Bab 19 Garis Dua (bagian 2)

632 10 0
                                    

Perempuan yang mengenakan kardigan merah muda dengan rambut yang diikat asal itu menyimpan keresek di atas ranjang. Lalu cepat-cepat keluar dari kamar adiknya, takut kehadirannya membuyarkan konsentrasi.

Setelah pintu tertutup sempurna, Aileen memandang keresek besar putih itu. Mengambil pembalut yang ada di dalamnya.

Seperti ada yang kulupakan. Tapi, apa? Batin Aileen bingung sendiri.

Gadis itu melihat kalender yang menempel di dinding kamarnya lekat-lekat, lalu mata kecilnya membola seakan-akan keluar dari jalan edarnya.

"Hah? Ini udah telat satu minggu!" ucapnya pelan di depan kalender. Dua tangannya menutup mulut yang terus menganga.

Dengan cepat Aileen membuka laci di dalam meja belajar. Sejak dia aktif melakukan hubungan terlarang dengan Dominic, gadis itu menyempatkan membeli banyak testpack sekaligus. Setiap bulan dia menggunakannya satu per satu, memastikan rahimnya aman, tak mengandung janin dari iparnya.

Kenapa aku bisa lupa untuk tes bulan ini? Aileen membatin.

Tanpa pikir panjang dia mengambil dua testpack sekaligus dan menyembunyikannya di dalam kaos besar yang tengah dia pakai. Langkahnya sangat terburu-buru. Gadis itu memilih kamar mandi paling belakang di sudut rumah dekat lorong kamar yang dia tempati sekarang. Jika memakai kamar mandi di dekat dapur, takut berpapasan dengan orang lain yang menimbulkan kecurigaan.

Setelah mendapatkan wadah plastik untuk menampung urine, Aileen masuk ke dalam kamar mandi dengan perasaan waswas. Saat urine telah tertampung sempurna, dengan hati-hati dia mencelupkan ujung testpack selama tiga puluh detik. Dan hasilnya dua garis. Terang, tak samar sedikit pun.

Aku positif hamil?

Tangan perempuan berusia dua puluh dua tahun itu gemetar hebat. Untuk beberapa saat tubuhnya membeku, tak melakukan gerakan apa pun. Setelah lima belas menit di dalam kamar mandi, dengan langkah lemas, dia keluar. Segera masuk ke kamar dan menguncinya.

Sekarang Aileen tengah memikirkan ide bagaimana cara untuk memberitahu ini semua pada Dominic, sang ayah dari janin.

Dengan sengaja, saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, Aileen duduk di ruang tengah. Berharap Dominic keluar dari kamar sekadar untuk mengambil semangka atau mengisi air minum dingin di dalam kulkas.

Tapi nihil, pria pujaan hatinya tak kunjung keluar dari kamar. Dengan penasaran Aileen berjalan mendekat ke arah kamar utama milik Arabelle dan Dominic. Kamar itu gelap, hanya ada sedikit sinar dari lampu tidur. Setelah merapatkan telinga rapat-rapat ke pintu, terdengar suara aneh nan samar. Suara aneh itu bersahutan antara Dominic dan Arabelle. Ah, sial! Aileen hampir menangis di depan pintu.

Perempuan yang diduga tengah berbadan dua itu berlari ke dalam kamarnya lagi. Membanting pintu kuat-kuat lalu menangis.

Sudah pukul dua belas, mata Aileen tak kunjung bisa terpejam. Dia mencoba menggarap tugas-tugasnya tapi pikirannya buyar ke mana-mana. Mencoba tidur pun tak bisa. Bayangan tentang testpack garis dua dan adegan di kamar kakaknya terus berkelebat. Ada rasa dikhianati yang dirasakan.

Jika mama dan kakaknya tahu dia hamil di luar nikah, entah bagaimana nasibnya ke depan. Tangisnya semakin deras malam itu.

***

Halo-halo. Selamat tanggal 1 Mei, ya 😁✌️
Semoga rezeki makin mengalir di bulan ini, aamiin.

Oh iya, sekarang Pelakor Sedarah sudah di ujung Bab 19, nih. Seru, nggak?
Btw jangan lupa follow, vote dan komen, ya, biar aku semangat berkarya sebagai penulis yang baru menetas, hehe 😍🙈

Aku juga update di Karya Karsa. Di sana sudah otw tamat, lho. Yuk, jangan sungkan buat mampir!
Akun: Fitria Noormala

Salam,

Author ❤️

Pelakor SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang