27.| Mengenang

19 2 0
                                    

guys. di sini Layla nya kelas 8 semester 2 ya!

.

.

.

.

Happy Reading

"LAYLA!" teriak Ros tepat di depan wajah Layla. Ros menghela napas kasar lalu memijat pangkal hidungnya. Merasa lelah karena dia memanggil Layla berkali-kali namun yang dipanggil tak memberi respon.

Layla terlonjak kaget. "Hah? Apa?" respon Layla seadanya. Dia tak sadar melamun.

"Mikirin apa sih? Daritadi dipanggil kagak nyaut." Mata Rissa memicing.

Layla menggeleng sambil tersenyum kecil. Dia tak mungkin menjawab pertanyaan Rissa. Dia mengingat masa-masa dimana dirinya dan Gilang dekat. Hah, sekarang untuk bertegur sapa saja rasanya canggung. Sejak hari di mana Gilang mengakhiri hubungan mereka yang tak pernah dimulai, Layla memutuskan untuk tidak menghubungi Gilang lagi. Dia mem-blokir WhatsApp Gilang dan akun Instagram nya.

"Fiks! Mikirin kak Gilang ini mah." Rissa dan Ros berseru.

Layla tertawa garing. "Apaan sih? Ya nggak lah."

Setelah itu, Rissa dan Ros mendengus karena tak puas mendengar jawaban Layla. Setelahnya, ketiga manusia itu membuka buku masing-masing dan mulai membacanya.

"Ehh ceu Mayang tumben teu maké masker?" Kelvin tiba-tiba bergabung diantara ketiga perempuan itu.

"Ehh ceu Ita tumben sakola? Biasanya ogé alpa waé," balas Layla merasa heran. Tumben sekali Kelvin masuk sekolah? Bisa dihitung jari berapa kali Kelvin masuk sekolah  dalam sebulan.

Kelvin diam. Merasa tak akan menang jika berdebat dengan Layla. "Ih atuh. Kan sebentar lagi Ujian Akhir Semester. Aku téh kudu jadi anak rajin. Bener teu, Ris?"

Rissa merespon dengan dehaman singkat. Dirinya sedang fokus membaca buku. Saat ini adalah jam istirahat, namun kebanyakan siswa-siswi kelas VIII-B berdiam diri di kelas untuk belajar lagi. Ujian Akhir Semester tinggal menghitung hari.

"Tumben banget ya banyak yang di kelas? Gak biasanya." Kelvin menggelengkan kepalanya heran.

Plak

Suara itu berasal dari Ros yang memukul lengan Kelvin. Kelvin meringis, "Naon sih?"

Ros melotot. Dirinya sedang fokus menghafal rumus, dan Kelvin tiba-tiba datang dan menganggu konsentrasinya. "Pergi sana! Kehadiran kamu cuman ganggu."

Kelvin mendelik lalu pergi keluar kelas.

"Ting ting ting ting. Sekarang, saatnya masuk kelas. Jam pelajaran akan segera dimulai." Pengeras suara yang terpasang di setiap koridor menggema.

Beberapa murid yang berada di kantin, di koridor, ataupun di perpustakaan kembali masuk ke ruang kelas masing-masing.
.

.

Layla Dan Kehidupannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang