‹ 0.09 𖣂.

672 74 0
                                    

Marvel terduduk dengan rasa gugupnya, sepertinya dia akan terkena sidang oleh ayah John. Sedangkan John sedang berusaha untuk membuat Chan agar pergi, dia ingin berbicara dengan Marvel. John mendengus kasar putrinya sangat keras kepala.

"Pergilah Chan ke kamarmu." Pinta John namun Chan tetap menggeleng. Justru kini dia duduk disamping Marvel.

"Aku tidak mau, aku takut ayah menanyakan hal-hal aneh pada kekasihku!"

"Tidak Chan, aku hanya bertanya sedikit saja." John mencoba menyakinkan Chan.

"Lagipula mengapa aku tidak boleh disini? Mengapa harus pergi ke kamar?"

"Tidak apa-apa Chan, jadi kamu mau ya untuk pergi ke kamar dulu. Ayah janji tidak akan menanyakan hal-hal aneh pada kekasihmu." Pinta John sekali lagi, Chan menghela nafas terpaksa dia akhirnya pergi ke kamar.

Tapi bukan Chan jika tidak ingin tahu, dia tidak benar-benar pergi ke kamar. Dia bersembunyi dibalik pintu. Namun sepertinya ayah John sudah sangat mengenali putrinya.

"Ayah tahu kamu ada disitu Chan." Ujar John, Chan merenggut lalu pergi ke kamar dengan menghentakkan hentakan kakinya. Setelah memastikan Chan pergi John lalu beralih pada pria yang Chan sebut kekasihnya. John melihat luka ditangan Marvel dia tersenyum tipis.

"Siapa namamu dan asalmu darimana?" Tanya John pada Marvel.

"Marvel, aku dari negeri jauh yang sedang berkelana kemari." Jawab Marvel.

"Apakah kamu benar-benar menyukai Chan? Kamu tahu bukan jika Chan akan menjadi pewaris tahta yang berarti kamu juga akan menjadi raja disini."

"Saya tentu tahu mengenai hal itu, karena itu saat ini saya sedang belajar lebih giat agar benar-benar bisa menjadi seorang raja yang baik."

"Percaya diri sekali kamu, saya belum merestui kamu dengan putri saya. Tapi untuk sementara waktu saya akan menaruh kepercayaan padamu untuk menjaga Chan. Buatlah saya terkesan agar saya dapat memastikan bahwa kamu benar-benar pantas menggantikan posisi saya." Ujar John menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Jangan pernah kecewakan saya, saya hanya menaruh satu kepercayaan pada setiap orang." Lanjutnya. Marvel meneguk salivanya lalu mengangguk.

"Saya akan mencoba yang terbaik."

𖧧 ָ࣪ ˓˓ é𝗇𝘁࡛𝗋𝖎𝗻‌𝗇α ﹾ⸙

Chan terbangun saat merasakan silau cahaya matahari yang menembus jendelanya. Chan terduduk mengumpulkan nyawanya saat mendengar seperti ada yang kemari.

"Chan," Panggil Marvel dari balik pintu, Chan menggosok matanya melihat Marvel yang berada di depan pintu. Setelah kejadian semalam, John meminta Marvel untuk tinggal saja di istana yang tentu saja disetujui Marvel.

"Boleh aku masuk?" Lanjut Marvel yang langsung mendapatkan anggukan dari Chan. Marvel terduduk disisi ranjang.

"Ada apa?" Tanya Chan saat kesadarannya mulai terkumpul.

"Chan, hari ini aku akan pergi berlatih panah dengan Reri menurutmu bagaimana?" Ujar Marvel.

Seketika Chan terdiam, dengan Reri? Mereka pasti akan berdua terus menerus. Tidak akan Chan biarkan!

"Tidak boleh!" Sentak Chan membuat Marvel terkejut. Chan mencekal tangan Marvel lalu menggeleng.

"Jeno sudah bilang, berpedang kamu saja sudah sangat sempurna. Tidak perlu susah susah untuk berlatih panah juga, pokoknya tidak boleh." Larang Chan.

"Baiklah, aku tidak jadi Chan." Ucap Marvel membuat Chan tersenyum, Chan memeluk tubuh Marvel.

"Beginilah sebentar ada ayahku." Bisik Chan, Marvel tersenyum tipis. Dan benar saja tak lama ada ayah John datang ke kamar Chan.

(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang