26. | Akhirnya

29 2 3
                                    

vote dlu dong sebelom baca. semenjak suka nonton drakor, aku jdi jarang baca wattpad. TAPI TAPI TAPI... akhir-akhir ini aku jdi baca wattpad lgi karena menemukan cerita yang sangat amat ✨️WOWW✨️lah, kok aku jdi cerita? ya intinya gitu wéh lah pokoknya mah. oh iya, cerita yang aku baca judulnya Revenge sma  Garis Singgung. ngasih tau aja si, bisi ada yang mau baca. HEHEHEHE.

Happy Reading.


1 minggu setelah Layla dipukuli oleh Jenia.

Layla menghela napas pelan. Dirinya sedang berada di taman komplek, duduk di atas bangku yang ada di sana sembari menunggu kedatangan Gilang.

Gilang mengajak Layla bertemu di taman komplek karena jaraknya dekat dari rumah Layla. Layla memainkan kuku-kuku jarinya karena merasa gugup. Lalu dia  melihat arloji yang terpasang di tangan kanannya. Ia melihat jarum pendek mengarah  ke angka 5 dan jarum  panjang mengarah ke angka 12.

"Hai," Gilang dengan suara khas-nya menyapa Layla, lalu duduk di samping Layla. Yang disapa hanya menyunggingkan senyum tipis.

"Kamu sudah lama menuggu?" tanya Gilang. Suaranya terdengar serius.

Layla menggelengkan kepalanya. "Baru 5 menit."

"Kamu tau? Aku naksir kamu saat kamu berbicara pada Aily. Protes tentang waktu istirahat yang menurutmu terlalu sebentar, meskipun memang iya." Gilang tertawa kecil.

Layla menolehkan kepalanya ke arah Gilang. Lelaki itu memiliki netra hitam yang meneduhkan, rahangnya tegas, dan bentuk bibirnya yang indah selalu membuat Layla  kagum. Setiap tutur katanya selalu berputar di pikiran Layla bagaikan kaset. Saat lelaki itu menyadari bahwa Layla menatapnya, dia tersenyum. Senyum yang selalu ia terbitkan saat bersama Layla. Sesaat, dunia seperti membeku dan Layla akan selalu menyadari bahwa senyuman Gilang akan selalu membuatnya bahagia.

"Mengapa kamu begitu serius menatapku? Apakah aku se-tampan itu hingga kamu tak bosan menatap wajahku?" Gilang dengan kepercayaan dirinya berbicara. Tak apa, Layla suka orang yang percaya diri. Dan dia tidak suka orang yang rendah diri. Menurutnya, kepercayaan diri itu harus ditanamkan karena itu sangat penting. Bagaimana orang-orang akan menganggap diri kita cantik sedangkan kita saja selalu merasa diri kita tidak cantik?

"Iya. Kak Gilang emang ganteng," jawab Layla dengan senyumannya.

Gilang tertawa kecil lalu mengusap pucuk rambut Layla. Dia mengeluarkan earphone yang ada di saku celananya. Lalu, Gilang memasang earphone itu di telinganya dan satu lagi di telinga Layla. Ia mengeluarkan ponselnya lalu membuka aplikasi YouTube dan memutar lagu Remaja milik Hivi.

Gilang menoleh ke arah Layla. Begitupun sebaliknya. Hingga alunan musik mulai terdengar, mereka memusatkan pandangan ke arah depan.

Kita remaja
Yang sedang dimabuk asmara
Mengikat janji
Bersama Selamanya
Hati telah terikat
Sepasang mata memikat

Tepat setelah lirik itu  dinyanyikan, Layla dan Gilang bertatapan  kembali.

Melambungkan asmara
Yang s'lalu meminta
Mengulur senja menanti datang
Sang Pemilik Hati
Rela menanti
Sejak terbit mentari

Layla Dan Kehidupannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang