Chan menatap datar punggung Marvel dan Reri yang mulai menghilang dari penglihatan nya. Jeno perlahan menolehkan kepalanya menatap Chan. Yang ternyata Chan juga sudah menatapnya.
"Chan ka-"
"HUAA JENOOO!"
Ucapan Jeno terpotong karena Chan memeluknya, menggoyang goyangkan badan Jeno merengek.
"Jenoo kamu akan pergi kemana, mengapa Marvel tidak belajar denganmu saja." Melepas pelukannya lalu beralih menatap Jeno.
"Maaf Chan tidak bisa, lagipula kamu tak perlu khawatir tidak akan terjadi apa-apa." Ucap Jeno menepuk pipi Chan dibalas delikan oleh Chan.
"Kamu pria tidak pernah mengerti perasaan wanita. Nana!" Chan beralih memeluk Nana. Nana mengusap usap punggung Chan.
"Kamu cemburu Chan?" Tanya Nana. Chan mengangguk di dalam pelukannya.
"Berarti kamu mencintainya Chan?" Timpal Jeno bertanya. Chan melepaskan pelukan dari Nana menatap Jeno dan Nana bergantian, Chan menghela nafas.
"Jika boleh jujur iya, sepertinya aku ada rasa padanya. Karena itu aku cemburu." Terang Chan membuat Nana dan Jeno terkekeh. Chan menatap heran dia kira mereka akan terkejut.
"Aku tidak terkejut Chan, karena aku sudah menduganya. Pura-pura menjadi kekasih? Itu suatu hal yang mustahil jika suatu saat nanti tidak ada rasa." Ujar Nana. Jeno mengangguk dan menepuk pundak Chan.
"Kamu mencintainya bukan? Tidak perlu khawatir kita akan membantu." Kata Jeno. Chan memeluk keduanya bersamaan.
"Aa! terimakasih." Pekik Chan menggoyangkan pelukannya.
"Kalau begitu aku akan pergi lebih dulu, sepertinya sudah sekarang waktunya." Pamit Jeno lalu pergi dari sana lewat teleportasi.
"Karena tersisa kita berdua saja, ayo kita bermain Chan!" Pekik Nana diangguki Chan. Lalu keduanya berlari-lari untuk mencari tempat yang cocok untuk mereka bermain.
𖧧 ָ࣪ ˓˓ é𝗇𝘁࡛𝗋𝖎𝗻𝗇α ﹾ⸙
Chan melihat punggung Marvel yang berjalan ke istana, dengan cepat Chan mengejar Marvel.
"Marvel!" Panggil Chan cukup keras. Sontak Marvel membalikkan badannya.
"Darimana kamu Chan?" Tanya Marvel saat Chan sudah berada hadapannya.
"Aku selesai bermain dengan Nana." Jawab Chan.
"Ohh begitu, ayo jalan bersama." Ajak Marvel diangguki Chan.
"Marvel, kamu saat ini mulai tinggal di istana?" Tanya Chan penasaran. Marvel menggangguk
"Iya, raja yang memintaku agar bisa menjagamu."
"Benarkah?" Chan memiringkan kepalanya menatap Marvel.
"Iya Chan, jadi jika ada apa-apa katakan saja padaku. Aku akan menolong mu semampuku, kamu mengerti?"
"Tentu, terimakasih Marvel."
Saat diperjalanan mereka terhenti karena berpapasan dengan Alden. Alden menatap keduanya datar lalu pergi begitu saja.
"Kamu lihat? Dia sangat menyeramkan bahkan seperti tidak ada sikap ramahnya." Bisik Chan setelah Alden melewati keduanya.
"Mungkin dia akan bersikap ramah jika kamu mendekatinya." Ucap Marvel.
"Apa-apaan itu konyol sekali, mendekatinya? hanya berpapasan saja aku sudah takut." Marvel terkekeh.
"Begitukah? Jika aku yang seperti itu menurutmu bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuck
Fantasi˚₊· ➳ Marvel, seharusnya mati tenggelam tapi justru terbangun disebuah negeri asing. Dan bertemu dengan Chanesa-Putri mahkota yang menolongnya. Pertemuan antara Chanesa dan Marvel membuat adanya perjanjian diantara mereka. Chanesa dia dijodohkan ol...