~Happy Reading~
°
°
°28 - Ketakutan Terbesar
"ELISSS!!"
Tubuh Angel penuh dengan keringat dingin. Nafasnya terengah-engah. Kejadian itu, kembali dimimpikan olehnya. Angel merubah posisinya menjadi duduk, ia menekuk kedua lututnya dan memeluknya. Sakit dan takut adalah hal yang sedang ia rasakan saat ini. Air matanya terus meluncur, membasahi pipinya.
"Non Angel kenapa?" Tanya Bi Lis sambil berlari menuju Angel, setelah ia masuk ke dalam kamar gadis itu.
Begitu wanita paruh baya itu berada di sampingnya, Angel langsung memeluknya dengan erat.
"Ya Allah nonnn... Badan non Angel panas banget... Bibi bilangin ke tuan Devan sama nyonya Citra dulu, ya...?" Ujar Bi Lis, hendak melepas pelukan Angel.
"Elis, biii... Elis luka... D-dia sekarat... Dia meninggal didepan Angel. Angel kangenn... Angel pengen ketemu sama Elis... Angel ketemu sama Leo, beberapa hari yang lalu. Angel takut, kejadian itu bakal terulang lagiii... G-gimana, gimana kalau Angel kehilangan orang yang Angel sayang lagi?" Ujar Angel, sesenggukan. Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya. Ia benar-benar ketakutan. Pasalnya, sudah tiga hari ini, ia memimpikan hal yang sama.
"Bi... Gimana, kalau kejadian itu terulang lagi?" Tanya Angel, bergetar.
"Non Angel, tenang dulu ya? Bibi panggilin tuan sama nyonya dulu." Ujar Bi Lis lembut, sambil mengelus punggung Angel. Lalu melepaskan pelukan gadis itu.
Angel hanya manut. Ia kemudian kembali menekuk dan memeluk lututnya. Ia sudah berhenti menangis, tapi ia masih tetap merasa gelisah.
"Sayang... Kamu kenapa, nak?" Tanya seorang wanita yang baru saja memasuki kamar Angel, tergesa-gesa. Dia Citra.
Wanita itu langsung memeluk Angel erat. Raut khawatir terukir jelas di wajahnya. Wanita yang dulu dan juga dalam mimpi Angel selalu menatapnya salah, kini memeluknya dengan hangat.
"Badan kamu panas banget sayang..." Ujar Citra sambil mengelus kepala Angel. "Bi Lis, tolong telfon dokter Dika. Minta dia untuk kemari datang segera." Perintahnya.
"Baik, bu."
"Kak... Udah tiga hari ini, kakak' mimpiin hal itu. Kalau emang ini gara-gara kakak kangen sama Elis, kita bisa njenguk ke makam dia di Jogja, setelah kakak sembuh nanti. Gimana?" Tanya seorang pria paruh baya setelah duduk di sebelah Angel. Ya, dia Devan.
Angel hanya menatap Devan sebentar, lalu kembali menenggelamkan wajahnya kedalam pelukan Citra.
Beberapa saat setelahnya, dokter Dika, dokter yang selalu menangani masalah kesehatan keluarga itu datang. Dokter Dika kemudian memeriksa keadaan Angel dan juga memberinya obat, agar gadis itu lebih tenang dan tidak ketakutan seperti tadi.
"Bagaimana keadaan Angel?" Tanya Citra, cemas.
"Angel demam karena mungkin terlalu memikirkan mimpi-mimpi buruk yang ia alami beberapa waktu ini. Saya sudah meresepkan beberapa obat untuk meredakan demamnya. Tapi, ada baiknya jika kalian juga memanggil psikiater kemari. Karena seperti yang kita lihat, mimpi-mimpi itu sudah cukup mengganggu kesehatannya." Jawab dokter Dika, menjelaskan.
"Baik, nanti saya akan menghubungi psikiater untuk datang kemari. Terimakasih banyak atas waktunya." Ujar Devan.
"Tentu saja. Ini sudah menjadi tanggung jawab saya. Saya juga berterima kasih, karena kalian sudah mempercayakan saya, untuk menangani kesehatan keluarga kalian." Balas dokter Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELINA [ TAMAT ]
Teen Fiction"Semua orang itu pasti bisa berubah. Entah itu berubah menjadi lebih baik ataupun sebaliknya. Semua tergantung dengan jalan apa yang mereka pilih." Angelina Nita Safira, seorang gadis yang terkenal cantik di SMA Cakrawala. Sifatnya yang friendly, ra...