Happy reading
Layla sedikit terkejut melihat penampilan Rissa dan Ros yang sedikit 'berbeda' dari biasanya. Mereka berdua memakai jilbab untuk menutupi aurat-nya.
Saat ini, Layla, Rissa, dan Ros sedang berada di kantin. Jam istirahat pertama baru dimulai 5 menit yang lalu.
Layla memakan cireng yang ia pesan sambil tersenyum dan menatap ke arah Rissa dan Ros.
"Hey. Kalo lagi makan gak usah sambil senyum-senyum kek orgil," Rissa menyeletuk tanpa difilter.
Ros menyenggol lengan Rissa dengan sikutnya. "Tuh mulut filter dikit kek."
"Ya maaf."
Ros memutar bola matanya malas. "Lagian, kamu kenapa senyum-senyum sendiri sih, Lay?"
Layla mengedikkan bahu nya. "Aku ikut seneng liat kalian nutup aurat. Rasanya kayak.... kita bisa temenan sampe surga." Layla memakan cireng nya lagi.
"Agak kejauhan sih omongannya. Tapi, aamiin," balas Rissa.
"Aamiin," Ros ikut meng-amin kan.
Hening selama beberapa saat karena ketiganya sibuk memakan makanan yang dibeli. Seperkian detik kemudian, Ros memecah keheningan yang menyelimuti ketiganya.
"Eh, nanti aku gak bisa pulang bareng kalian. Soalnya, aku dijemput sama mama dan bakalan langsung ke RS."
Layla bertanya, "siapa yang sakit?"
"Nenek aku," jawab Ros.
Rissa menelan makanan yang ada di mulutnya lalu menjawab, "aku juga ga bisa pulang bareng, mau quality time sama sepupu."
Layla masih menyimak sambil terus menyantap makanannya. "Kamu gak pa-pa pulang sendiri?" tanya Rissa.
Layla tertawa kecil, "Ya gak pa-pa, lah."
Rissa dan Ros menghela nafas lega mendengar jawaban Layla. "Syukur deh kalo gitu."
Layla bangkit dari kursinya, "Ayo ke kelas. Bentar lagi bel bunyi," ajaknya.
Rissa dan Ros mengangguk lalu kembali ke kelas bersama Layla.
Pukul 14.45.
Kelas Layla sudah bubar 15 menit yang lalu dan sekarang, ia sedang berjalan menuju ke rumahnya.
Di tengah perjalanan menuju ke rumahnya, hujan turun dengan cukup deras membuat Layla mau tak mau harus berteduh di ruko kecil di pinggir jalan.
Layla melihat ada seorang remaja perempuan memakai seragam sekolah yang sama dengan kakaknya. Sepertinya sedang menunggu jemputan dari seseorang.
"Ck, ah. Ini hp kenapa low battery, sih?" orang yang berdiri di samping Layla berdecak sebal sambil melipat kedua tangan di depan dada.
Layla memberanikan diri untuk bertanya. "Kenapa kak?"
Orang itu menoleh,dengan wajah kesal nya ia menjawab, "ini dek, hp aku lowbat. Mau telfon kakak aku dan share loc alamat ini. Eh, malah lemah batre nya. 'Kan menyebalkan."
Layla tersenyum kecil mendengar jawaban orang itu. "Ohh, gitu. Mau pinjem hp aku nggak, kak? Kalo gak mau juga gak pa-pa sih, karena aku gak maksa," ucap Layla.
Mata orang itu langsung berbinar,dia bicara dengan antusias. "Beneran boleh?"
Layla menganggukkan kepala sambil tersenyum. Lalu dia mengeluarkan handphone- nya dan memberikannya pada orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Layla Dan Kehidupannya
Teen FictionKata orang, cinta pertama itu takkan pernah berhasil. Lantas, Layla bertanya-tanya. "Emang iya kalo cinta pertama ga akan bisa berhasil?" tanyanya dengan wajah polos di umur 11 tahun, saat akan menduduki bangku kelas 6 SD. Di umur 14 tahun, Layla s...