‹ 0.41 𖣂.

453 46 2
                                    

Buggh

Tangannya terkepal kuat saat memukul dinding yang keras. Marvel terduduk dilantai dengan perasaan rasa sedih dan marah. Sedangkan tidak jauh dari sana ada Jeno yang duduk diatas kursi dengan santai.

"Aku harus bagaimana? Aku tidak bisa melanjutkan ini." Lirih Marvel. Jeno hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sudah kubilang dari awal, jangan lakukan hal itu. Dan kini bahkan kau yang akan menyakitinya tapi justru kau yang tersakiti." Ledek Jeno. Marvel menatap sinis pada Jeno, disaat dirinya sedih sempat-sempatnya Jeno meledeknya.

Flashback

"Apakah aku harus menjauh dari Chan?" Tanya Marvel sendu. Kini dia dibingungkan bagaimana bisa bersama Chan. Marvel takut indentitasnya diketahui oleh John.

"Itu bukan jalan yang benar, kamu akan menyakitinya Marvel." Jawab Jeno yang duduk bersandar.

"Lalu aku harus bagaimana? Hanya itu jalan yang aku tahu. Agar Chan bisa menemukan pria lain." Ucap Marvel. Jeno menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu pasti itu akan berhasil atau tidak, namun jika kamu mau menerima resiko silahkan saja. Nanti aku tidak dapat banyak membantu karena pasti ada pelatihan setelah peperangan ini." Ujar Jeno.

"Atau mungkin.. kamu bisa mengajak Reri untuk bekerja sama?" Lanjut Jeno berucap. Sontak Marvel menoleh.

"Tapi Reri tidak mengetahui identitas ku bagaimana aku memintanya?"

"Kau bisa menceritakan saja hal itu, aku yakin Reri dapat membantumu." Marvel mendengus kasar. Rasanya benar-benar menyakitkan jika harus seperti ini.

Beberapa belakang ini Chan sangat sering pergi ke Erast. Marvel terkadang diam-diam membututi nya, dan seperti biasa Chan bertemu dengan Calvin terus menerus.

Hal itu tentu semakin lama membuat hatinya memanas. Namun bukankah seharusnya dia bahagia? Karena rencananya berhasil. Tapi kenapa justru dia menjadi sedih karena Chan kini bersama pria lain.

Chan pulang ke istana lebih awal dari biasanya dan seperti hari-hari sebelumnya dia telah menghabiskan banyak waktu bersama Calvin. Namun dia menghela nafas kasar untuk kesekian kalinya. Karena lagi-lagi Marvel tertidur dikamarnya. Mengapa Marvel selalu pergi ke kamarnya kadang Chan menemukan Marvel sedang membaca atau kadang tertidur seperti saat ini.

Chan baru saja hendak menepuk pipi Marvel namun pinggangnya sudah lebih cepat ditarik Marvel sehingga Chan terjatuh diatas tubuh Marvel. Marvel membalikan tubuhnya membuat Chan terkejut karena kini dirinya berada dibawah kungkungan Marvel. Marvel membuka matanya menatap dalam Chan. Chan menjadi gugup saat melihat Marvel yang menatapnya seperti itu.

"A-ada apa Marvel?" Chan berucap dengan nada pelan karena dirinya benar-benar ketakutan saat ini.

"Aku cemburu." Ucap Marvel. Belum sempat Chan kembali berucap bibirnya sudah dibungkam oleh bibir Marvel. Chan sempat mendorong dada Marvel namun itu sia-sia karena tenaga Marvel lebih besar darinya. Dan Chan memilih diam tanpa membalas ciuman Marvel.

Hal itu membuat Marvel geram lalu mengigit bibir Chan membuat ringisan keluar dari mulutnya. Dan itu menjadi kesempatan bagi Marvel untuk melesatkan lidahnya pada mulut Chan. Chan memejamkan matanya dan meremas pelan pundak Marvel karena lidah Marvel yang bergerak didalam mulutnya.

Setelah puas dengan bibir dan mulut Chan. Marvel berpindah pada leher mulus Chan. Chan sedikit memberontak saat Marvel membuat tanda kemerahan dilehernya namun sekali lagi itu tidak seberapa dengan tenaga Marvel. Yang akhirnya Chan hanya bisa pasrah sambil meremas kuat rambut belakang Marvel.

(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang