3.3 || A SIGN

5.7K 171 0
                                    

GUYSSS KOMENN DONGGG:( ANW I HOPE U LIKE IT YA!

^HAPPY READING^

Seperti biasa—Akim melakukan aktivitas rutinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa—Akim melakukan aktivitas rutinnya. Bekerja setelah pulang ngampus tadi. Ya, karena Akim masih harus menghidupi satu orang yang kini menjadi tanggung jawabnya. Meskipun orang tuanya cukup berada, begitu juga dengan Bia, Akim tidak ingin mereka masih menanggung kehidupannya bersama Bia. Kalau sekedar membantu, ya boleh saja.

Lagi pula, pekerjaannya tidak begitu berat. Hanya membantu Papanya saja sebelum ia bekerja dengan keahlian yang sesungguhnya. FYI, Akim memang bisa saja mewarisi perusahaan orang tuanya, namun dirinya tidak ada keinginan untuk itu. Dia berkeinginan untuk menjadi dokter agar bisa mengaja Bia. Baik kesehatannya ataupun hal yang lainnya. Ya, alasan tepatnya, agar jika Bia sakit nanti, ia tak payah membawa gadis itu ke dokter dan diperiksa pada bagian dadanya, disentuh, ah! Akim tidak bisa membiarkan hal itu terjadi kepada Bia. Walaupun sudah pasti dokter yang akan memeriksa nanti masih ke dalam batas wajar. Tapi Akim tetap saja tidak mau, biar dia saja yang memeriksa gadis itu.

Sementara Bia, yang baru menyelesaikan kegiatannya dikantin—mengobrol dengan Cici, Asen dan juga Yogis tentunya. Dia sudah memesan ojol untuk mengantarkannya pulang. Sebelumnya, Yogis sudah menawarkan diri untuk mengantar gadis itu, tetapi Bia menolak karena sudah berjanji tidak menerima tawaran pulang bareng dengan laki-laki manapun. Dan dia juga sudah berjanji untuk tidak berbohong. Karena Akim dan Bia sudah berjanji, kalau seandainya Bia berbohong, Akim tidak akan memberikan Bia uang atau gajinya untuk dia hidup.

Kalian bayangkan saja, dari pada Bia harus menahan dahaganya untuk berbelanja apa yang dia inginkan, lebih baik dia mengikuti permintaan laki-laki itu kan?

"Gue baru tau Akim seposesif itu," sahut Cici ketika Bia sudah menyelesaikan ceritanya tentang janjinya dengan Akim tadi.

"Cowok kalau udah sayang emang gitu, Ci," jawab Yogis memberitahu.

"Tapi Asen nggak gitu, dia ngebiarin gue aja tuh," ucap gadis itu melirik kearah kekasihnya itu.

"Berarti Asen nggak sayang sama lo, Ci," timpal Bia sembari terkekeh pelan.

"Jangan dengerin mereka, ayy," sahut Asen menimpali.

"Serius Ci," Bia sengaja menghentikan ucapannya. "Soalnya dulu Yogis juga gitu ke gue. Posesif abis,"

Jeda, "Dia pernah mantau gue 'pas gue lagi ngobrol sama tentangga gue. Dan abis itu dia bilang gini, 'bagus. Dikira dari tadi gua nggak liatin kali?' gitu," cerita Bia menceritakan masa lalunya dengan Yogis kepada Cici.

"Haha, iya. Abisnya dia gatel banget," ucap Yogis ikut menceritakan kisahnya.

"Nah! Sampai si Yogis bilang gini ke gue, 'kalau gatel, gua garukin sini,' gitu anjir! Pedes banget omongannya," tambah Bia berbicara.

THE BABY FINALLY MY HUSBAND! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang