Seorang perempuan tengah duduk sendirian di sudut kafe. Wajahnya gelisah dengan mata sembab karena tangisnya semalam. Tapi, kacamata berwarna cokelat yang dia kenakan menyamarkan itu semua.
Sudah tiga puluh menit dia duduk di sana, pun pelayan telah menghampirinya lebih dari satu kali. Tapi, dia selalu menolak untuk memesan makanan atau minuman sekarang.
Dari kejauhan, tampak seorang pria memakai celana denim cokelat dengan kaos hitam berjalan gagah. Langkahnya mantap menuju salah satu meja di kafe itu. Setelah pria itu duduk, otomatis sang pelayan datang untuk ke sekian kalinya berkunjung ke meja yang sama.
"Vanila latte," ucap si pria tak santai, napasnya masih belum stabil.
"Aku es jeruk aja, Kak." Aileen menyambut tatapan si pelayan saat pandangan mereka beradu.
"Ada tambahan?" tanya pelayan lagi menatap dua orang di depannya bergantian.
Pertanyaan itu dijawab oleh gelengan kepala serempak. Lalu pelayan itu mengangguk dan undur diri dari sana.
Dominic mengatur napas sedemikian rupa sampai dirinya merasa benar-benar lega. "Kenapa nggak ngomong langsung di chat apa di rumah aja, Ai?" Pria itu mengawali pembicaraan. Masker yang sejak tadi dia pakai, dilepaskan saat merasa sekelilingnya aman.
Aileen menggeleng, "Nggak bisa, Mas. Aku harus ngasih tahu secara langsung." Perempuan itu mengeluarkan wadah kecil merah berbentuk persegi panjang, lalu menggesernya di atas meja sampai beradu dengan lengan Dominic.
"Apa ini?" tanya Dominic penasaran.
Aileen enggan menjawab, dia hanya memberikan isyarat agar wadah itu segera dibuka.
Kening Dominic mengerut saat membuka pita di wadah tersebut. Hari ini dia tak mengharapkan hadiah, pun yang berulang tahun sebenarnya Aileen--meski sudah lewat satu bulan lalu.
Saat wadah itu benar-benar terbuka, terlepas dari tutup dan pengikatnya, pupil mata milik Dominic membesar. Dia mengucek matanya berkali-kali. Tespack garis dua ini seperti badai di siang bolong. Dengan segera wadah itu ditutup kembali rapat-rapat.
"Sejak kapan?" tanya Dominic tanpa basa-basi.
"Aku baru tes semalam, saat mas dan kakak tengah bersenang-senang di kamar," jawab Aileen dengan air muka terluka.
Dominic terdiam. Dia tak memberi komentar apa pun tentang kalimat Aileen barusan.
Tak lama sang pelayan datang membawa segelas es jeruk dengan vanila latte. Setelah salah satu dari Dominic atau Aileen tersenyum, pelayan itu bertolak pergi lagi.
Aileen menggapai tangan Dominic agak bergetar. "Aku nggak mau hamil, Mas," ucapnya pelan, tapi pria itu mampu membaca garis bibir sang perempuan.
Dominic memberi isyarat agar dia tak melanjutkan pembicaraan ini. "Habiskan minumanmu, lalu temui aku di dalam mobil di parkiran." Tanpa menyentuh vanila latte sama sekali, suami Arabelle ini meninggalkan Aileen seorang diri di meja pengunjung.
Namun, Aileen malah mengekori langkah Dominic ke arah kasir.
"Nggak diminum?" tanya Dominic lagi.
"Nggak nafsu," jawabnya singkat.
Mereka berdua melewati beberapa meja dengan wajah agak tegang. Langkahnya lurus menuju parkiran di dekat taman kafe ini. Aileen dan Dominic masuk ke dalam mobil bersamaan.
"Mas, ini gimana? Aku nggak mau hamil!" Kacamata yang sejak tadi Aileen gunakan dia lepas, menunjukkan mata panda dan sembab pada Dominic. Tanda dia menangis semalaman tanpa henti.
Dominic memijat pelipis dengan kasar. "Kamu maunya gimana?" tanya Dominic dengan nada datar, agar Aileen tak merasa tertekan dengan semua hal ini. Buah dari perbuatan terlarang mereka tepatnya.
Aileen menggelengkan kepala cepat, dia malah melanjutkan tangis. Membuat keadaan semakin runyam.
"Kamu mau rawat anak ini apa digugurin?" tanya Dominic memperjelas maksud pertanyaannya.
"Gu-gurin aja, Mas," jawabnya.
***
Halo selamat pagi. Wah, aku seneng banget pembacanya sudah 2k 😍🙈
Terima kasih teman-teman semua 🖤Meski begitu, baca terus kisah Pelakor Sedarah ya. Oh, iya. Setiap yang aku update di sini, aku update juga di Karya Karsa, lho. Di sana aku update 2 Bab per hari. Yuk jangan sungkan mampir, yuk!
Akun karya karsa: Fitria NoormalaMau diskon voucher? DM aja silakan ya, aku baik nggak galak. Hihiw. Terima kasih banyak.
Salam,
Author ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakor Sedarah
RomansaArabelle dan Dominic adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama tujuh tahun. Mereka hidup berkecukupan. Apa lagi dengan kehadiran anaknya Elia yang pintar dan cantik. Arabelle memiliki adik bernama Aileen. Mereka hanya dua bersaudara den...