Gilang sma Jenia itu nonmus.
Happy Reading.
Jum'at pagi ini Layla dan keluarganya sedang membuat 70 nasi kotak untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan.
Masih ingat dengan meeting Azam di cafe beberapa waktu lalu? Dalam rangka syukuran karena Azam mendapatkan proyek baru, mereka membuat nasi kotak.
Coba tebak, saat ini pukul berapa? Pukul enam? Oh, salah. Sekarang masih pukul empat pagi.
Mayang dan Azam bangun pukul ½ dua dini hari untuk membuat nasi kotak. Mereka membangunkan ketiga anaknya dan juga Fajri pukul ½ empat . Jangan lupa, Fajri ada masih ada di rumah Layla. Ia akan pulang nanti sore, saat orang tuanya sudah ada di rumah.
Sekarang sudah pukul 05.00, itu artinya mereka semua harus melaksanakan sholat subuh sebelum waktunya habis.
"Sholatnya gantian ya. Bertiga-bertiga," ujar Mayang memberi instruksi.
"Aku sama ayah sama bunda," ucap Layla bersemangat lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Tepat pada pukul 06.15 pagi, Azam dan keluarganya telah selesai membuat nasi kotak. Layla dan Fajri sedang mandi.
Maksudnya, Layla mandi menggunakan kamar mandi yang ada di lantai dua, sementara Fajri mandi menggunakan kamar mandi yang ada di dekat dapur.
Sedangkan Adit dan April sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah di kamar masing-masing.
Hembusan angin menerpa wajah kedua orang yang sedang duduk di atas jok sepeda. Layla dan Fajri menikmati semilir angin dan juga matahari pagi yang menemani mereka menuju ke sekolah.
"Hari ini kamu pulang jam berapa Lay?" tanya Fajri sambil sedikit menolehkan kepalanya ke belakang.
"Kayaknya pulang jam setengah satu," jawab Layla kurang yakin.
Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di sekolah menggunakan sepeda adalah 12 menit. Dua belas menit sudah berlalu. Itu artinya, Layla dan Fajri sudah sampai di sekolah.
Keduanya berjalan beriringan menuju kelas masing-masing. Karena Layla dan Fajri berbeda kelas, mereka harus berpisah di tengah jalan.
"Assalamu'alaikum. Hello guys, Layla yang cantik comeback," ucap Layla dengan sangat percaya diri.
Murid-murid yang mendengar itu lantas menjawab salam sambil mendengus.
"Wa'alaikum salam Layla cantik," jawab Haikal lengkap dengan wajah tengil nya.
Layla tersenyum menaggapi perkataan Haikal. Lalu, ia duduk di kursinya.
"Pagi guys," sapa Layla pada Rissa dan Ros yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Rissa sibuk membaca buku, sementara Ros sibuk melihat foto yang baru di post oleh bias nya di Instagram.
"Pagi juga Lay," balas Rissa dan Ros sambil tersenyum dan melihat ke arah Layla.
Layla melihat Reyhan yang sedang membaca buku Bahasa Indonesia, "Masya Allah. Temanku yang satu ini memang sangat rajin ya," ucap Layla mendramatisir.
Reyhan? Dia hanya diam dan fokus membaca buku yang sedang ia pegang.
Murid-murid ambis yang ada di dalam kelas VII E merasa gelisah. Bagaimana tidak? Sekarang sudah pukul 07.30 dan guru yang seharusnya mengajar belum datang.
Sebenarnya, Layla sih tidak masalah jika tidak ada guru yang mengajar. Itu berarti, Layla bebas.
"Aduhh, ini bu Sukma kok belom dateng sih?" gumam Reyhan namun masih bisa didengar oleh Layla yang duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layla Dan Kehidupannya
Teen FictionKata orang, cinta pertama itu takkan pernah berhasil. Lantas, Layla bertanya-tanya. "Emang iya kalo cinta pertama ga akan bisa berhasil?" tanyanya dengan wajah polos di umur 11 tahun, saat akan menduduki bangku kelas 6 SD. Di umur 14 tahun, Layla s...