Marvel dan Jeno sudah bersiap untuk perjalanan ke Ardglass. Tentu karena sudah diberitahu lebih awal sebelum Chan dan Nana. Nana dan Chan berlari bersamaan mendekati Marvel dan Jeno dengan busur dan anak panah yang sudah mereka siapkan.
"Kita akan ikut." Ucap Chan, Marvel menoleh. Tak lama Alden pun ikut bergabung diantara mereka.
"Kalian akan pergi kemana?" Sahut Reri membuat mereka terkejut.
"Kita akan pergi ke Ardglass." Jawab Nana.
"Benarkah? Apa yang akan kalian lakukan?" Lanjut Reri bertanya.
"Mereka akan pergi untuk melihat kelemahan para trolls dan mencari tahu dalang dibalik semua ini." Jawab Jeff yang entah darimana datangnya.
"Benarkah? Boleh aku ikut?!" Ucap Reri menatap satu persatu temannya.
"Jika kau ikut, kau harus berkuda atau mungkin ikut dengan Alden." Jawab Nana. Pandangan Reri tertuju pada Alden.
"Aku boleh mengikutimu bukan?" Pinta Reri dengan tatapan memohon. Alden mendengus kasar dan mengangguk.
"Kau boleh ikut denganku." Ucap Alden. Jeff tersenyum tipis.
"Berhati-hati lah, mereka bisa mencium aroma kalian jika sembarangan. Jangan lupa memakan makanan yang aku berikan. Selain menghilangkan rasa kenyang, makanan itu juga akan membuat tubuh kalian tidak tercium. Dan ini pakailah." Jelas Jeff panjang lebar yang diangguki mereka semua. Lalu Jeff memberikan sebuah jubah kepada mereka semua yang sudah dia siapkan sendiri.
"Ini adalah jubah yang telah diberi sihir dan kemungkinan bisa melindungi kalian setidaknya dari dingin." Lanjut Jeff lalu mereka memakai jubah itu.
"Aku mempercayakan para wanita ini pada kalian."
Para pria itu membantu wanitanya untuk menunggangi kuda. Lalu disusul mereka yang ikut menunggangi kudanya.
"Marvel, jika Chan pulang dengan keadaan tidak baik siap-siap kau akan mati ditangan ku." Ucap John yang seperti Jeff muncul tiba-tiba. Chan memutar bola matanya malas.
"Jangan menakutinya seperti itu ayah!" Ucap Chan membuat John tertawa.
Marvel menatap John dan Jeff bergantian seolah meminta ijin untuk memulai perjalanan. Mereka mengangguk sebagai jawaban. Setelahnya Marvel memacu kudanya untuk segera berlari. Tak lama mulai berlari diikuti dengan Jeno dan Alden dibelakangnya.
"Aku tidak tahu jika kamu bisa berkuda." Ucap Chan pada Marvel saat diperjalanan.
"Aku juga tidak tidak tahu jika kamu sudah memaafkan aku." Jawab Marvel membuat Chan terdiam.
"Tidak ada gunanya aku untuk marah lebih lama." Ujar Chan membuka suara kembali. Marvel tersenyum tipis.
Perjalanan mereka lalui dengan baik, tak ada hambatan sedikitpun. Karena mereka baru melewati padang padang rumput yang lokasinya masih terlampau jauh dari Ardglass. Tidak tahu jika sudah sampai di daerah Fanfoss. Fanfoss adalah daerah yang memang sudah berdekatan dengan Ardglass. Daerah itu berisi hutan-hutan bukan lagi padang rumput.
𖧧 ָ࣪ ˓˓ é𝗇𝘁࡛𝗋𝖎𝗻𝗇α ﹾ⸙
Hari mulai gelap menjelang malam, mereka memilih beristirahat lebih dulu karena sudah dua hari perjalanan nya. Dan kebetulan mereka menemukan tempat yang cocok untuk beristirahat. Setelah mengikat kudanya masingmasing mereka memilih berkumpul.
"Hahh.. aku lelah sekali." Ucap Chan membuka suara sambil meregangkan otot-otot tubuhnya.
"Padahal kau hanya tertidur bersandar padaku." Sahut Marvel membuat Chan menoleh.
"Lagipula itukan memang tugasmu!"
"Hahaha, kalian memang sama saja. Nana juga hanya tertidur." Ucap Jeno yang akhirnya mendapat pukulan di lengan oleh Nana.
"Sudah sudah, ini mari kita makan. Setelah itu kita bisa beristirahat untuk melanjutkan perjalanan besok." Ujar Reri sambil membuka bekal karena makanan yang mereka bawa itu memilih untuk menyerahkan agar Reri yang membawa. Karena biasanya dia pandai dalam membagi makanan. Semua mengangguk dan memakan makanan itu, ini hanya seperti sebuah makanan ringan yang tidak perlu dimasak. Namun bisa membuat kenyang lebih lama.
"Aku akan pergi dulu." Ucap Alden setelah selesai dengan makanannya. Lalu beranjak pergi mengabaikan tatapan dari yang lain.
"Kemana dia akan pergi?" Ucap Chan menatap semua bergantian, mereka hanya menggeleng dan memilih melanjutkan makanannya.
Semua sudah mulai memejamkan matanya berusaha untuk tidur walaupun harus tidur dirumput yang diatasnya dilapisi jubah mereka. Alden pun sudah kembali dan ikut bergabung tidur bersama mereka.
Chan sedari tadi hanya memutar mutar badannya mencari posisi yang nyaman. Dia sangat kesulitan untuk tidur, lalu memilih bangun dan bersandar pada pohon yang kebetulan ada di belakangnya.
Sepertinya yang merasakan itu bukan hanya Chan, ada Nana yang juga terbangun dan berpindah ikut bersandar di pohon dekat Chan.
"Mengapa kau tidak tidur?" Tanya Chan dengan nada pelan agar tidak menganggu yang lain.
"Aku tidak bisa tidur, karena mungkin siang terlalu banyak tidur." Jawab Nana, mendapatkan kekehan dari Chan.
"Sepertinya kita benar-benar sama."
"Chan, aku ingin bertanya." Ucap Nana menatap Chan.
"Tanyakan saja."
"Rencana mu itu hanya ingin menjadi kan Marvel kekasih pura-pura mu saja bukan? Jika memang itu tujuanmu seharusnya kamu mencari pria lain. Karena setelah Marvel menyelesaikan janjinya dia akan pergi." Ucap Nana panjang lebar membuat Chan menoleh dan terdiam.
"Aku tidak tahu, karena aku merasa seperti menjadi kekasih sungguhan. Kamu tahu bukan bahwa aku mencintai nya?"
"Aku tahu, cuman aku rasa tujuan kita adalah agar perjodohan mu dibatalkan. Kalau sudah seperti ini maka kamu harus benar-benar menikah dengan Marvel." Ujar Nana
"Kamu benar Nana. Jadi sekarang aku harus bagaimana?" Tanya Chan dengan wajah yang cemberut. Nana mengetuk ketuk dagunya dengan jari telunjuk.
"Hmm.. bagaimana jika kita ubah tujuannya?" Ucap Nana, Chan hanya menatap kebingungan.
"Iya, kita ubah tujuan kita yaitu membuat Marvel mencintai mu hahaha." Lanjut Nana diakhiri dengan tawa. Chan memutar bola matanya malas.
"Mengapa harus seperti itu? Memangnya Marvel tidak mencintaiku juga?" Nana menggeleng sebagai jawaban.
"Coba tanyakan pada orang yang bersangkutan."
Tidak tahu saja jika sedari tadi Marvel mendengarkan keduanya. Karena dia tertidur yang berada disamping Chan juga. Dia juga belum bisa tertidur entah apa yang ada didalam pikirannya.
"Kamu gila." Ucap Chan mendengus lalu memilih kembali berbaring diikuti Nana yang tetap disampingnya.
"Sangat dingin." Gumam Chan menoleh ke arah Nana yang ternyata sudah tertidur. Chan memaksa matanya agar terpejam dan tidur. Namun matanya kembali terbuka saat badannya ditarik untuk didekap oleh Marvel membuat Chan terkejut. Dia mendongak kedua mata Marvel terpejam.
"Peluk saja aku jika kau kedinginan." Ucap Marvel yang masih memejamkan matanya. Chan mengangguk kecil lalu memeluk Marvel erat. Jubah Marvel dipakai untuk mereka berdua, sedangkan milik Chan dijadikan selimut.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBCHalooo halooo
Jangan lupa vote ya anak-anak, wajib meninggalkan jejak biar aku semangat hehe.
See you all, terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuck
Fantasy˚₊· ➳ Marvel, seharusnya mati tenggelam tapi justru terbangun disebuah negeri asing. Dan bertemu dengan Chanesa-Putri mahkota yang menolongnya. Pertemuan antara Chanesa dan Marvel membuat adanya perjanjian diantara mereka. Chanesa dia dijodohkan ol...