~Happy Reading~
°
°
°39 - Usai
"Aku mau kita putus..."
Angel terdiam. Ia kemudian tertawa garing.
"Apaan sih, Rey? Jangan bercanda, deh..."
"Aku gak bercanda... Aku, mau kita putus."
"Setelah aku pikir baik-baik, kayaknya keputusan orang tua kamu buat ngejodohin kamu itu, adalah keputusan yang paling baik buat kamu. Dan lagi, kayak yang aku bilang tadi pagi. Cinta tanpa restu orang tua, itu gak ada gunanya."
"Ya terus kenapa, njing?!"
"Kalau mereka gak ngerestuin, ya udah! Ini hubungan kita. Yang ngejalanin kita. Bukan mereka. Mereka gak ada hak, buat nentuin siapa yang bakal jadi pasangan kita." Emosi Angel sudah tersulut sekarang.
"Mereka orang tua, kamu. Jelas mereka punya hak. Mereka yang ngebesarin, kamu. Terutama ibu kamu. Meski dia pilih kasih, tetep aja, dia yang udah ngandung kamu selama sembilan bu..."
"Gw, prematur tujuh bulan." Potong Angel, membenarkan.
Rey berdeham, menyembunyikan rasa canggung yang diakibatkan karena kesotoyannya.
"Intinya, meski mereka gak adil sama kamu, mereka tetap orang tua kamu. Mereka punya hak atas masa depan kamu."
"Udahlah bangsat! Pokoknya, gw, gak mau putus. Titik!"
Angel langsung mematikan handphonenya. Ia kemudian meremat handphonenya kencang. Jika itu sebuah gelas kaca, gelas itu pasti sudah pecah sekarang.
Ia menekan dadanya yang tiba-tiba terasa sesak dan agak merematnya. Kemudian langsung beranjak dari posisi rebahannya, mengganti pakaiannya, menyambar kunci motornya yang berada di atas meja belajarnya, serta mengambil jaket kulitnya. Mengeluarkan motornya dari garasi dan bergegas pergi dari kawasan rumahnya.
Ini sudah pukul sembilan malam, namun, jalanan ibu kota masih saja dipenuhi oleh banyak kendaraan. Namun hal itu tidak membuat Angel mengurangi kecepatan motornya. Jarak dari rumahnya ke apartemen Reva yang biasanya ia tempuh selama hampir setengah jam saja, kali ini bisa ia tempuh dengan waktu sekitar lima belas menit. Itupun lima menitnya ia pakai untuk mampir ke Alfamart.
Ya, ia kini sudah berada di depan apartemen Reva. Ia langsung menekan bel apartemen tersebut terus menerus, hingga membuat sang pemiliknya membuka kan pintu dengan geram. Ia hendak memprotes kedatangan gadis di depannya itu. Walaupun ia belum tidur, tapi kedatangannya benar-benar mendadak. Namun, belum juga ia membuka suara, Angel langsung menyerobot masuk ke dalam.
"Eh, ternyata Angel. Lo, ngapain sih, nyepam bel malem-malem? Untung kagak di timbuk sama Reva." Ghea yang berbicara. Gadis itu, kini sedang mengenakan sheet mask.
Ghea memang ikut tinggal di apartemen Reva. Dia bisa saja meminta orang tuanya untuk membelikannya apartemen di ibu kota. Namun, jika ada yang gratis, mengapa harus beli? Lagipula, ia di sana saat ini tujuannya saat ini hanyalah mengikuti teman-temannya untuk melanjutkan sekolah di kota itu. Untuk kedepannya, ia belum terlalu memikirkannya.
Angel tak menghiraukan ucapan sahabatnya itu. Ia memilih untuk duduk di sofa ruang tamu. Ia mengeluarkan sebuah kotak rokok dan mengeluarkan satu puntung dari sana.
"Anying..." Gumam Reva.
Angel hendak menyalakan pematiknya, namun ia langsung menghentikannya. Mengingat Ghea tidak menyukai asap rokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELINA [ TAMAT ]
Teen Fiction"Semua orang itu pasti bisa berubah. Entah itu berubah menjadi lebih baik ataupun sebaliknya. Semua tergantung dengan jalan apa yang mereka pilih." Angelina Nita Safira, seorang gadis yang terkenal cantik di SMA Cakrawala. Sifatnya yang friendly, ra...