19 - Dihukum Bareng

3 1 0
                                    

~Happy Reading~

°
°
°

19 - Dihukum Bareng

Ini adalah hari kedua Angel dan Rey berpacaran. Tapi sayangnya, ini adalah hari yang sial untuk mereka berdua. Atau lebih tepatnya, hanya untuk Angel. Karena menurut Rey, ini hanyalah hal yang biasa saja. Tidak sial, ataupun menyenangkan.

Saat ini, berkat perbuatan mereka kemarin. Mereka berakhir di ruang BK sekarang.

Yah, mereka akan mendapatkan hukuman, karena mereka bolos kemarin.

"Rey lagi, Rey lagi. Gak capek kamu, keluar masuk BK terus?" Ujar Bu Ely, heran sekaligus jengah.

"Gak lah bu... Lagian, ibu harusnya bersyukur. Karena saya udah bikin masalah, jadi ibu ada pekerjaan. Ibu, juga jadinya gak makan gaji buta." Balas Rey, dengan enteng dan memperlihatkan watadosnya.

"Gaji buta, gaji buta! Kamu pikir, kerjaan saya cuma ngurusin anak nakal kayak kamu aja, apa?! Pekerjaan saya itu masih banyak. Pakai di tambah suruh ngurusin kamu. Kamu pikir, saya gak capek apa?" Ujar Bu Ely, dengan nada agak ngegas.

"Kamu juga Angel."

Kini, gantian Angel yang akan di omeli oleh Bu Ely.

"Kamu itu, salah satu anak kebanggaan SMA ini. Bagaimana bisa, kamu juga bolos sama seperti Rey? Gimana kalau seandainya nilai kamu turun? Apa kamu gak takut, hah?" Tegur bu Ely kepada Angel.

Angel hanya menunduk. "Maaf, bu." Ujarnya, lirih tapi masih bisa didengar oleh Bu Ely.

Bu Ely menghela nafasnya. "Kamu semenjak deket sama Rey, jadi susah di atur. Kalau gini terus, nilai kamu bisa turun. Peringkat kamu juga. Apa kamu gak mikirin itu?" Tegur Bu Ely.

Kali ini, Angel tidak menundukkan kepalanya. Ia menatap bu Ely. Ia kemudian menghela nafasnya. "Saya udah mikirin itu kok, bu. Dan menurut saya, bolos sekali gak bakal bikin saya bodoh. Toh, saya juga tetep belajar. Kalau pun saya ketinggalan materi, saya masih bisa pinjem catatan teman saya. Lagi pula, kalau pun nilai saya turun. Itu tidak akan memberikan kerugian besar ke sekolah ini. Karena saya, cuma salah satu diantara banyaknya anak pintar disini. Justru, mungkin ini akan memberikan keuntungan untuk para murid disini. Karena, saya, sebagai salah satu saingan terberat mereka. Kini peringkatnya, sudah melemah." Balasnya, menjelaskan.

"Dan, lagi pun. Nilai itu cuma angka. Pintar atau tidaknya seorang anak, tidak hanya bisa di nilai dari tinggi atau rendahnya nilai mapel atau peringkat sekolah mereka. Karena, yang nilai mapel atau peringkat sekolahnya tinggi itu, belum tentu benar-benar pintar. Bisa aja, mereka nyontek, nyogok, atau melakukan kecurangan lainnya. Dan selain itu, ketika saya meninggal nanti. Nilai mapel atau peringkat sekolah saya, tidak akan menjadi nilai tambahan, untuk pahala saya." Lanjutnya.

Rey terkejut, ia heran. Ia tidak menyangka, bahwa gadis yang terkenal sangat taat pada peraturan sekolah, dan merupakan kebanggaan sekolah ini, bisa mengatakan hal seperti itu kepada guru BK.

Bu Ely tidak marah. Ia malah tersenyum. "Ini yang saya suka dari kamu, Njel. Walaupun ucapan kamu tadi terkesan melawan. Tapi ucapan kamu sepertinya bisa memotivasi anak-anak yang hanya fokus kepada satu hal. Antara belajar, atau bersenang-senang. Yang selalu fokus terhadap satu hal hingga tak sadar, bahwa mereka bisa melakukan hal yang lain. Jadi mereka yang ingin pintar hanya terus belajar, tanpa pernah memikirkan, betapa menyenangkannya bermain dengan teman-teman mereka. Dan mereka yang suka bermain dan bersenang-senang, hanya akan bersenang-senang terus menerus hingga lupa bahwa mereka masih memiliki tanggung jawab sebagai seorang pelajar." Komen Bu Ely.

"Tapi bukan berarti, kamu bisa lolos dari hukuman." Ujarnya, mengingatkan kepada Angel.

"Kalian berdua, bersihkan lapangan basket. Sapu, dan pel hingga bersih. Saya akan cek nanti, saat jam istirahat." Lanjutnya, memberi hukuman.

ANGELINA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang