22.| Kilas Balik

33 6 0
                                    

hai!! sesuai judul, bab ini dan beberapa bab ke depan... akan kilas balik ke masa-masa dimana gilang dan layla dekat. bab kilas balik ini dan beberapa bab kedepan juga akan menceritakan tentang perlakuan jenia pada layla.

Happy Reading.

Mari kita kilas balik pada saat Layla dan Gilang masih dekat. 1 November, tahun 2023.

"Hai, Layla. Sudah ke kantin?" Gilang bertanya sambil duduk di bangku samping Layla.

"Eh?" Raut wajah Layla tampak terkejut. "Kok di sini kak?"

Gilang tersenyum sambil menatap Layla. "Kenapa kamu bertanya balik, cantik?"

Layla mengulum senyum, mencoba menahan semburat merah muda di pipinya. Ia berdeham. "Emangnya aku se-cantik itu ya? Duh, thank youu kak Gilang pujiannya. Kebetulan, aku emang cantik sejak lahir sih."

Gilang masih betah tersenyum. "Iya, cantik. Sangat cantik ."

"Heh! Éta nu duaan bobogohan waé." Ucap Kelvin dari ambang pintu.

Gilang dan Layla bertukar pandangan. 5 detik setelahnya, mereka mengangguk.

"Mau kemana? Tar lagi bel masuk bunyi loh," peringat Kelvin.

Layla menyengir sampai menampakkan gigi gingsul kecilnya. "Mau menyelamatkan dunia, sebentar doang kok. Aslii, kalo Reyhan nanyain kamu ngeles aja. Terserah alesannya apa. Oke? Bye, duluan ya."

Layla menggenggam pergelangan tangan Gilang, lalu mengajaknya berlari ke taman belakang sekolah.

"Mengapa kita kontak fisik? Bukankah itu dilarang dalam agama-mu?" Tanya Gilang.

Diam. Layla tak mampu menjawab pertanyaan itu. Ia tahu, bahkan sangat tahu bahwa kontak fisik antara perempuan dan laki-laki yang belum mahram itu tidak diperbolehkan dalam agama yang dianut olehnya.

Tanpa menjawab pertanyaan Gilang, Layla duduk di kursi panjang yang ada di taman itu.

"Maaf jika pertanyaanku membuatmu tak nyaman. Tidak usah dijawab ya," tutur Gilang.

Layla menanggapinya dengan dehaman singkat. Tak lama kemudian, ia bangkit dari duduknya dan berucap, "udah cukup kak, ngehirup udara seger nya. Aku ke kelas duluan ya."

"Aku akan mengantarmu pulang ke rumah dengan selamat. Dan kamu-" Gilang menjeda ucapannya sambil bangkit dari duduknya, lalu ka berhadapan dengan Layla. "Tak boleh menolak." Sambungnya sambil menunjuk dada Layla.

Gilang mengangkat tangannya dan mengusap rambut Layla pelan. "Sekarang, kamu boleh kembali ke kelas. Semangat menuntut ilmu, sayangku."

Layla tertawa, "terimakasih banyak, pak wakil ketua OSIS," ucapnya.

Gilang ikut tertawa, "kembali kasih, bu sekretaris kelas," ucap Gilang sambil meniru gaya bicara Layla tadi.

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi. Layla keluar dari ruang kelasnya dan segera berjalan menuju gerbang sekolah.

Disana, Gilang sudah menunggu sambil duduk di atas jok motornya.

Layla Dan Kehidupannya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang