13.| Sebuah Awal

19 7 0
                                    



Happy Reading

Layla berdiri di balkon rumahnya dengan tangan yang bertumpu pada tralis sambil menghirup udara segar yang belum terkontaminasi oleh gas karbon dioksida. Ini adalah rutinitas Layla di pagi hari setelah sholat dan juga mengaji.

Tiba-tiba, seseorang menepuk pundak Layla dari belakang yang membuatnya terkesiap.

"Astagfirullah."

Sementara sang pelaku, Aditya Pratama tertawa kecil melihat tingkah adik bungsunya.

Layla menoleh dan mendapati wajah abangnya yang sedang menertawakan dirinya. Tampan.

Adit yang menyadari bahwa adiknya sedang menatap dirinya sambil tersenyum angkat bicara,"ngapain senyum-senyum sambil liatin abang? Terpesona sama kegantengan abang ya?"

Dengan polosnya, Layla mengangguk meng-iyakan pertanyaan itu. Lalu mereka berdua tertawa bersama sambil ditemani oleh kicauan burung yang merdu dan juga matahari yang akan segera terbit.

"Adek abang lucu banget sih," ucap Adit sambil mengusap pucuk kepala Layla yang membuat rambut Layla sedikit berantakan.

"Iya dong. Adeknya abang gitu loh."

"Kalian berdua ketawanya kok gak ngajakin kak April sih?" tanya April dari arah belakang sambil membawa sebuah nampan berisi tiga gelas susu cokelat hangat.

Adit dan Layla menolehkan kepala, lalu menatap April sambil tersenyum.

April meletakkan nampan tadi di atas meja kecil yang memang ada di sana.

"Kakak buatin susu hangat buat abang sama adek. Diminum ya."

Layla menerima gelas dari tangan kakaknya. "Terima kasih sayangnya oppa sehun."

April yang mendengar itu lantas tersipu malu."Sama-sama sayangnya Jaemin."

Adit yang melihat itu geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua adiknya yang sudah di luar nurul. Bahkan si nurul udah gak di luar.

Bercanda.

"Pan pan pan. Ngehalu nya berhenti kapan," celetuk Adit tiba-tiba.

"Kalo sama-sama suka ngehalu mending diem aja deh," balas April dengan nada juteknya.

"Pan pan pan. Berhenti kapan-kapan," balas Layla.

Adit duduk di kursi menyusul kedua adiknya."O aja ye kan."

Lalu, mereka meminum susu hangat bersama.

Jangan bertanya kenapa Adit dan April masih meminum susu di umur mereka yang sudah menginjak 16 dan juga 17 tahun. Mayang dan Azam membiasakan anak-anak nya untuk meminum susu supaya tumbuh tinggi. Kayak iklan susu hilo. Tumbuh tuh ke atas jangan ke samping.

Selesai meminum susu sambil sesekali mengobrol, mereka memutuskan untuk beres beres rumah.

.......

Waktu berjalan dengan begitu cepat. Sekarang, Layla sedang rebahan di atas kasur sambil scrool tiktok. Ya iyalah, orang itu rutinitas nya kalo lagi di rumah.

Tiba-tiba, ada nomor orang tidak dikenal yang mengirim pesan padanya. Layla bangun dan langsung membalas pesan orang itu.

Ternyata, orang yang mengirimi Layla pesan adalah Gilang. Coba tebak, bagaimana perasaan Layla saat ini.

Layla merasa risih, namun juga senang. Dia risih karena Gilang berusaha mendekati dirinya akhir-akhir ini. Namun dia juga senang. Menurutnya, Gilang adalah orang yang mampu menarik perhatiannya.

Layla Dan Kehidupannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang