Hari ini adalah hari yang dinanti oleh semua orang. Ya, benar. Hari Minggu. Di hari ini, kegiatan bersekolah dan bekerja libur.Mungkin bagi sebagian besar orang, hari Minggu digunakan untuk bersantai dan ber leha leha. Setelah sholat subuh, kembali lagi ke atas kasur dan melanjutkan tidur.
Tapi, hal itu tidak berlaku untuk keluarga Layla. anggota keluarga Layla sibuk dengan urusan nya masing-masing.
Layla sedang membantu bundanya membersihkan rumah, Bang Adit sedang mencuci motornya, Ayah Azam sedang mencuci mobilnya, kak April sedang menjemur pakaian.
"Layla, kalo udah nyapu dan ngepel ruang tamu tolong sapuin teras rumah yaa!" bunda Mayang memberikan instruksi dari arah dapur.
Layla menghela nafas dan pergi ke teras rumah untuk menyapu dan mengepel.
Setelah 1 ½ jam lamanya membersihkan rumah, sekarang keluarga Layla sedang bersantai di teras rumah.
"Huhh, capek banget deh." keluh Layla.
April menoyor kepala Layla,"Halah, cuman nyapu ngepel ruang tamu dan teras rumah aja capek," ucap April.
"Kak, gak boleh gitu." bunda Mayang memperingati.
"Tuhh, gak boleh gitu kaka April yang cantik dan baik hati pacarnya kak Ji-Sung." Layla menimpali.
"Ji-Sung punya agama?" Tanya bunda Mayang.
April mengedikkan bahunya acuh. "Mana saya tau."
"Wong kok unik. Katanya suka, tapi kok gak tau?" Sahut Ayah Azam.
"Kan emang suka doang yah," kata April sambil menyengir.
Bang Adit yang mendengar perkataan April langsung mendelik, "masa 'cuman suka' beli light stik, beli album, beli poster, beli photo card, beli polaroid, beli photo book. Belum lagi koleksi buku novel kamu yang udah menuhin satu rak buku." ucap Adit mengebu-gebu.
April memutar bola matanya malas,"Ihh, Abang juga kayak gitu 'kan,ke mbak Yeri. Kalo sama-sama K-popers jangan gituu." kata April.
Sementara bunda Mayang dan ayah Azam hanya menggeleng melihat perdebatan kedua anaknya.
Sekarang sudah jam 07.30, tapi keluarga Layla belum sarapan karena setelah mereka sholat subuh, mereka langsung mengerjakan pekerjaan rumah.
"Kalian mau sarapan apa?" tanya bunda Mayang sambil beranjak pergi ke dapur.
"Ayam bakar," Layla dan April menjawab bersamaan.
Mayang mengangguk,"kalo abang, mau makan apa?" tanyanya.
"Samain aja," jawab Adit.
"Kalo ayah, mau makan apa?" tanya Mayang pada Azam.
Azam tersenyum,"apapun yang kamu masak, bakalan aku makan kok," ujarnya.
"YEUUUHHHH. BUCHHEENN." Adit, April dan Layla kompak berteriak saat mendengar perkataan ayahnya.
"Dunia serasa milik berdua nih yee," Layla mencibir.
"Kita cuman ngontrak di dunia ini," April menimpali.
"Pindah ke mars aja yuk, dek," ucap Adit bergurau.
April dan Layla kompak mengangguk, "ayo kak. Bosen lama-lama liat yang bucin melulu," balas Layla.
Mayang dan Azam tertawa melihat tingkah ketiga anaknya. Azam merangkul Mayang dari samping,"Bun, masaknya ayah bantuin yaa," kata Azam dengan suara merdu khas nya.
Mayang menengadah dan menatap wajah tampan milik suaminya. Pipinya bersemu merah, dia mengangguk.
Setelah itu, Azam dan Mayang masuk ke dalam rumah meninggalkan ketiga anaknya yang berteriak tak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layla Dan Kehidupannya
Teen FictionKata orang, cinta pertama itu takkan pernah berhasil. Lantas, Layla bertanya-tanya. "Emang iya kalo cinta pertama ga akan bisa berhasil?" tanyanya dengan wajah polos di umur 11 tahun, saat akan menduduki bangku kelas 6 SD. Di umur 14 tahun, Layla s...