Epilog

23 1 0
                                    

~Happy Reading~

°
°
°

Epilog

Ini bulan ke delapan pernikahan Rey dan Angel, serta bulan ke tujuh kehamilan Angel.

"Sayang, tolong bantu make dasi." Angel langsung menghampiri suaminya.

Rey membungkuk agar Angel dapat lebih mudah memakaikannya dasi. Sementara Angel fokus membuat simpul, Rey fokus menatap istrinya dengan sambil senyum-senyum sendiri.

Ia dengan jahilnya mengambil kesempatan untuk mengecup bibir Angel dengan cepat, sehingga membuat wajah gadis itu mundur karena terkejut.

"Kak..."

"Morning kiss, sayang..."

Angel mendengus. "Udah nih..."

Rey bercermin, sedangkan Angel mengambil jas dan tas kerja Rey yang sudah ia siapkan di atas kasur.

Angel berdiri di samping Rey. Ia kemudian menyerahkan jas di tangannya ke pada suaminya. Setelah memakai jasnya, Rey lagi-lagi mencuri kecupan bibirnya.

"Makasih..." Ujar pria itu.

Angel berdeham, ia kemudian merangkul lengan suaminya. Mereka berdua kemudian turun ke ruang makan untuk sarapan bersama.

Angel mengambilkan nasi serta lauk untuk suaminya, setelah itu baru mengambil untuk dirinya sendiri.

"Jangan banyak-banyak kikil nya, pedes itu." Komen Rey, mengingatkan.

"Iya, kak... Lagian, kayak yang kak Rey tau. Angel suka pedes, tapi gak doyan pedes." Balasnya.

Setelah mereka selesai, Rey lantas membantu Angel untuk berdiri, kemudian mereka langsung pergi ke teras rumah.

"Kamu mau titip sesuatu, gak? Atau ngidam apa gitu?"

"Emm... Angel pengen susu beruang."

"Apa lagi?"

"Sama martabak manis. Toping keju coklat."

"Udah? Ada lagi?"

"Emm... Itu aja deh, kayaknya."

"Ya udah, kalo gitu. Ntar kalau mau sesuatu, telfon aja ya?" Angel mengangguk.

"Sini deketan." Angel menurut. Rey kemudian mencium kening gadis itu, lama.

"Aku pamit, ya? Kalau butuh apa-apa, bilang sama bi Sri. Jangan maksain diri."

"Iya, kak..."

Angel kemudian menyalimi tangan Rey.

"Aku berangkat kerja dulu ya?" Angel mengangguk dan tersenyum.

Rey kemudian berlutut hingga wajahnya berhadapan dengan perut Angel yang sudah terlihat cukup besar.

"Sayang, kamu jangan bikin mama kamu kerepotan, ya? Jagain mama kamu. Papa mau kerja dulu." Rey kemudian mencium perut Angel cukup lama.

"Eh?"

Rey mendongak, menatap Angel. "Kenapa?"

"Dia barusan nendang."

"Iya kah?" Angel mengangguk dengan semangat.

Rey kembali mencium perut Angel, kemudian barulah ia berdiri kembali. Setelah itu ia kembali mencium kening Angel, kemudian mengambil tasnya dari tangan Angel, danpergi ke mobilnya.

Angel melambaikan tangannya ketika mobil Rey mulai bergerak, meninggalkan kediamannya.

Angel mengelus-elus perutnya yang buncit.

ANGELINA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang