"Reri!" Panggil Chan membuat sang pemilik nama menoleh padanya. Chan masuk ke dalam kamar Reri dimana dia berbaring.
"Bagaimana keadaan mu? aku dengar kamu terluka. Coba saja kita satu tim." Tanya Chan lesu. Reri hanya tersenyum dan menggeleng.
"Aku tidak apa-apa Chan, pergilah beristirahat sudah larut untuk sementara aku akan berada di Nearon." Jawab Reri.
"Cepatlah pulih Reri. Aku pergi dulu." Baru saja hendak keluar namun tangannya ditahan oleh Reri. Chan diam menunggu ucapan Reri.
"Aku ingin membicarakan sesuatu padamu." Ucapnya lalu bangun untuk mengubah posisinya menjadi duduk dibantu oleh Chan.
"Apakah.. kamu menyukai Alden?" Lanjut Reri bertanya sambil mengigit kecil bibirnya.
"Apa maksudmu bertanya seperti itu? tentu saja tidak Reri. aku dengannya hanya sekedar dijodohkan lagipula aku menolak hal itu. Ada apa? apakah kamu menyukainya?"
"Jadi kalian benar-benar dijodohkan?" Chan mengangguk.
"Maaf aku tidak sempat menceritakan hal ini padamu. Karena waktunya memang selalu tidak tepat."
"Aku ada sedikit rasa untuknya namun aku iri padamu karena dia menyukaimu Chan." Chan hanya tersenyum lalu menggenggam tangan Reri.
"Kamu menyukainya? Aku akan bantu jadi berhentilah mengejar Marvel."
"Maaf, aku hanya iri padamu Chan. Aku juga ini merasakan dicintai.."
"Aku menyukai Marvel, dan kamu menyukai Alden. Bagaimana saja jika kamu membantuku membatalkan perjodohan ini lalu aku juga akan membantumu agar Alden menyukaimu."
"Baik Chan aku mengerti, aku meminta maaf." Ucap maaf Reri dengan pandangan menunduk.
"Tidak apa, kita sudah berteman sejak kecil ceritakan saja jika ada yang membuatmu tidak nyaman. Aku tidak ingin terjadi suatu permasalahan diantara kita hanya karena seorang pria." Ujar Chan lalu memeluk sahabatnya itu, Reri hanya menggangguk dipelukannya.
𖧧 ָ࣪ ˓˓ é𝗇𝘁࡛𝗋𝖎𝗻𝗇α ﹾ⸙
"Selamat pagi, akhirnya kita sudah berada di misi terakhir. Terimakasih atas kerja keras kalian, kemarin pasti sangat melelahkan benar bukan? Kalian semua hebat. Untuk kali ini kalian tidak akan bergerak banyak hanya akan duduk menonton teman kalian. Setiap tim mewakilkan salah satu pria untuk melakukan Mature ini untuk menentukan siapa yang benar-benar berhak mendapatkan pedang Zon. Lihatlah ini." Ucap David panjang lalu ia membacakan satu mantra tangannya bergerak menghadap ke langit-langit.
Dan seketika itu juga tempat yang asalnya hanya ruangan berubah menjadi sebuah lapangan. Dan mereka terkejut saat mereka berada ditempat duduk penonton, ditengahnya terdapat sebuah labirin besar.
"Yang mewakili dari tim kita siapa?" Tanya Chan memiringkan tubuhnya menghadap temen-temennya.
"Bagaimana jika denganmu Marvel?" Ucap Jeno. Marvel menunjuk dirinya sendiri.
"Kau yakin denganku? Mengapa tidak kau saja?" Tanya balik Marvel.
"Aku rasa ini cocok untukmu, kau sangat pintar dalam melakukan apapun aku yakin kamu akan berhasil." Jawab Jeno.
"Kalian yakin aku yang akan mewakili?" Tanya Marvel mendapatkan anggukan dari semua temannya.
"Baiklah aku akan pergi." Ucap Marvel membuat semua tersenyum.
"Semangat Marvel! Kamu pasti bisa!" sorak Chan, Marvel terkekeh lucu sekali saat Chan selalu menyemangati nya. Marvel turun dan ikut berkumpul bersama peserta yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuck
Fantasy˚₊· ➳ Marvel, seharusnya mati tenggelam tapi justru terbangun disebuah negeri asing. Dan bertemu dengan Chanesa-Putri mahkota yang menolongnya. Pertemuan antara Chanesa dan Marvel membuat adanya perjanjian diantara mereka. Chanesa dia dijodohkan ol...