38 - Menguping

2 0 0
                                    

~Happy Reading~

°
°
°

38 - Menguping

Pengumuman kelulusan sudah di laksanakan. Tapi meski begitu, anak-anak kelas dua belas masih tetap di suruh berangkat. Yah, walaupun kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk membolos. Lagi pula, untuk apa mereka berangkat? Padahal di sekolah pun, yang mereka lakukan hanya leha-leha saja. Terlebih lagi, mereka juga di bebaskan keluar masuk gerbang sekolah, tanpa izin. Jadi, bukankah lebih baik tidak berangkat sekalian?

Hanya anak-anak gabut yang malas berada di rumah, namun tidak tau hendak healing ke mana, yang berangkat. Seperti Angel contohnya?

Yah, dia memang anak rumahan. Tapi berada di rumah saat ini, adalah hal yang membuatnya merasa sesak. Sebenarnya ia memiliki beberapa ajakan untuk pergi jalan-jalan. Tapi naasnya, dirinya terlalu malas untuk melakukannya. Bahkan di sekolah pun, yang ia lakukan hanyalah tidur di kelas, atau nongkrong di atap sekolah. Seperti saat ini. Ia sedang duduk di salah satu bangku panjang yang tersedia di sana dengan kepala Rey yang berada di pangkuannya.

"Sayang..."

"Hmm? Kenapa?"

"Kenapa gak ikut anak-anak aja sih? Aku, bosen..." Keluh Rey.

"Kan aku udah bilang... Kamu ikut aja, sama mereka... Malah milih berangkat sekolah kayak aku..."

"Ya kan, kamu tau sendiri. Mereka udah punya pasangan masing-masing. Kalau aku ikut, entar jadi berasa jomblo sendiri. Padahal kan, aku yang ngawalin." Bibir Rey agak mengerucut sekarang.

Gemas? Tentu saja. Angel kini bahkan menarik pipi Rey. Tidak terlalu kencang, tapi bisa membuat pipi Rey agak melar.

"Maaf ya? Aku lagi rada gak mood, soalnya. Lagi gampang lemes." Ujar Angel, sambil mengusap-usap rambut Rey.

Rey tiba-tiba langsung beranjak dan mengubah posisinya menjadi duduk di samping Angel. Membuat Angel agak bingung.

"Lemes? Kamu sakit?"

Angel menggeleng. "Enggak." Jawabnya jujur.

"Kalau gak sakit, kenapa lemes?"

Angel tersenyum kecil, kemudian menggelengkan kepalanya. "Gak papa. Udah, sini tiduran lagi. Atau mau turun aja?" Tawarnya.

"Gak, gak, gak... Akhir-akhir ini, fyp TikTok aku, isinya kamus cewek semua. Disana tertulis, banyak arti dari ucapan cewek. Salah satunya kata 'gak papa'. Katanya kalau cewek bilang gak papa, berarti dia lagi sedih atau marah. Di tambah lagi, sama sikap kamu yang emang demen nyimpen masalah sendiri. Aku jadi makin percaya sama kamus-kamus itu. Ayo cerita. Jangan di pendam sendiri. Entar stres, lho?" Ujar Rey.

Angel kembali tersenyum. "Ini beneran gak papa. Lagian, stres pun udah biasa. Itu bukan masalah besar." Yakinnya.

"Bukan masalah besar apanya? Waktu itu, kamu stres gara-gara Aurel aja, sampai jatuh sakit. Terus, waktu itu, aku juga di ceritain sama Zacky sama Kevin. Kata mereka, setelah Alice meninggal, kamu juga hampir aja kehilangan nyawa kamu, gara-gara overdosis obat penenang."

Mata Angel terbelalak mendengar ucapan Rey. Bagaimana bisa, dua cowok itu memberi tahu rahasianya kepada Rey. Padahal mereka sudah berjanji untuk tidak membocorkannya kepada siapapun.

"Terus, terus. Reva sama Ghea juga pernah bilang ke aku, kalau dulu, kamu sering nyakitin diri kamu sendiri pakai pecahan kaca. Itu juga yang bikin aku gak percaya, sama ucapan kamu, yang bilang, kalau tangan kiri kamu luka, gara-gara di cakar kucing. Walau bekasnya agak mirip, tapi kucing mana yang nyakar sampai sedalam itu."

ANGELINA [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang