45 - Siapa Sangka?

10 0 0
                                    

~Happy Reading~

°
°
°

45 - Siapa Sangka?

Setelah hari itu, Rey benar-benar tidak pernah datang ke rumah Angel. Ia bahkan memblokir semua kontak dan akun media sosial Angel. Sehingga Angel, tidak dapat menghubunginya sama sekali. Namun meski begitu, gadis itu masih terus senantiasa menunggunya. Dengan harapan, Rey akan berubah pikiran dan datang menemuinya.

Keadaannya sempat drop, saat tiga hari pertama. Namun untungnya, sekarang ia sudah lebih membaik.

Ruangan yang tadinya hanya di penuhi oleh buket-buket dari Rey, kini juga di penuhi dengan foto-foto Angel dan cowok itu. Angel selalu datang ke ruangan itu setiap hari, bahkan sampai sering ketiduran di sana.

Saat ini, gadis itu masih berada di teras rumahnya. Angin malam yang dingin tidak membuatnya beranjak dari sana.

Sebuah mobil memasuki halam rumahnya. Itu mobil Devan dan juga Citra. Begitu turun dari mobil, Citra langsung menghampiri putrinya yang sedang bersedekap dada sambil terus menatap ke arah gerbang rumah mereka.

"Sayang... Kamu lagi nunggu siapa, hmm? Kamu nunggu kami, ya?" Ujarnya langsung mendapatkan gelengan kepala dari Angel.

"Angel lagi nunggu Rey, mi..."

Citra menghela nafasnya. Melihat kondisi Angel yang seperti ini, membuat hatinya terasa teriris.

"Sayang, kamu kan, lima hari lagi nikah... Jadi kamu harus jaga kesehatan. Kamu gak bisa terus-terusan kayak gini. Jangan siksa diri kamu sendiri kayak gini, oke? Bi Lis bilang, kamu belum makan dari tadi siang. Mami beliin makanan kesukaan kamu tadi. Ayo, masuk ke dalem."

"Mi... Perjodohan Angel, gak bisa kalian batalin?" Citra menggeleng.

"Tinggal lima hari lagi. Gak mungkin, kita batalin perjodohan ini, gitu aja. Udah, ayo masuk."

"Ma... Angel sama Rey, bener-bener gak bisa bersama?"

Citra menghela nafasnya. "Kalau kamu sama Rey emang ditakdirkan untuk bersama. Kamu yakin deh, apapun yang terjadi. Kalian pasti bisa bersama."

°
°
°

Hari-hari berlalu dengan sangat cepat. Hari ini, tanpa Angel sadari. Hari yang sangat Angel harap untuk tidak datang, akhirnya malah datang.

Angel baru saja selesai di rias. Ia juga sudah siap dengan gaun putihnya. Setengah jam lagi, ia akan bertemu calon suaminya. Ia mengaca sambil melamun, meratapi nasibnya yang dengan terpaksa harus menikahi sosok pria yang bahkan rupanya saja, tidak ia ketahui. Perlahan air matanya menetes, tanpa ia sadari.

"Udah dong, Njel... Jangan nangis lagi... Udah cantik gitu, kok. Ntar make up nya luntur, loh..." Hibur Gendis sambil menepuk air mata Angel dengan tisu, guna menghilangkan air itu, tanpa merusak riasan gadis tersebut.

"Biarin! Beneran kalau luntur, malah bagus! Berarti, akad nya bakal di undur lagi!" Sentak Angel.

Reva mendengus kasar. "Njel... Kita tau, pernikahan ini, bukan kemauan, lo. Tapi, jangan di berantakin juga, hari pernikahan, lo. Kasian pula para tamu yang datang, nunggunya." Nasihatnya.

Angel mendengus, pasrah. "Rey, udah dateng belum?" Tanyanya, lesu.

"Gw, belum liat sih, tadi. Gak tau kalau sekarang." Jawab Rani.

ANGELINA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang