‹ 0.49 𖣂.

488 47 2
                                    

Marvel setelah identitas nya diketahui oleh paman John dia sama sekali tidak datang ke Esteranza kembali. Dirinya kini tinggal di Hyurle karena bunda Reri yang memang sebelumnya menawarkan hal itu padanya. Karena tidak ada pilihan akhirnya Marvel mau dan tinggal sementara disana.

Reri datang sambil membawakan secangkir teh hangat untuknya dan untuk Marvel, beberapa hari ini Reri sering melihat Marvel yang melamun. Tentu dia mengerti bagaimana perasaan Marvel sekarang.

"Marvel, minumlah ini." Reri menunjuk teh hangat yang dia bawa. Marvel yang tersadar dari lamunannya hanya mengangguk lalu menyeruput perlahan.

"Apa rencana kamu kedepannya?" Reri memilih duduk disamping Marvel.

"Aku tidak tahu, sepertinya aku harus kembali. Ada banyak hal yang mungkin bisa aku kerjakan disana." Jawab Marvel sambil menatap langit, Reri hanya menghela nafas kasar. Tak lama Jeno datang kembali ke Hyurle. Dirinya lalu duduk dihadapan keduanya.

"Kamu yakin ingin pulang saja?" Jeno bertanya meyakinkan karena dia tidak sengaja mendengar percakapan mereka tadi saat kemari.

"Saat hari pernikahan Chan aku akan pulang." Belum sempat mereka bersuara kembali tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri mereka.

"Permisi, kamu Marvel bukan manusia berasal dari luar Entrinna?" Tanya orang itu pada Marvel, Marvel menatap teman-temannya sekilas dan mengangguk.

"Bolehkah aku memotret dirimu? Banyak orang-orang yang suka padamu." Ucap orang itu membuat Marvel terkejut.

"Benarkah? Baiklah boleh." Jawab Marvel mengijinkannya. Orang itu tersenyum senang lalu mulai memposisikan dirinya untuk memotret Marvel begitu juga Marvel mencoba mencari posisi yang pas.

Setelah beberapa kali memotret Marvel, orang itu menoleh pada Jeno dan Reri membuat keduanya gelapan.

"Kalian temannya? Sebagai balasan mau aku fotokan kalian bertiga?" Tanya orang itu tersenyum ramah. Reri tersenyum senang dan mengangguk. Lalu ketiganya mulai mencari posisi yang pas.

3 kali orang itu memotret mereka dan memberikan foto itu satu satu untuk mereka kecuali Marvel yang mendapatkan dua foto. Orang itu tersenyum kembali lalu berpamitan untuk pergi.

"Wah lucu sekali." Reri menatap foto digenggamnya. Jeno dan Marvel terkekeh.

"Kamu benar, ini bisa menjadi kenangan bukan?" Jeno merangkul pundak Marvel dan menepuk pelan punggungnya.

Malam harinya Jeno sudah kembali pulang ke Nearon, dia bertemu ayahnya yang hendak makan malam. Jeno berjalan ke arah mereka untuk ikut bergabung makan malam.

"Bagaimana tentang temanmu itu? Apakah dia sudah mempunyai rencana?" Tanya Jeff yang mendapatkan gelengan dari Jeno.

"Dia berkata dia akan pergi pulang ke tempatnya." Jawab Jeno.

"Benarkah? Nanti aku akan membantunya." Sahut David lalu datang dan ikut bergabung.

"Iya, tadi siang dia yang berucap akan pulang. Mungkin paman bisa membantunya." David tersenyum dan mengangguk. Menurut David, Marvel adalah anak yang baik. Selain kemampuan sihirnya yang bisa dia gunakan Marvel juga pandai berpedang yeng membuat David kagum, karena Marvel berasal dari luar namun sudah bisa melakukan hal itu dalam waktu dekat.

Semenjak pertemuannya dengan Marvel, David sudah mengganggap Marvel seperti adiknya karena itu David memang begitu peduli padanya.

Tak lama Tara baru saja datang dan ikut bergabung untuk makan malam. Dirinya sempat bertanya apa yang mereka bicarakan, namun semua hanya menggeleng. Kesehatan Tara akhir-akhir memang sedang tidak baik, dirinya sensitif dan mudah jatuh sakit.

Jeff menjaga Tara agar tetap di istana yang hanya sesekali keluar untuk menghirup udara segar saja sampai keadaan benar-benar sehat seperti semula.

𖧧 ָ࣪ ˓˓ é𝗇𝘁࡛𝗋𝖎𝗻‌𝗇α ﹾ⸙

Hari pernikahan itu tiba, Chan hanya menatap kosong dirinya dari cermin. Riasan wajah itu hanya menutupi mata sembabnya, karena bagaimanapun Chan tetap cantik.

Chan selalu ingin menangis jika mengingat hal ini terjadi kepadanya. Tak lama pintu terbuka, Chan hanya menoleh sekilas dan menatap kembali pantulan dirinya dicermin.

"Kau sangat cantik, berhentilah untuk bersedih." Ucap Alden menatap Chan dari cermin sambil mengusap lembut pucuk kepalanya.

"Aku mencintaimu." Alden mengecup singkat pipi Chan lalu kembali keluar kamar.

Mata Chan kembali berkaca-kaca dia mengambil barang didekatnya dan melemparkannya ke cermin hingga menimbulkan suara cukup keras. Cermin itu retak membuat beberapa maid diluar terkejut dan segera masuk.

Nana yang memang kebetulan akan pergi ke kamar Chan segera berlari masuk, dan mengatakan kepada maid semua baik-baik saja. Nana kembali menutup pintu, lalu memeluk Chan erat untuk menguatkan nya.

Jeno menatap foto yang sempat beberapa hari lalu diambil itu dan menaruhnya diranjang begitu saja. Hari ini adalah hari pernikahan Chan sekaligus hari dimana Marvel akan pergi.

Dia sudah sangat senang saat mendapatkan sahabat yang se frekuensi dengannya. Jeno hanya mendengus kasar, dia berniat untuk memberikan salam perpisahan pada Marvel setelah itu dia baru akan datang ke pernikahan Chan.

Bicara soal Chan, Chan sudah mengetahui bahwa hari ini Marvel akan pergi dari Jeno. Namun dia tentu tidak bisa kemana-mana, begitu pula dengan Nana yang tidak bisa memberikan salam perpisahan karena harus menemani Chan. 

David sudah membuat teleportasi untuk kembali ke dunia luar. Marvel hanya menatap kosong pada teleportasi yang sudah dibuatkan. Dirinya sudah benar-benar nyaman berada disini, namun hatinya seperti berkata dirinya harus pergi. Jeno, Reri, Calvin bahkan Celine, Yura dan Georgia ikut datang.

"Marvel benar-benar akan pergi? Bukankah tak apa jika dari luar Entrinna tinggal disini? Apa salahnya? Di negeri ku banyak tapi kami sama sekali tidak keberatan." Celetuk Gia merasa tidak percaya bahwa Marvel akan pergi.

"Itu sudah keputusannya, kita tidak bisa berbuat apa-apa." Ujar Calvin menunduk. Tak lama Yuta dan Wina baru saja sampai, dan untuk Jeff dan Tara mereka memilih untuk datang ke pernikahan Chan.

"Marvel, kemarilah." Sahut Yuta mengajak Marvel berpelukan yang langsung saja Marvel masuk ke dalam pelukannya.

Yuta mengusap punggung Marvel, sejak hari pertama Yuta sudah menganggap Marvel sebagai anaknya juga. Tentu dirinya merasa keberatan dengan berita ini.

"Jagalah dirimu baik-baik." Marvel mengangguk dan melepas pelukannya lalu beralih untuk memeluk Wina. Hangat seperti pelukan ibunya, Marvel sangat nyaman dengan ini. Tiba-tiba saja dia merindukan ibunya.

Tara sudah siap dengan pakaiannya dan berjalan dilorong untuk mencari Jeff yang ternyata sudah ada diluar. Dia sama sekali tidak tahu apapun mengenai Marvel, dan Jeno yang tidak akan datang ke pernikahan Chan.

Dia masuk ke dalam kamar Jeno untuk mengajaknya pergi namun dia tidak menemukan putranya justru menemukan photo kecil yang Tara terkejut saat melihat laki-laki disamping Jeno. Tara berlari keluar menemui suaminya.

"Dimana Jeno?!!" Ucap Tara membuat Jeff terkejut.

"Hei ada apa? Apakah terjadi sesuatu?" Bukannya Jeff menjawab dia justru bertanya kembali karena melihat wajah Tara yang panik.

Sebelumya Tara tak sengaja selalu mendengar orang-orang yang membicarakan dari luar Entrinna, dia penasaran siapa namun keadaan tidak mendukung untuk itu.

Hingga saat makan malam itu Tara tak sengaja mendengar bahwa dia akan keluar dari Entrinna. Sekarang dirinya mengerti, bahwa manusia itu adalah putra kandungnya sendiri.

Marvel sudah didepan teleportasi itu setelah berpamitan dengan teman-temannya dan hendak akan pergi dengan berat hati.

Namun langkahnya terhenti begitu mendengar seseorang yang memanggilnya yang seperti begitu tidak asing untuknya, Marvel membalikan tubuhnya dan membulatkan mata saat melihat siapa orang itu terasa semua ini hanya mimpi untuknya.

"Bunda?"
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang