3.1 || NO ONE ELSE

5.3K 167 1
                                    

GUYSSS KOMENN DONGGG:( ANW I HOPE U LIKE IT YA!

^HAPPY READING^

Ya, kalian benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya, kalian benar.

Laki-laki itu marah karena Yogis datang lebih dulu dibandingkan dengan dirinya.

Akim membawa Bia sengaja pulang ke apartemennya. Karena menurut dirinya, Bia kalau tidak dipaksa seperti ini dia tidak akan mau pulang ke apartemen bersamanya. Bayangkan saja bagaimana menyembunyikan rasa malu pada keluarga Bia saat laki-laki itu sudah hampir 10 hari menginap dirumah orang tua Bia. Walaupun sebenarnya orang tua gadis itu fine-fine aja dengan keberadaan Akim dirumahnya. Tetapi kan tetap saja, Akim ini tulang punggung untuk keluarga barunya bersama dengan Bia.

Selama perjalanan— laki-laki itu hanya diam dan fokus menyetir. Tak mengucapkan sepatah katapun dan membuat Bia mengambil kesimpulannya sendiri kalau laki-laki itu sedang marah.

"Kok bukan arah pulang ke rumah?" tanya Bia saat menyadari jalan yang dilewatinya bukanlah jalan menuju rumahnya.

"Kita belum punya rumah, jadi pulang ke apartemen dulu," jawabnya seraya memarkirkan mobilnya di basement gedung apartemen itu.

"Nggak lucu! Gue mau pulang ke rumah!" kekeuh Bia.

"Rumah lo itu ada sama gua," balas Akim.

"Nggak mau!"

"Terserah lo, yang penting barang-barang lo udah gua pindahin lagi ke apartemen," sahutnya memberitahu.

"KOK BISAAA? Nggak bilang-bilang dulu lagi," cibirnya.

"Sengaja, karena kalau bilang dulu juga lo nggak akan mau. Makanya gua minta pak Ikay buat anterin semua barang-barang lo," ucap Akim menjelaskan.

Wah..

ini gila sih. Akim tau saja apa yang dia inginkan. eheheheheheh.

Akim membuka pintu apartemennya, Ia menolehkan kepalanya dan memerintahkan Bia untuk masuk lebih dulu. Dia curiga kalau dia masuk lebih dulu, Bia tidak akan masuk dan akan berdiam diri diluar. Bagaimana pun juga kan gadis itu sama seperti dirinya, tinggi gengsi. Oleh karena itu, untuk menyingkat waktu, Akim memerintahkannya masuk dengan berdiri dibelakang gadis itu.

"Suka banget maksa," cibir Bia sembari melangkah maju memasuki apartemennya.

"Karena lo sukanya dipaksa," jawab Akim. Iya sih, tau aja Akim, jawab Bia dalam benaknya.

Bia duduk disofa depan televisi, sementara Akim menutup pintu terlebih dahulu kemudian ia menghampiri Bia.

"Bagus banget, Bi," ucapnya tiba-tiba.

"Iya lah, ya gue harus ngapain lagi coba? Masak gitu 'buat lo? Males ah, nggak ada mood," jawabnya salah tangkap.

"Bukan itu," kata Akim menjeda ucapannya, "kenapa tadi, lo bilangnya kita belum nikah?" sambungnya bertanya.

THE BABY FINALLY MY HUSBAND! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang