Marvel menatap langit-langit kamar. Termenung memikirkan yang diucapkan Chan tadi siang.
Flashback
"Marvel, kamu yakin mau?" Tanya Chan memastikan, pasalnya ia khawatir Marvel tidak mau karena Marvel harus berlatih pedang, panahan dan lainnya agar bisa mengambil kepercayaan ayahnya.
"Aku yakin Chan, lagipula ini bukan hanya untuk kamu. Ada manfaatnya juga untukku jadi tidak masalah." Ucap Marvel meyakinkan
"Aku benar-benar berjanji, jika ini semua selesai aku akan membantumu keluar dari Entrinna."
"Tapi Chan, jika gagal bagaimana?"
"Jika gagal sudah tidak ada pilihan, aku akan tetap membantumu keluar."
Entah mengapa tiba-tiba ada perasaan tidak rela dalam diri Marvel. Walaupun baru satu hari dia berada disini namun dia merasa orang-orang disini seperti keluarga. Sudah lama Marvel tidak merasakan kehangatan seperti ini.
Dulu dia sangat sibuk bekerja, dia juga tidak mempunyai siapa-siapa. Tapi saat disini dia merasa senang, apalagi jika mengingat gadis bernama Chan itu. Dia benar-benar menggemaskan, apakah Marvel jatuh pada pandangan pertama?
Marvel terkekeh sendiri bagaimana bisa dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Daripada memikirkan yang tidak-tidak akhirnya dia memilih untuk memejamkan matanya untuk istirahat karena sudah larut malam.
𖧧 ָ࣪ ˓˓ é𝗇𝘁࡛𝗋𝖎𝗻𝗇α ﹾ⸙
"Marvel ayo bangun!" teriak Chan sambil menggoyangkan tubuh Marvel. Marvel mengusak matanya untuk menjelaskan pandangannya.
"Ada apa Chan?" ucap Marvel dengan kesadaran yang setengah terkumpul. "Ayo kita latihan hari ini! Kita akan pergi ke Nearon."
"Apakah ini terlalu cepat?"
"Lebih cepat lebih bagus, ayo Marvel bersiap siap ya. Pakaiannya sudah aku siapkan! Aku tunggu di depan." ujar Chan lalu pergi meninggalkan Marvel. Marvel hanya menghela nafas terpaksa ia harus mengikuti kemauannya.
Setelah selesai bersiap Marvel keluar kamar dan melihat Chan ternyata sudah ada Nana dan Jeno disana. Marvel tersenyum saat melihat keduanya.
"Sudah? Ayo kita pergiiii." Kata Nana bersemangat
"Sepertinya kamu yang bersemangat." ucap Chan heran mengapa Nana yang bersemangat?
"Tentu saja, karena aku sudah lama tidak bertemu dengan bunda Tara."
"Tara?" tanya Marvel
"Ostara, dia adalah ratu di Nearon atau lebih tepatnya bunda Jeno. Kita sering memanggilnya bunda Tara." jawab Chan, Marvel mencoba mengingat sesuatu karena sepertinya tidak asing dengan namanya.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Jeno karena melihat Marvel yang seperti sedang memikirkan sesuatu. Sontak Marvel menoleh
"Ah tidak ada, ngomong-ngomong bagaimana kita pergi ke Nearon?"
"Kita pakai tranportasi dari sihir." jawab Nana
"Lalu apa transportasi itu?"
Jeno tersenyum tipis, lalu membacakan satu mantra, tak lama setelahnya tiba-tiba sebuah kereta kecil yang muncul dihadapan mereka. Marvel sedikit terkejut, ternyata sihir benar-benar nyata adanya.
Jeno dan Nana naik lebih dulu, sedangkan Chan yang dibelakang Marvel mendorong punggung lebar itu agar segera naik. Setelah semua naik kereta itu melesat secepat kilat, tak butuh lama kereta itu sampai dibelakang istana tempat untuk latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuck
Fantasia˚₊· ➳ Marvel, seharusnya mati tenggelam tapi justru terbangun disebuah negeri asing. Dan bertemu dengan Chanesa-Putri mahkota yang menolongnya. Pertemuan antara Chanesa dan Marvel membuat adanya perjanjian diantara mereka. Chanesa dia dijodohkan ol...