Marvel baru saja sampai di istana, sekarang sedang terjadi badai salju. Dengan cepat dirinya masuk ke dalam, berjalan ke arah kamar Chan. Namun anehnya disana dia tidak menemukan gadis itu. Keluar dari kamar untuk mencari keberadaan Chan. Keringatnya turun perlahan karena Chan tidak dia temukan dimanapun tentu membuat rasa khawatirnya muncul.
Berlari ke arah depan untuk bertanya pada setiap prajurit yang berjaga. Namun tidak ada dari mereka yang mengatakan bahwa putri Chan keluar. Lalu kemana perginya? Tidak mungkin Chan melakukan teleportasi karena dia tau Chan tidak akan senekat itu untuk menggunakan sihir.
"Chan.." gumam Marvel sambil menatap kosong sekelilingnya. Tak lama Jeno tiba-tiba datang masuk ke dalam istana dan melihat Marvel yang hanya berdiri sambil melamun.
"Hei, kau kenapa?" Marvel hanya menatap Jeno singkat lalu menunduk.
"Chan, tidak ada di istana." Lirih Marvel membuat Jeno terkejut. Marvel mengangkat kepalanya menatap ke depan.
"Seharusnya aku tidak pergi selama ini, aku akan mencarinya." Ucap Marvel lalu bergegas keluar tanpa memedulikan badai salju yang sedang turun di Esteranza. Jeno mendengus, dia kemari untuk memberitahukan Chan bahwa ayahnya besok akan pulang karena tak sengaja Jeno bertemu dengan paman John. Namun kini ternyata Chan menghilang, apa yang harus dia katakan saat paman John tau?
𖧧 ָ࣪ ˓˓ é𝗇𝘁࡛𝗋𝖎𝗻𝗇α ﹾ⸙
"Dingin sekali.." gumam Chan sambil mengusap-usap pundaknya. Lalu dirinya tak sengaja melihat ada rumah kecil di hutan itu. Chan mengetuk pintu itu. Tak lama seorang pria membuka pintunya.
"Permisi, bolehkah saya menumpang sebentar?" Tanya Chan. Pria itu menatap Chan dari bawah ke atas lalu setelahnya mengangguk. Chan masuk lalu hanya disuguhkan teh hangat dengan lilin ditengahnya. Setelahnya pria itu pergi entah kemana tanpa sepatah katapun. Bahkan Chan belum sempat berkenalan dengannya.
Chan menyeruput perlahan teh itu, sedikit membuat tubuhnya lebih baik. Melihat isi rumah itu, yang bisa dibilang sangat kecil. Hanya ada terbagi beberapa ruangan saja.
"Bagaimana aku pulang, karena badai salju ini aku kesulitan menemukan jalan." Gumam Chan. Dirinya menyesal harus mengejar kucing putih tadi karena membuatnya semakin masuk ke dalam hutan. Bukannya berhasil menangkap kucing itu justru dirinya terjebak ditengah badai salju.
Chan menelungkupkan wajah dilipatan tangannya karena bosan menunggu badai salju itu berhenti. Tanpa sadar dia sampai tertidur dengan posisi seperti itu hingga menjelang malam. Mengerjapkan matanya, dia terbangun karena merasa lapar. Melihat sekeliling yang sepertinya pria itu belum juga pulang. Chan berniat berjalan ke dapur untuk mencari bahan makanan karena perutnya terus berbunyi meminta makanan.
Tapi nihil tidak ada satupun makanan yang bisa ditemukan. Akhirnya dengan sedikit keberanian Chan pergi keluar untuk mencari makanan. Badai salju sudah berhenti jadi dengan mudah Chan bisa mencari makanan. Namun tentu saja disaat malam seperti ini dimana dia dapatkan makanan? Seandainya saja dia membawa panah miliknya siapa tahu saja dia mendapatkan buruan.
Tak jauh dari sana ada seseorang yang berjalan mengendap-endap mengikuti Chan tanpa Chan sadari tentunya. Dengan gesit orang itu menutup mulut Chan dengan kain yang sudah dia beri sihir membuat Chan seketika pingsan.
Chan mengerjapkan matanya saat kesadarannya mulai pulih. Memegangi kepalanya karena dirinya merasa sangat pusing. Dia terkejut saat melihat dirinya berada dibalik jeruji besi. Chan baru ingat tadi ada seseorang yang menutup mulutnya hingga kesadarannya hilang. Dia diculik? Chan berlari ke depan disana ternyata dia tidak sendiri. Banyak anak seumurannya atau mungkin lebih muda mereka diculik.
Tak lama seseorang datang ke bawahannya yang menjaga mereka. Dari punggungnya Chan seperti tidak asing namun dia tidak dapat melihat jelas karena pria itu mengajak yang lain untuk pergi dari sana. Chan mendengus nafas kasar, dia harus bagaimana? Bersandar pada dinding sambil memeluk lututnya. Dia merindukan Marvel. Bukankah Marvel sedang menyelamatkan orang-orang yang diculik? Tentu dia akan ditolong juga bukan?
"Marvel.. aku merindukanmu." Lirih Chan sambil mengeratkan pelukannya sambil menenggelamkan wajah dilututnya. Hingga akhirnya dia mendongak karena mendengar suara seseorang yang asing berada didepan jeruji besi itu.
"Wah wah lihatlah ternyata kalian berhasil menculik seorang putri mahkota, bukankah seharusnya kita memberikan dia penghormatan lebih dulu sebelum dirinya menjadi korban?" Ucap pria itu lalu tertawa menggema ditempat itu. Chan hanya menatapnya dengan pandangan bingung dan lagi, pria disampingnya. Bukankah dia pemilik rumah sebelumnya? Dia tidak menyangka ternyata pria itu adalah anak buahnya.
"Oh iya, mana korban yang kau maksud tadi?" Pria itu beralih pada anak buahnya. Lalu setelah anak buah itu berjalan ke salah satu jeruji besi membukanya dan menarik seorang wanita disana. Mereka lalu pergi sambil menarik kasar wanita itu. Chan meneguk salivanya.
"Marvel.. aku benar-benar takut." Gumam Chan semakin mengeratkan pelukannya.
𖧧 ָ࣪ ˓˓ é𝗇𝘁࡛𝗋𝖎𝗻𝗇α ﹾ⸙
Beberapa hari berlalu Marvel belum juga menemukan Chan. Dirinya sudah frustasi mencari keberadaan Chan. John sudah mengetahui hal itu, karena keesokannya dia benar-benar kembali namun justru menemukan Jeno dengan kabar buruk mengenai putrinya. Dengan cepat dia mengarahkan banyak prajurit untuk mencari ke setiap negeri mengenai keberadaan putrinya.
Salju sudah mulai menghilang, karena Esteranza tidak mengalami salju yang lama. Dalam setahun hanya terjadi dua kali, dan dalam satu itu hanya dalam dua minggu dengan jarak yang berjauhan. Yang terjadi dibulan awal Januari dan pertengahan Desember.
Saat Marvel sedang beristirahat ditaman sambil memikirkan mengenai Chan tiba-tiba ada Jeno yang berlari ke arahnya. Marvel menoleh dengan tatapan bingung.
"Marvel, para penculik itu ternyata masih ada dilain tempat. Kita harus segera menyelamatkan mereka." Ujar Jeno dengan nafas terengah-engah.
"Tapi Jeno, bagaimana dengan Chan?" Tanya Marvel yang masih tidak tahu harus mencari Chan kemana lagi.
"Kita bisa sambil mencarinya, walaupun dalam keadaan Chan tidak bisa keluar istana saat itu namun bisa saja disana ada Chan. Aku tidak tahu pasti, aku yakin Chan dia sangat cukup pintar bisa saja dia kabur memang saat itu dan terjadi sesuatu padanya. Karena itu kita harus mencoba mencarinya juga disana." Terang Jeno yang sangat masuk akal.
Tanpa berpikir panjang Marvel mengangguk dan pergi bersama Jeno untuk pergi ke negeri Hyurle kembali mengajak Reri dan yang lain seperti sebelumnya. Dirinya berharap disana benar-benar ada Chan.
"Chan.. aku akan menyelamatkanmu." Gumam Marvel mengeratkan genggaman pada pedangnya. Dan selama diperjalanan itu juga tak henti-hentinya Marvel terus memikirkan keadaan Chan. Khawatir terjadi sesuatu padanya, seingatnya Chan sama sekali tidak membawa senjata atau busurnya karena dia melihat busur dan anak panah itu tergeletak begitu saja di istana.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBCJangan lupa votee, terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuck
Fantasia˚₊· ➳ Marvel, seharusnya mati tenggelam tapi justru terbangun disebuah negeri asing. Dan bertemu dengan Chanesa-Putri mahkota yang menolongnya. Pertemuan antara Chanesa dan Marvel membuat adanya perjanjian diantara mereka. Chanesa dia dijodohkan ol...