Marvel dan Jeno menyerang dengan pedangnya saat Earth itu mengeluarkan akar-akarnya berniat mengikat mereka. Marvel menebas Earth itu berkali-kali menggunakan pedangnya, Earth mengerang kesakitan memutar mutar akarnya tanpa arah.
Nana dan Chan berlari menjauh saat melihat akar-akar yang menjalar kemana-mana. Mereka berniat untuk menyerang Earth itu dari jauh karena mereka hanya menggunakan anak panah. Sulit menyerang menggunakan anak panah dari dekat.
Namun sepertinya karena akar-akarnya yang terlalu banyak membuat Nana tersandung dan membuatnya terjatuh. Chan membantu Nana bangun lalu berlari membawanya menjauh dan mendudukkan nya didekat pohon.
Jeno yang hanya tersisa sedikit tenaga kehilangan fokus saat tahu Nana terluka membuatnya menjadi sasaran untuk Earth. Earth berhasil mengikat Jeno dengan akarnya hingga membuat pedang Jeno terjatuh.
"Jeno! Ck Earth itu." Geram Chan, dia sudah hampir banyak menghabiskan banyak anak panah. Chan memilih mengambil untuk yang terakhir dia yakin kali ini akan berhasil. Ditariknya anak panah dari busurnya mengarah pada batu yang tertempel di Earth itu. Matanya menajam agar tepat sasaran.
Dan kali ini Chan benar-benar berhasil, batu itu terjatuh. Marvel memotong akar-akar yang mengikat Jeno. Jeno terjatuh mengambil pedangnya lalu berlari menangkap batu yang terjatuh.
Marvel menarik Chan untuk berlari sedangkan Jeno setelah berhasil menangkap batu berlari mendekat ke arah Nana lalu menggendongnya dan menyusul Marvel dan Chan. Mereka terkejut saat Earth itu mengejarnya. Jeno menggeretakan giginya ternyata earth itu benar-benar mengejarnya, dia teringat ada salah satu tempat aman disini.
"Ikuti aku!" Teriak Jeno berlari mendahului diikuti Marvel dan Chan. Jeno berlari membelok ke arah salah satu lalu masuk ke dalamnya. Marvel dan Chan mengikutinya masuk ke dalam. Mereka diam bersembunyi saat merasakan Earth tadi berlari ke arah mereka. Helaan nafas keluar saat suara langkah Earth itu sudah menjauh.
"Jeno ini dimana?" Tanya Nana melepas pelukannya turun dari Jeno sambil menatap sekelilingnya.
"Kita berada dalam Earth." Jawab Jeno dengan nada cukup pelan.
Setelah ucapan Jeno tiba-tiba terdengar suara perempuan yang menggema entah darimana membuat semua terkejut kecuali Jeno.
"Jeno?"
"Iya, ini aku Jeno aunty." Jawab Jeno.
"Ada apa? Sudah lama sekali kamu tidak kemari."
"Sekarang aku sedang melakukan Mature, ada Earth yang mengejar ku untung saja aku ingat disini ada aunty."
"Benarkah? Sepertinya Mature tidak dilakukan saat ini apakah dipercepat?"
"Pelaksanaan Mature dipercepat karena para trolls sudah mulai menyerang."
"Ternyata begitu.."
"Jeno jeno jeno!" Panggil Nana dan Chan berbisik, sontak Jeno menoleh pada keduanya menaikan sebelah alisnya seolah berkata "ada apa?"
"Kamu berbicara dengan siapa?" Tanya Chan.
"Oh ini, perkenalkan aunty Maisie. Dulu dia seperti kita namun dituduh melakukan kesalahan dan tak sengaja membuatnya dikutuk menjadi Earth. Alasan mengapa aku mengenali tempat ini karena sebelum ayahku menikah dengan bunda Tara aku sering bermain kemari." Jelas Jeno bercerita.
"Aku dan ayahku selalu mencari tahu bagaimana menghilangkan kutukan itu. Karena orang yang mengutuk aunty Maisie telah mati terbunuh. Apakah diantara kalian ada yang mengetahui cara agar kutukan itu hilang?" Lanjut Jeno lalu bertanya.
"Apakah ini sihir? Aku mengetahui sesuatu tapi aku tidak yakin." Sahut Marvel membuat semua menoleh.
"Kamu serius Marvel? Bagaimana bisa?" Tanya Jeno.
"Saat aku sedang bosan aku selalu membaca isi buku-buku yang berada didalam rumah pohon Chan. Ada satu buku yang bercerita tentang sihir."
"Benarkah? Bahkan aku tidak tahu ditempatku ada buku seperti itu." Ucap Chan.
"Kamu terlalu malas membaca Chan. Kalau begitu mengapa tidak coba saja? Lagipula sepertinya kita sudah cukup batu ini sambil menunggu kita menolong aunty terlebih dahulu." Pinta Jeno.
"Benar yang diucapkan Jeno, tolonglah aku percaya padamu Marvel." Ucap aunty Maisie.
"Baiklah aku akan coba. Kita keluar terlebih dahulu." Ucap Marvel lalu keluar dari Earth Maisie diikuti dengan yang lain.
"Semangat Marvel! Kamu pasti berhasil." Sorak Chan menyemangati.
Marvel berusaha mengingat mantra untuk menghilangkan sebuah kutukan dari sihir. Menempelkan telapak tangannya pada Earth itu. Dan Marvel mulai membacakan mantra nya.
Setelah tak lama Marvel membacakan mantra dia mundur namun tidak terjadi apapun. Marvel mendengus dia sudah duga ini akan terjadi.
"Lihatlah ini-"
"Tunggu!" Potong Jeno karena tiba-tiba Earth itu perlahan-lahan menjadi kecil dan tak keluar cahaya terang membuat semua orang disana silau memejamkan matanya. Saat mereka membuka kembali semua terkejut karena sekarang berdiri seorang wanita cantik yang sama-sama terkejutnya melihat dirinya sendiri.
"Aunty!" panggil Jeno lalu berlari berpelukan dengan Maisie.
"Marvel kamu berhasil." Sorak Chan kembali sambil menggoyang-goyangkan tubuh Marvel. Marvel hanya tersenyum dia kira akan gagal.
"Marvel? Terimakasih telah menolongku. Jika saja tanpamu mungkin saat ini aku masih menjadi Earth." Ucap Maisie lalu membungkuk sekilas sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa ini hanya kebetulan." Jawab Marvel membalas senyuman itu.
"Aku tidak tahu jika kamu mempunyai seorang aunty Jeno." Sahut Nana keheranan dia sudah berteman lama tapi dia sama sekali tidak tahu jika Jeno mempunyai aunty.
"Aku memang jarang menampakkan diri di tempat ramai. Aku biasa berada di belakang istana untuk melatih Jeno kecil saat itu." Ujar Maisie mengusak rambut Jeno. Maisie tentu sangat rindu dengan keponakannya yang nakal ini sudah lama dia menghabiskan banyak waktu dengannya.
"Ohh begitu, perkenalkan aku Nazeera. Aunty bisa memanggilku Nana saja." Ucap Nana tersenyum ramah memperkenalkan diri.
"Senang mengenalmu Nana, ternyata Jeno kau sudah besar sudah memiliki kekasih." Ucap Maisie menggoda.
"Dia belum menjadi kekasihku aunty." Jawab Jeno.
"Belum? Berarti nanti akan benar-benar menjadi kekasihmu?" Tanya Maisie.
"Itu.. rahasia hahaha." Ucap Jeno sambil tertawa. Maisie menatap keponakannya datar sangat menyebalkan sekali.
Setelah tak lama keduanya saling melepas rindu dengan candaannya. Lingkaran teleportasi itu terbuka menandakan jika ini sudah berakhir dan semua batu berhasil didapatkan. Mereka masuk ke dalam lingkaran itu begitu juga dengan Maisie.
Saat Maisie keluar tentu dia menjadi perhatian. Dan disana ternyata sudah ada Jeff yang menunggunya, ingat layar lebar yang terbuka itu? Jeff mengetahui nya dari sana. Dia terkejut saat Marvel berhasil membuat adiknya kembali. Maisie berlari memeluk kakaknya Jeff.
"Syukurlah kau sudah kembali Mai." Ucap Jeff lalu melepas pelukannya dan beralih pada Marvel.
"Aku tidak tahu jika kau sangat pintar, terimakasih telah membuat adikku kembali. Sebagai ucapan terimakasih jika kamu membutuhkan sesuatu datanglah kemari kami akan membantu dan kami akan selalu senang menyambut kedatangan mu." Ujar Jeff, Marvel tersenyum membungkuk sekilas.
"Baik, terimakasih."
"Menantuku ternyata sangat hebat." Sahut Yuta bertepuk tangan lalu berjalan mendekati mereka.
"Siapa yang paman bilang menantu?" Tanya Jeno tiba-tiba kenapa selalu Marvel, dia juga padahal tidak jauh lebih hebat.
"Tentu saja Marvel." Ucap Yuta merangkul kembali pundak Marvel, menaik turunkan alisnya menggoda Jeno. Semua hanya terkekeh namun tidak dengan Jeno yang hanya menatap datar dari dulu paman Yuta selalu membandingkan dirinya dengan pria lain, yang berarti ini bukanlah pertama kali Yuta menggodanya seperti itu.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuck
Fantasi˚₊· ➳ Marvel, seharusnya mati tenggelam tapi justru terbangun disebuah negeri asing. Dan bertemu dengan Chanesa-Putri mahkota yang menolongnya. Pertemuan antara Chanesa dan Marvel membuat adanya perjanjian diantara mereka. Chanesa dia dijodohkan ol...