Bab 5 Dua Kali (bagian 1)

1.4K 16 0
                                    

Dominic seperti diawasi oleh Aileen, setiap gerak-geriknya diperhatikan per inci.

"Kenapa ngeliatin mas terus?" Pria itu bertanya tanpa menoleh, tangan putih nan kokohnya sibuk dengan layar laptop dan mouse.

"Kenapa sih, Mas itu ganteng?" Aileen menopang semua bagian kepala dengan tumpuan tangan kirinya. Mata bulat seperti bulan purnama lurus terpancang menatap Dominic kagum.

Dominic menghela napas kasar, mencoba waras dengan segala candaan Aileen. Dia bahkan memilih pura-pura tak ingat kejadian di dalam mobil saat semalam gadis itu mengecup pipinya singkat.

"Gantenglah, makanya Kakakmu suka, kan?" jawaban Dominic berhasil membuat Aileen terdiam, bahkan agak cemberut. Badannya bergeser ke belakang beberapa sentimeter--kecewa dengan tanggapan kakak iparnya.

Aileen berdiri dari kursi, menggeliat sekuat tenaga. Mulutnya lantas menguap beberapa detik yang diikuti oleh sebelah tangan yang menutupinya.

"Aku berangkat, Mas." Gadis berkemeja hitam pendek dengan celana bahan dan rambut diikat tinggi-tinggi itu melangkah mantap.

Dominic mengangguk tanpa menoleh. Saat pria itu ingin memastikan Aileen telah bertolak, tiba-tiba pipinya terasa hangat. Lagi.

Gadis itu sejak tadi membungkuk persis di sebelah Dominic dengan radius ... ah, tanpa jarak bahkan--nyaris.

Dengan mata membola, Dominic memegang pipi kiri yang menjadi sasaran kecupan Aileen. "Dek?"

Aileen tersenyum nakal tapi santai. "Dua kosong, ya, Mas."

Gadis itu berlenggak-lenggok meninggalkan Dominic sendirian yang masih kaget sampai Aileen menutup pintu utama rapat-rapat.

Tak lama, pintu utama terbuka kembali. Hati Dominic berkecamuk bingung, rasanya seperti ada gumpalan besar dalam dada yang harus segera dia buang.

"Heh, gadis nakal!" Teriak Dominic pada si pembuka pintu.

Perempuan termaksud mematung, "Kenapa, Mas?" Itu Arabelle, baru saja pulang mengantar Bu Utami dari terminal. Tatapannya heran.

"A-ah, Sayang?" Dominic salah sangka, dia kira itu Aileen.

Arabelle berjalan santai diikuti oleh Elia. Perempuan itu menatap Dominic hangat saat tubuh mereka sangat dekat. "Siapa gadis nakal, Mas?"

Dominic tampak berpikir sejenak, sampai akhirnya dia berkata, "Lupain, mas lagi agak stres aja sama kerjaan."

Pria itu melipat laptop, melipat kedua tangan ke belakang tengkuk. Matanya jauh menatap langit-langit. Terbayang kejadian beberapa saat lalu. Seperti tatapan nakal Aileen dan kecupan singkatnya.

Arabelle terus memerhatikan suaminya tanpa jeda. Mata itu lantas berkeliling mengitari sudut rumah, "Aileen udah berangkat, Mas?"

"Hm? Iya," jawab Dominic singkat.

Aileen sialan. Umpat Dominic dalam hati.

***

Suara motor matik terdengar halus di telinga. Aileen sudah pulang. Gadis itu berjalan santai melewati ruang utama dan dapur, kemudian berbelok ke kamarnya di sayap kiri rumah.

"Pulang, Aileen?" Arabelle yang tengah sibuk membuat camilan sore--risoles mayones, bertanya tanpa melihat siapa yang datang.

"Iya, Kak," jawab Aileen sambil berlalu.

Tak lama, gadis itu duduk di atas sofa depan televisi dengan kaos over size dan celana sangat pendek nan ketat. Tubuhnya telentang bebas di atas sana. Matanya sesekali terpejam, merasakan lelah karena perjalanan dari kampus ke rumah dipenuhi dengan macet. Macet dan lampu merah dengan hitungan enam puluh detik ke atas. Seakan hidupnya habis di sana.

"Ai, kakak minta tolong boleh?" Arabelle masih berteriak sambil mencelupkan risoles ke dalam tepung roti.

"Hm?" Aileen dengan malas dan mata masih terpejam--bahkan semakin rapat, hanya menjawab dengan deham.

"Tolong kupasin semangka di kulkas, ya," lanjut Arabelle yang tak mendapatkan respons apa pun dari adiknya. Aileen tertidur pulas dalam hitungan menit. Cepat sekali.

Arabelle sudah maklum dengan sifat adiknya yang agak pemalas ini. Semua karena Ibu Utami terlalu memanjakkan Aileen.

Tak ada yang bisa dilakukan oleh Arabelle selain berdengkus kesal. Kalo bukan adik kandung, sudah kuusir sejak lama, batinnya.

***

Terima kasih telah setia membaca Pelakor Sedarah, ya. Dukung karya aku terus dengan cara vote dan komen.
Oh, iya. Jika kalian ingin membaca cepat tanpa jeda iklan, boleh banget mampir di Karya Karsa aku ya dengan akun: Fitria Noormala atau fitriaanoorm. Di sana sudah sampai bab 13, lho. Terima kasih banyak. 💙💙

Salam,

Author

Pelakor SedarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang