Marvel hampir kewalahan saat Chan lari-lari dan terus menarik tangannya. Kini mereka berada di pasar tradisional, bisa Marvel lihat ternyata Chan orangnya sangat ceria dan ramah. Setiap orang yang melewati mereka pasti akan menyapa mereka.
"Chan jangan berlari-lari nanti kau terjatuh." Ujar Marvel agar Chan berhenti berlari-lari. Dan akhirnya Chan berhenti memilih berjalan disamping Marvel.
"Kamu tahu? Semua orang disini mengenaliku lho!" Kata Chan membanggakan diri.
"Bukankah itu tidak aneh? Karena kau putri mahkota."
"Tidak, mereka mengenaliku karena aku ramah, baik dan tentu tidak sombong." Ucap Chan diakhiri dengan kekehan.
"Tidak ada orang baik yang mengaku diri mereka baik Chan." Ujar Marvel membuat Chan mengerucutkan bibirnya.
"Kamu ini-" ucapan Chan terpotong karena ada seseorang yang berteriak memanggilnya dari belakang. Chan merasa tidak asing dengan suaranya lantas keduanya menoleh ke belakang.
"Chanie!"
"Nana? Aaa!" Seru Chan tak kalah kencangnya lalu berlari berhambur ke pelukan sahabatnya. Marvel hanya diam disisi Chan memperhatikan interaksi keduanya. Disisi lain juga ada seorang pria yang datang bersama gadis yang Chan peluk.
Chan melepas pelukannya setelah rasa rindunya sudah terpuaskan, lalu memandang kedua sahabatnya bergantian. Chan rasa sahabatnya ada tiga, kemana satu lagi?
"Na, Reri dimana? Kenapa tidak ada?"
"Reri tidak bisa datang karena sedang sibuk latihan berpanah." Sahut pria disamping Chan.
"Begitu ya.." Chan terdiam sebentar.
"Marvel, kenalkan ini sahabat aku Nazeera dan satu lagi ini Jevano. Ada satu lagi Reverie sesuai yang tadi kamu dengar, dia tidak bisa ikut." Chan memperkenalkan kedua sahabatnya pada Marvel. Marvel menggangguk mengerti.
"Marvel." Ucapnya singkat
Setelah Marvel berucap Nazeera menarik lengan Chan untuk membisikan sesuatu.
"Chan, apakah dia pangeran? Dia sangat tampan Chan." Bisik Nazeera diangguki oleh Chan.
"Betul, bahkan ke tampanannya melebihi batas!" Bisik Chan menjawab Nazeera.
Jevano yang berada ditengah mereka tentu saja mendengarkan keduanya, lagipula mereka berbisik namun seperti berbicara karena suara mereka sepertinya terdengar oleh Marvel.
"Sepertinya dia mendengarkan kalian." Celetuk Jevano membuat keduanya terkejut.
"Kau ini selalu mengganggu Jeno!" Nazeera mendelik lalu memilih berpindah tempat di dekat Marvel.
"Tadi Chan sudah mengatakan nya, aku Nazeera kamu bisa memanggilku Nana." Nazeera memperkenalkan diri langsung pada Marvel.
Marvel hanya tersenyum ramah pada Nana. Jevano berjalan mendekati Marvel menepuk pundak itu untuk membisikkan sesuatu.
"Jangan tertipu oleh wajah menggemaskan mereka." Bisik Jevano lalu menjauh lagi dari Marvel.
"Kau bisa memanggilku Jeno, sedang berkeliling bukan? Lebih baik denganku ayo." Lanjut Jeno lalu merangkul pundak Marvel dan berjalan mendahului Chan dan Nana.
Nana dan Chan menatap kesal pada Jeno, pria paling menyebalkan. Nana dan Chan memilih menyusul mereka dan mengikutinya dari belakang.
"Ngomong-ngomong kau berasal darimana? Aku baru melihatmu." Tanya Jeno memulai percakapan.
"Aku berasal dari dunia luar yang tanpa sengaja terbawa kemari, dan aku bertemu dengan Chan yang menolongku."
"Dunia luar? Pasti karena Quotra bukan? Aku dengar hari ini lubang itu terbuka."
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuck
Fantasi˚₊· ➳ Marvel, seharusnya mati tenggelam tapi justru terbangun disebuah negeri asing. Dan bertemu dengan Chanesa-Putri mahkota yang menolongnya. Pertemuan antara Chanesa dan Marvel membuat adanya perjanjian diantara mereka. Chanesa dia dijodohkan ol...