Oscar dan Jeff yang selalu memberi arahan kepada para pasukannya agar tetap stabil. John menatap langit saat matahari mulai bersinar.
"Ternyata mereka benar-benar melancarkan semua dengan baik." Gumamnya sambil tersenyum. Tak lama Yuta datang menghampiri nya.
"Menantuku ternyata berhasil bukan?" Ujar Yuta, John mengerutkan keningnya.
"Menantu yang mana maksudmu?"
"Marvel! Tentu saja Jeno!"
"Baru kali ini kau mengakui dia menantumu." Kata John, Yuta hanya tertawa mendengarnya.
"Aku hanya menggodanya saja." Setelah berucap mereka kembali disibukan dengan trolls. Berkat matahari yang mulai terik, para trolls lebih mudah untuk dikalahkan. Sehingga mereka mulai menipis saat ini.
Langkah Jeno, Nana dan Chan terhenti karena merasa Marvel berhenti. Chan hampir histeris saat melihat pedang yang menusuk punggung Marvel. Jeno dan Nana terkejut saat menyadari hal itu. Chan berlari menahan tubuh Marvel karena tepat setelahnya tubuh Marvel tumbang.
"MARVEL!" Chan mengigit bibirnya menahan tangisannya menatap Marvel. Marvel tersenyum tipis melihatnya, tangannya terulur menggenggam tangan Chan erat.
"Chan.. aku menepati janjiku bukan? Untuk pulang dalam keadaan baik-baik saja." Lirih Marvel.
"Diam Marvel, jangan banyak bicara!" Ucap Chan menghiraukan karena dia tidak ingin mendengar apapun saat keadaan seperti ini. Marvel terkekeh pelan saat melihat ekspresi Chan, bahkan disaat seperti ini dia masih terkekeh.
"I love you Chan..." Ucap Marvel lalu setelahnya dia tidak sadarkan diri. Chan semakin khawatir saat Marvel yang kini dengan kedua matanya sudah terpejam. Dengan cepat Jeno menghampiri, Jeno memegang nadi Marvel.
"Dia hanya pingsan." Ucap Jeno, lalu mengambil alih Marvel dan menggendongnya membawa masuk ke dalam. Nana beralih memeluk Chan, mengusap lembut kepalanya.
"Marvel akan baik-baik saja Chan." Ujar Nana menenangkan lalu keduanya berjalan menyusul Jeno. Mereka masuk ke tempat yang aman membawa Marvel ke dalam. Orang-orang disana terkejut, dan untung saja disana ada salah satu wanita yang pintar mengobati. Dengan cepat dia membantunya, sedangkan Jeno bergegas teleportasi pergi ke Nearon.
Jeno berlarian mencari Fiona, masih ingat bukan saat Mature Fiona adalah salah satu orang yang paling pintar mengobati. Saat bertemu dengan Fiona tanpa ba-bi-bu Jeno langsung menarik membawanya teleportasi ke Baerney. Fiona tentu terkejut saat dirinya ditarik begitu saja.
Setelah keduanya sampai di Baerney baru Jeno menceritakan semuanya, dengan cepat Fiona membantu. Mereka memilih membawa Marvel ke salah satu ruangan tak lupa juga Fiona mencabut perlahan pedang itu.
Marvel kini ditangani didalam oleh Fiona dan beberapa wanita yang tadi memang membantu. Jeno pergi keluar menghela nafasnya kasar. Dan menemukan Chan yang masih menangis didada Nana.
Tak lama Jeff datang bersama John dan Yuta. Keduanya terkejut saat mendengar kabar dari salah satu pasukannya tentang Marvel yang tertusuk. Untung saja saat ini trolls sudah benar-benar mati semua. Jadi dengan mudah mereka pergi untuk melihat keadaan Marvel.
"Bagaimana keadaannya? Mengapa bisa terjadi?" Tanya John pada Jeno.
"Saat ini Marvel sedang ditangani, aku juga tidak tahu tiba-tiba ada yang menusuknya." Jawab Jeno lalu berjalan duduk disampingnya Chan.
"Kau sudah memanggil Fiona bukan?" Kali ini Jeff yang bertanya, Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban.
Setelah hampir 2 jam mereka menunggu, Fiona keluar dari ruangan. Chan yang pertama kali berdiri saat melihatnya.
"Bagaimana keadaan Marvel?" Tanya Chan dengan tatapan penuh harap.
"Dia baik-baik saja, aku sudah mengobati luka dipunggungnya. Beberapa saat lagi mungkin dia sadar." Jawab Fiona membuat yang lain menghela nafas lega.
Chan masuk lebih dulu, untuk melihat keadaan Marvel. Chan duduk disamping Marvel sambil menggenggam tangan Marvel.
"Cepatlah pulih." Ucap Chan mengelus rambut Marvel.
'sangat tampan' batin Chan saat melihat pahatan wajah Marvel yang begitu sempurna. Jika saja seandainya saat itu dia tidak pergi ke hutan mungkin dia tidak akan bertemu dengan Marvel. Marvel adalah pria kedua yang dia cintai setelah ayahnya.
Tak lama setelahnya pintu terbuka ada John, Jeff dan Yuta yang masuk ke dalam. John merangkul putrinya dan memeluknya. Mengusap punggungnya berniat menenangkan. Setelahnya David juga masuk ke dalam karena dia baru mendengar kabarnya.
David memegang beberapa balutan yang membalut tubuh Marvel. Mulutnya bergerak seperti sedang membacakan sesuatu. Chan yang berada tepat didepannya, mengerutkan keningnya.
"Apa yang barusan kamu lakukan?" Tanya Chan setelah David selesai dengan acaranya. Sontak David menoleh dan tersenyum tipis.
"Aku membantu menyembuhkan lukanya, pedang yang trolls itu berikan bukanlah pedang sungguhan. Itu adalah pedang yang Lennox buat dari sihir, jika dengan sihir kembali tentu akan lebih cepat bisa disembuhkan." Jelas David.
"Darimana kau tahu?" Jeff bertanya.
"Aku sempat terlambat kemari karena itu, ada beberapa kejadian yang membuatku memang sedikit janggal dengan senjata yang mereka buat. Oleh karena itu sekarang aku mengetahui bahwa itu semua terbuat dari sihir. Entah darimana Lennox mempelajarinya." Lanjut David menjelaskan.
"Jadi kau tentu bisa membuat nya pulih lebih cepat bukan?" Sahut John. David mengangguk, helaan nafas keluar dari mereka. Setelahnya John, Jeff dan Yuta keluar kecuali David dan Chan. Lalu Jeno dan yang lainnya masuk mereka sengaja bergantian agar ruangan nanti tidak terlalu ramai dan panas.
"Seharusnya aku saja saat itu yang dibelakang bukan Marvel." Ujar Chan reflek Nana menepuk mulut Chan yang sembarangan berbicara.
"Kau tidak boleh seperti itu." Ucap Nana. David terkekeh kecil.
"Dia benar, kau tidak boleh berkata seperti itu Chan. Seharusnya kau beruntung karena Marvel yang terkena bukan dirimu." Ucap David.
"Kenapa seperti itu?" Sahut yang kali ini Reri bertanya.
"Karena jika Chan yang terkena proses penyembuhan nya akan lebih lama. Tubuh seorang pria biasanya lebih kuat dari wanita, jika kamu justru yang terluka maka akan lebih lama prosesnya membuatmu pulih." Terang David.
"Tapi menurutku lebih baik tidak ada yang terluka, mau siapapun itu lebih baik tidak ada." Ucap Nana. Jeno terkekeh mengusap pucuk kepala Nana.
"Semua akan baik-baik saja." Kata Jeno.
"Ayo kita bermain saja, kali ini keadaan sudah benar-benar membaik." Ajak Reri.
"Benar, kalian nikmati waktu istirahat saja. Biarkan Marvel aku yang urus, dia akan segera pulih aku percaya pada Marvel dia dapat bertahan." Ujar David.
Setelahnya satu persatu meninggalkan ruangan itu, Chan yang terakhir keluar bersama Nana dan Reri disampingnya. Sedangkan Jeno dibelakangnya, saat hendak keluar David memanggilnya. Jeno membalikkan badan saat David justru memanggilnya.
"Aku ingin bertanya sesuatu." Ucap David lalu Jeno mendekat untuk kembali duduk.
"Apakah Marvel berasal dari dunia luar? Dia tidak berasal dari Entrinna bukan?" Tanya David membuat Jeno tersentak. Jeno terdiam tidak tahu harus menjawab apa, apalagi tatapan David yang sangat serius menatapnya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBCMakasih sama yang udah setia sama cerita ini hehe, pengen cepet-cepet tamatin jujur sii.
Minggu ini aku ujian T_T jadi mungkin libur dulu up nya yereobun. Oh ya makasih juga yang selalu vote love sekebon deh <3
Jangan lupa tinggalkan jejak ya, see you!
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuck
Fantasy˚₊· ➳ Marvel, seharusnya mati tenggelam tapi justru terbangun disebuah negeri asing. Dan bertemu dengan Chanesa-Putri mahkota yang menolongnya. Pertemuan antara Chanesa dan Marvel membuat adanya perjanjian diantara mereka. Chanesa dia dijodohkan ol...