan rona merah di pipi. Entah dia tersipu berapa kali kali ini.

***

Halo, terima kasih sudah setia membaca Pelakor Sedarah ya.
Nantikan terus update-annya setiap pukul 06.00 WIB setiap hari.
Bagi kalian yang mau baca ngebut dan tanpa jeda iklan, boleh banget berkunjung ke www.karyakarsa.com dengan nama akun Fitria Noormala atau fitriaanoorm, ya. Di sana sudah update sampai Bab 19, lho! Hehe (⁠ ⁠˘⁠ ⁠³⁠˘⁠)⁠♥

Salam,

Author

Pelakor SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang