41 - Sadar

0 0 0
                                    

~Happy Reading~

°
°
°

41 - Sadar

Hari ini, adalah hari yang istimewa untuk anak-anak kelas XII SMA Cakrawala. Sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan, hari ini adalah hari wisuda anak-anak kelas XII. Keadaan SMA Cakrawala sudah sangat padat di penuhi oleh orang tua dan wali murid kelas XII.

"Papi sama mami gak bisa dateng, kak?"

"Iya, Rey. Mereka titip maaf ke kakak buat kamu. Tadinya kan mama yang mau dateng. Tapi tiba-tiba tadi pagi dia ada jadwal operasi mendadak. Papa juga kan, kamu tau sendiri. Dia baru aja berangkat kemarin malam, ke Bali karena ada urusan kantor."

Rey manggut-manggut. Ia agak sedih sebenarnya. Tapi setidaknya kakaknya bisa mewakili mereka untuk menjadi walinya. Ia juga bisa memahami betapa sibuknya orang tuanya saat ini.

"Gak papa kok, kak. Yang penting kan, Rey ada walinya."

"Oh iya. Terus, Angel bagaimana? Apa orang tuanya bakal tetep dateng?"

Rey mengangguk. "Katanya mami dia bakal dateng. Terus, katanya adeknya yang bakal gantiin dia buat pengalungan samir nanti."

Okta bingung ketika melihat raut wajah Rey yang tiba-tiba berubah menjadi sedih dan menundukkan kepalanya.

"Kenapa Rey?"

"Padahal, Angel udah nantiin hari ini. Dia bilang mau foto bareng sama Rey pakai baju wisuda, habis itu foto bareng sama anak-anak Brufos. Tapi, dia malah gak bisa dateng." Okta mengelus pundak adeknya itu.

"Udahlah... Rey gak boleh sedih di hari bahagia ini." Gumam Rey. "Ayo masuk, kak."

Acara sudah di mulai sejak beberapa saat lalu, bahkan acara pengalungan samir juga telah selesai dilaksanakan. Dan seperti yang Rey katakan tadi. Citra datang hari ini dan Roni menggantikan Angel saat pengalungan Samir.

Sekarang adalah acara penobatan siswa/siswi lulusan terbaik angkatan ini, angkatan 17.

Ada lima nama anak yang di sebut.

1. Rayendra Bagas Setya
2. Angelina Nita Safira
3. Kevin Jevano
4. Adelia Aurel Maheswara
5. Royto Sifandi

Mendengar nama Angel, Citra langsung terkejut. Ia tau bahwa Angel mendapat peringkat dua, dua semester berturut-turut saat kelas sebelas dan mendapat peringkat satu saat semester satu kelas duabelas. Tapi, ia tidak tau bahwa putrinya itu bisa menjadi siswi lulusan terbaik kedua. Ia bahkan tidak tau, jika Angel selalu menjadi peringkat dua paralel di sekolahnya.

Ia rasanya ingin menangis sekarang. Setidak baik itukah hubunganku dengan putriku? Bahkan, ketika orang-orang menganggap dia sebagai seorang gadis yang cerdas, aku terus menganggapnya sebagai anak yang bodoh, hanya karena dia mengatakan bahwa ia tidak pernah mendapat peringkat paralel. Padahal, aku belum memastikan yang terjadi, tapi terus memarahinya.

Mereka yang dipanggil langsung naik ke panggung, begitu pula dengan Roni. Mereka di beri piagam, bunga, dan selempang bertuliskan 'SISWA LULUSAN TERBAIK ANGKATAN 17'.

"Gw tau sekarang, alasan kenapa kakak gampang naik tikam kalau ngomong sama, gw. Dia cuma ngerasa agak iri karena gw, selalu baik dimata mama dan sering dibangga-banggain sama mama. Berbanding terbalik sama perlakuan mama ke dia. Mama selalu marahin kakak, cuma gara-gara dia gak dapet peringkat paralel. Padahal, dia dapet peringkat satu sekelas aja, udah jadi hal yang sangat patut di puji, mengingat gw, masuk peringkat lima besar aja, baru sekali. Sedangkan, pas gw, dapet peringkat lima, mama sampai ngasih hadiah buat, gw.

ANGELINA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang