"Mengapa tempat ini sangat gelap?" Ujar Chan sambil terus memeluk lengan Jeno. Karena dibawah tanah itu hanya diberikan cahaya penerangan dari api kecil. Itupun jaraknya yang berjauhan, oleh karena itu cahayanya yang sangat minim.
"Namanya saja bawah tanah Chan, tidak mungkin akan terang." Jawab Jeno.
Mereka terus menelusuri jalan itu, sambil terus berjaga-jaga mana tahu jika nanti ada trolls yang berjaga di sana. Tapi sepertinya tidak mungkin karena disana sangat gelap. Mereka pun sedikit kesulitan saat melewatinya.
Setelah mereka berjalan cukup lama. Diujung sana terdapat cahaya yang sudah mulai terlihat. Dengan cepat mereka berjalan mendekati nya. Saat sudah dekat mereka dibuat terkejut, karena bukan karena jalan bawah tanah itu sudah berakhir namun ternyata hanya karena tanah disana yang terbuka. Namun sepertinya itu dilakukan dengan sengaja, entah untuk apa tujuannya.
Tapi yang lebih mengejutkannya adalah jalan itu sudah berhenti karena disana yang justru terdapat sebuah perosotan kebawah yang entah kemana jalannya.
"Apakah kita harus melewati ini?" Ucap Jeno sambil menatap Alden dan Chan bergantian.
"Tidak ada jalan lagi, tidak mungkin kita kembali lagi. Sepertinya memang ini jalannya." Ujar Alden.
"Kau bisa masuk lebih dulu." Ucap Jeno pada Alden. Haechan terkekeh menyenggol lengan Jeno.
"Apakah kamu takut Jeno?" Tanya Chan menggoda.
"Tidak. Memang seharusnya seperti itu."
Alden mendengus lalu melompat dan masuk lebih dulu, disusul oleh Chan dan terakhir Jeno. Jeno sengaja diakhir untuk menjaga Chan, karena menurutnya dia lebih baik dibelakang saja.
Ternyata perosotan itu tak panjang mengarah pada sebuah tempat luas yang tentunya semakin berada dibawah tanah. Mereka bertiga berkeliling memutari tempat itu, namun tidak ada satupun petunjuk disana. Bagaimana mereka para trolls bisa sampai lebih cepat, padahal ini hanya ruangan yang terlihat kosong. Tentu mereka yakin ada yang disembunyikan didalam sini.
Chan yang sibuk melihat sekeliling tanpa memperhatikan jalan dan terjatuh karena menendang sesuatu yang mengganjal. Alden yang disampingnya dengan cepat membantu Chan berdiri, begitu pula dengan Jeno.
Jeno memperhatikan sebuah batu yang baru saja Chan tendang. Namun anehnya batu itu menempel dengan tanah. Jeno menggali tanah yang disekitarnya. Dibawah tanah itu ada sebuah batu besar, dan tanahnya hanya sekedar untuk menutupinya.
Dalam batu itu ada sebuah ukiran yang bertuliskan ' king of the jungle who uses limbs to see and smell twice of x '"Apa ini? Apakah ini teka-teki?" Tanya Chan saat melihat tulisan yang ada di batu itu.
"Sepertinya ini memang teka-teki." Jawab Alden.
Jeno sedari tadi terdiam mencerna apa yang dimaksud tulisan tersebut untuk mencari tahu.
"Lennox." Ucap Jeno, semua menoleh padanya. Namun tak lama ada muncul cahaya yang tak jauh dari sana berbentuk seperti sebuah pintu. Pandangan yang berawal pada Jeno kini beralih pada cahaya itu begitupula dengan Jeno sendiri.
"Jeno, apa yang kau tadi katakan?" Tanya Chan penasaran. Jeno menoleh.
"Lennox." Jawabnya singkat.
"Kau dapatkan dari mana kata itu?" Tanya Chan kembali. Namun belum sempat Jeno membalas, tiba-tiba tulisan itu menampilkan semua huruf berurutan.
"Tadi adalah teka-teki, raja hutan yang menggunakan anggota badan untuk melihat dan mencium dua kali x. Raja hutan adalah Lion, anggota badan untuk melihat dan mencium adalah eyes dan nose, dua kali x yaitu dua kali dari nose karena kata itu berada diakhir dan x adalah kata menjanggal menurut ku. Aku mencoba mengambil setiap huruf depannya dan ketika disatukan menjadi Lennox." Jelas Jeno panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuck
Fantasy˚₊· ➳ Marvel, seharusnya mati tenggelam tapi justru terbangun disebuah negeri asing. Dan bertemu dengan Chanesa-Putri mahkota yang menolongnya. Pertemuan antara Chanesa dan Marvel membuat adanya perjanjian diantara mereka. Chanesa dia dijodohkan ol...