36 - Kejutan

4 0 0
                                    

~Happy Reading~

°
°
°

36 - Kejutan

Sudah terhitung tiga hari ini, Rey dan Angel tidak ada komunikasi. Tepatnya, Angel yang tidak mau diajak komunikasi. Diajak bicara pun, langsung dimatikan topiknya. Kalau ditanya ada masalah apa, jawabannya pasti "gak ada, lagi gak mood buat ngomong." Tapi itu, hanya berlaku untuk Rey saja. Karena nyatanya, interaksinya dengan yang lain, tetap baik-baik saja.

"Perasaan baru beberapa hari lalu baikan. Masa udah berantem lagi?" Ujar Reva ghedek.

"Siapa yang berantem? Gat ada yang berantem kok." Saut Angel.

"Tuh, ngerasa."

"Kenapa lagi, kali ini?" Tanya Gendis.

"Gak ada." Jawab Angel.

Roy Menghela napas. "Kali ini gantian Angel yang marah?" Ujarnya.

"Udah-udah. Daripada pusing mikirin dua sejoli ya hobinya berantem. Mending, mikirin traktiran. Lusa kan, pak bos ultah. Iya gak?" Rafi yang berbicara.

"Traktiran mulu, pikiran, lo. Ngasih kado juga kagak." Semprot Rey.

"Rafi mah gitu. Rada gak tau diri emang, anaknya." Sindir Reno. "Tapi, kalau Angel, walaupun lagi marahan, pasti udah nyiapin. Iya gak, Njel?" Lanjutnya.

Angel menatapnya sekilas, kemudian kembali menatap es tehnya, yang sedang ia aduk. "Tau kapan dia ultah aja, enggak. Apalagi nyiapin kado."

°
°
°

Sepulang sekolah, Angel tidak langsung pulang kerumahnya. Ia meminta supirnya untuk mengantarnya ke sebuah toko jam.

Toko jam itu terlihat cukup besar dan mewah, bahkan dari luar. Memiliki dua lantai. Lantai satu adalah tempat khusus untuk berbagai jenis jam tangan, sedangkan lantai dua khusus untuk jam dinding.

Seorang pegawai menghampiri Angel, ketika gadis itu baru saja memasuki toko. Pegawai itu kemudian membungkuk sebentar, memberi hormat.

"Nona Angel. Selamat datang! Ingin mengambil pesanan anda, ya?"

Angel tersenyum dan mengangguk. "Iya, kak Lisa."

"Kalau, gitu, silahkan duduk, nona. Saya ambilkan terlebih dahulu."

Setelah pegawai bernama Lisa itu pergi, Angel langsung duduk di salah satu sofa yang ada di sana.

"Silahkan diminum, nona." Ucap seorang pegawai setelah menaruh segelas es coklat di meja Angel.

"Eh... Kak Rara repot-repot sekali."

"Tidak, nona. Nyonya besar menyuruh kami, untuk melayani nona, dengan baik, ketika berada di sini. Ini sudah amanah."

"Aa..." Angel tersenyum canggung.

"Ya, sudah, nona. Saya akan kembali bekerja." Pamitnya.

Tek lama setelahnya, Lisa kembali datang dengan membawa sebuah paper bag berwarna putih.

"Ini nona, pesanannya." Ujarnya menyerahkan paper bag itu kepada Angel.

"Terimakasih..."

Angel mengambil kotak hitam yang ada di dalam paper bag tersebut dan membukanya. Kotak itu berisi jam tangan pria. Warnanya hitam mengkilat dengan jarum jam berwarna coklat keemasan.

ANGELINA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang