‹ 0.29 𖣂.

484 46 2
                                    

Saat pagi mereka sudah siap dengan pakaian rapihnya, karena hanya ini adalah misi terakhir mereka sebelum peperangan dimulai. Semua berkumpul di tempat air terjun sebelumnya, Nana dan Chan yang memaksa karena menurut mereka tempatnya sangat sejuk.

"Kita pergi lewat teleportasi?" Sahut Calvin. Marvel mengangguk.

"Kita pakai teleportasi yang aku buat nanti seperti saat mature waktu itu, agar semua orang bisa masuk. Setelahnya kita bisa melanjutkan ke bukit Surf sesuai peta yang ditunjukkan Yura." Jelas Marvel.

Setelahnya Marvel membuat teleportasi yang pernah dilakukan David saat mature kemarin. Jadi yang sebenarnya Jeno akan ucapkan saat itu adalah mengenai mantra untuk teleportasi ini, karena menurutnya Marvel pintar dalam sihir sebaiknya ini juga lebih baik dilakukan oleh Marvel. Karena biasanya beberapa orang yang bisa memakai sihir sudah mempunyai lidah yang fasih, dan untuk membuat fasih dalam membaca mantra tak semudah hanya membaca saja butuh pemahaman juga agar otak dengan lidah sinkron.

Teleportasi besar itupun terbuka yang menunjukkan Marvel sudah berhasil membaca mantra itu dengan benar. Satu persatu masuk dimulai dengan Jeno, Nana, Reri, Gia, Yura, Celine, Calvin, Alden, Chan dan Marvel. Jika ingin tahu mengenai Jasper dia tidak ikut campur dalam hal ini, karena dia berasal dari Vadronia dan tidak tahu menahu untuk urusan seperti ini.

Semua berkumpul dikaki bukit Surf, awalnya Yura yang akan memimpin namun Gia menyarankan agar Marvel atau Jeno yang membawa setidaknya pria ada didepan. Akhirnya peta dipegang oleh Marvel dengan Jeno disampingnya dan dibelakang ada Alden dan Calvin.

Setelah lama menempuh perjalanan, langkah mereka terhenti oleh sebuah jalan yang sepertinya memang sudah ada. Ini sebenarnya sangat membingungkan karena jalan sebelumnya seperti jalan-jalan yang tidak pernah dilewati. Bahkan Jeno sempat mencurigainya, namun Yura terus meyakinkan bahwa petanya benar. Dan ternyata setelah hampir lama berjalan mereka menemukan jalan yang sepertinya dilalui manusia.

"Lihatlah, negeri Sunsurf itu benar adanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lihatlah, negeri Sunsurf itu benar adanya. Jalan sebelumnya memang seperti jalan-jalan tidak pernah dilalui karena mereka sengaja membuatnya seperti itu agar tidak mudah diusik oleh negeri lain. Karena ini ada beberapa yang mempercayai ada juga yang tidak. Negeri Sunsurf tidak ingin mengenal dunia luar, ayahku berkata seperti itu." Ujar Yura sambil berjalan.

"Nanti siapa yang akan berbicara untuk meminta bantuan? Aku takut dengan penduduk Sunsurf." Sahut Chan. Nana menyenggol lengan Chan.

"Kau ini, lagian siapa lagi jika bukan dia yang akan bilang." Ucap Nana sambil dagunya menunjuk Jeno didepannya.

"Kau saja yang bilang na." Sahut Jeno dari depan, membuat Nana terkejut seperti Jeno mengerti siapa yang dia tunjuk.

"Apa-apaan, lalu apa gunanya pria disini." Jawab Nana menolak mentah-mentah.

"Kalau gitu aku saja yang akan bilang." Kali ini Celine yang berucap dari belakang Nana. Nana sontak menoleh.

"Hei jangan, kamu ini jangan mau biarkan ini tugas pria saja!" Ujar Nana. Celine terkekeh.

"Lalu tugas kita disini untuk apa?"

"Kita hanya bantu melihat saja itu sudah cukup menurutku, bukan begitu Jeno?" Ucap Nana ikut terkekeh. Jeno didepan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yura, apakah kamu pernah kemari?" Gia bertanya.

"Tidak, aku hanya pernah mendengar cerita dari ayahku saja."

"Untuk apa ayahmu mencari penduduk Sunsurf?"

"Negeri Acqua saat itu pernah dilanda hujan tak berhenti berhenti, ada yang menyarankan agar ayahku meminta pada penduduk Sunsurf memberikan cahaya matahari agar hujan itu reda. Sebenarnya ayahku bingung apakah itu berpengaruh atau tidak, dan lagi Sunsurf itu tidak dikenal ada atau tidaknya." Jelas Yura bercerita.

"Namun orang itu meyakinkan terus menerus, dan memberikan peta itu. Akhirnya ayahku mencoba mencari, awalnya hanya beberapa pengawal saja yang akan diperintah namun akhirnya ayahku ikut pergi dan bertemu dengan penduduk Sunsurf. Mereka tidak seseram yang kita bayangkan walaupun tidak mengenal dunia luar, mereka sangat ramah kata ayahku." Lanjut Yura.

"Wah, siapa orang yang memberi saran itu?" Reri bersuara karena dia tentu saja mendengarkan cerita Yura karena dia disampingnya.

"Itu adalah salah satu keanehannya, setelahnya ayahku tidak pernah lagi bertemu. Entah darimana dia berasal, namun ayahku berterimakasih karena semuanya berhasil." Jawab Yura.

"Sudah selesai bercerita? Kapan kita bertemu penduduk Sunsurf?" Sahut Calvin dibelakang Yura. Yura hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu. Karena yang memegang peta bukan aku." Jawab Yura.

Setelah berjalan melewati jalan-jalan kayu yang tadi, kini depan mereka terdapat beberapa rumah rumah kecil yang jaraknya sedikit berjauhan. Rumah nya pun tidak terlalu banyak hanya beberapa saja. Dan disana ada beberapa juga orang-orang yang berlalu lalang. Namun para penduduk nampak cuek dengan kedatangan mereka. Tidak ada yang mencurigai nya.

"Kemana kita akan pergi?" Ucap Jeno berhenti berjalan membuat semua ikut berhenti. Yura menunjuk salah satu rumah berada di paling ujung yang memang paling besar diantara yang lain dan juga terdapat beberapa orang-orang yang berjaga didepannya.

"Disini tidak ada istana, rajanya tinggal disana. Ayo!" Ajak Yura lalu berjalan tanpa ragu mendahului mereka. Yang lain memilih mengikutinya dari belakang.

Penjaga yang melihat orang asing langsung bertanya siapa dan apa tujuan mereka. Para prajurit hendak menolak bahwa raja tidak bisa bertemu dengan orang asing saat ini. Namun tak lama raja keluar dari tempatnya, dan mengajak mereka untuk berbicara didalam.

Didalam mereka memperkenalkan diri, lalu Jeno dan Marvel mulai bercerita dan memberitahukan tentang tujuan mereka kemari untuk apa. Raja sempat terdiam mendengar nya, hendak bingung untuk menolak atau menerima. Namun Yura mencoba meyakinkan raja agar mau membantu, dia juga menceritakan mengenai ayahnya yang pernah kemari. Karena percaya dengan mudah raja menyetujuinya.

Raja Sunsurf memiliki salah satu kelebihan bisa menerawang seseorang, namun dia tidak pernah memberitahukan mengenai hal ini pada siapa-siapa. Karena itu raja bisa menyetujuinya, dia bisa lihat tujuan dan niat baik orang-orang ini.

Marvel tersenyum saat mendengar persetujuan dari raja. Lalu tak lama datang beberapa orang menyiapkan jamuan beberapa makanan. Setelahnya raja pergi keluar yang entah kemana.

"Aku pikir kita akan ditanyakan lebih dalam, ternyata semudah itu." Ucap Chan, Nana mengangguk.

"Betul, akupun berpikiran seperti itu. Untung saja ada Yura yang pintar meyakinkan ini."

"Menurutku bukan karena Yura." Sahut Marvel membuat semua menoleh.

"Maksudmu?" Tanya Chan.

Marvel melihat kesana-kemari memastikan tidak ada siapa-siapa saat itu.

"Raja itu mempunyai sihir untuk menerawang seseorang, karena itu dia bisa percaya dengan mudah. Karena dia tahu kita berniat baik dan hanya ingin meminta bantuan." Ujar Marvel dengan nada tidak terlalu keras.

"Aku heran, kau dapat kemampuan seperti itu darimana?" Jeno yang kali ini bertanya. Marvel hanya mengedikan bahunya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

Votenya votee biar rame dong

Eh btw ini yang baca lumayan juga ya wkwk, syukur deh kalau ada yang suka. Jangan lupa follow dong.

Eh btw cuman mau bilang, cape ya ikutin nomin sama markhyuck dibuat bshzvsusbs terus T_T

Harus tinggalkan jejak yaa, see you!

(✓) ENTRINNA : Foreign Country | markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang