Seorang pria dengan kemeja abu-abu tua dan celana bahan hitam tengah duduk di salah satu kafe. Badannya tidak kurus atau pun gemuk. Mata dari si lelaki terus melihat jam tangan yang dia kenakan. Risau menunggu seseorang datang.
Sore kemarin, saat rapat penutupan pernikahan resepsi terakhir di Bulan Maret, Dominic selaku CEO Gold Wedding tiba-tiba berbicara di luar pekerjaan ketika mereka hanya tinggal berdua. Pria tampan itu menginginkan dirinya berkenalan dengan adik iparnya yang masih sendiri.
Novan sendiri usianya sudah mulai memasukki usia dua puluh tujuh tahun. Usia yang pas untuk memiliki kekasih, bahkan menikah. Orang tuanya sudah beberapa kali menanyakan keberadaan pacar pada Novan, yang jelas-jelas dia tak punya.
Dengan pertimbangan cukup singkat, dia ingin mencoba bertemu dengan Aileen. Mereka berdua kini sama-sama ada di kapal dengan tiket serupa. Yakni diminta bertemu tanpa aba-aba. Berharap rasa mengalir seperti air. Toh, tak ada salahnya mencoba, bukan?
Dua puluh menit menunggu, seorang gadis muda dengan celana denim cokelat susu, kemeja cokelat tua garis-garis dan tas selempang santai datang. Pandangannya beredar menyapu lantai dua di kafe ini. Mencari sosok laki-laki yang disebutkan dalam pesan singkat di ponselnya tadi pagi.
Novan berinisiatif melambaikan tangan sambil mengumbar senyum ramah saat mereka beradu tatap. Perempuan itu lantas berjalan mendekat, duduk tepat di hadapannya.
"Kak Novan, ya?" tanyanya dengan senyum manis.
Lelaki itu mengangguk, lantas mengangkat tangan kanannya dan menunjuk si gadis dengan sopan, "Aileen?"
Gadis itu pun mengangguk.
Aileen duduk dengan canggung. Matanya terus melihat ke kiri dan ke kanan. Ini kali pertama dia bertemu laki-laki asing. Atau bisa dikatakan ini adalah kencan perdana baginya.
Novan pun sama, gerakannya kikuk dan kaku seperti gorengan tempe yang baru saja matang. Selama ini, sejak dia lulus kuliah, fokusnya hanya bekerja. Maklum, dia adalah anak satu-satunya. Atau sebetulnya tidak. Karena adik laki-laki yang dia miliki telah lama pergi dipanggil Yang Mahakuasa saat kecil dahulu.
"Mm, ma-mau pesan apa?" Novan bertanya pada Aileen. Tangan kanan laki-laki itu mengangkat sebentar, memberi isyarat pada pelayan untuk mendekat.
Aileen menerima buku menu dengan cukup ramah, beberapa menit tangan kanannya sibuk membolak-balikan kertas tebal di depan.
"Ice matcha boba latte, klappertart ... sama kentang goreng saus keju aja, Mbak." Aileen menyerahkan buku menu kembali.
Tatapan pelayan beralih pada Novan. Dia tak membuka buku menu sama sekali. Saat mata pelayan seperti membidiknya, dia hanya berkata, "Samain aja."
"Ditunggu ya, Kak." Perempuan dengan seragam merah berkerah dan rok hitam pendek itu berjalan meninggalkan mereka.
Novan menggeser bokongnya perlahan, tanda dia gugup menghadapi perempuan seorang diri seperti ini. Beberapa kali keringat dingin mencuat di balik punggung kokohnya.
"Kamu ... sibuk apa sekarang?" Akhirnya kalimat pertama keluar juga setelah lima belas menit tanpa percakapan apa pun.
"Kuliah," jawab Aileen tanpa minat. Pandangannya beralih pada tas kain. Mengambil ponsel di dalam.
Pria itu tersenyum, kemudian mencoba fokus dengan Aileen, bukan dengan rasa canggungnya. "Oh," ucapnya, "semester berapa, Ai?"
Aileen dengan tatapan datar menaruh ponsel di atas meja. Menatap balik Novan yang sudah menatapnya terlebih dulu. "Ya, semester depan udah skripsi, sih."
Jari-jari milik pria berhidung mancung itu mengetuk-ngetuk meja kayu di depan. Kepalanya terlihat beberapa kali mengangguk. "Mh, hari ini kuliah?"
"Ini baru pulang," jawabnya cepat.
Membosankan.
Saat suasana benar-benar suntuk, hidangan datang. Menguarkan aroma lezat dari radius dua meter. Senyum tipis terbit dari sudut bibir Aileen.
Semua gerak-garik Aileen tak luput dari detail Novan.
***
Uhuy, udah menginjak bab 10 nih. Makasih banget udah setia membaca cerita ini ya 😍🙏
Bagi kalian yang mau baca ngebut tanpa jeda iklan, boleh banget mampir ke www.karyakarsa.com lalu cari nama akun aku Fitria Noormala
Di sana Pelakor Sedarah sudah bab 33, lho.
Hehe.
Ditunggu banget, lho.Salam,
Author
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelakor Sedarah
RomansaArabelle dan Dominic adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama tujuh tahun. Mereka hidup berkecukupan. Apa lagi dengan kehadiran anaknya Elia yang pintar dan cantik. Arabelle memiliki adik bernama Aileen. Mereka hanya dua bersaudara den...