Siapa sangka laki-laki yang sejak dulu Bia incar kini menjadi suaminya berkat kekuatan orang tua mereka. Terkadang, memang Tuhan memiliki kejutan yang tak terduga untuk setiap hambanya. Bia yang setiap malam berdoa agar bisa menjadi kekasih Akim, na...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bia baru saja menyelesaikan kelasnya. Sekarang ini dia sedang berjalan menuju perpustakaan kampus. Tidak, bukan keinginannya untuk menuju tempat itu, Bia dari dulu sangat anti dengan yang namanya perpustakaan. Selain membuat kepalanya terasa pening, perpustakaan juga bisa mmebuat matanya terasa kantuk. Jadi tidak mungkin gadis itu dengan sendirinya pergi kesana kalau bukan keinginan Akim.
Sebelum ia keluar dari kelasnya tadi—Akim mengirim pesan kepadanya bahwa laki-laki itu berada ditempat itu. Akim memerintahkan Bia juga tak cuma-cuma, ia ingin dibelikan jus mangga untuk menghilangkan dahaganya.
Bia masuk ke dalam tempat itu, matanya sibuk mencari keberadaan Akim. Seperti katanya tadi, Akim bilang dia duduk di bagian paling belakang dan pojok sekali. Ini Akim ingin belajar atau mengajak Bia mojok sih?
Lagi asik-asiknya mencari, langkahnya terhenti saat melihat sosok laki-laki tampan yang notabenenya adalah suaminya—tengah duduk dengan tenang di meja pojok sana. Bia terkagum melihat ketampanannya. Wajahnya yang bertumpu pada kepalan tangannya, juga matahari yang ikut andil dalam menyoroti ketampanan Akim.
Bia menggelengkan kepalanya untuk mengembalikan kesadarannya yang sempat hilang. Sadar Bia, sadarrr!!
Ia kembali melangkah menuju Akim, "Akim.." ucapnya dengan nada pelan, Bia harus menjaga sikapnya karena mereka sedang berada di perpustakaan. Gadis itu duduk disamping Akim seraya memberikan pesanan laki-laki itu.
"Serius amat sih belajarnya," ucap Bia bertanya kepada Akim.
Akim masih diam, ia menggerakkan tangan sebelahnya untuk membuka halaman yang berikutnya, "gua ada kuis di kelas nanti," jawabnya.
Bia mengangguk-anggukan kepalanya, pura-pura mengerti, padahal tidak sama sekali. "Emang kuisnya susah kah?" tanyanya basa-basi sebenarnya.
"Coba aja kalau lo bisa," jawab Akim.
Bia mengerucutkan bibirnya, "konyol!" sahutnya.
Akim menolehkan kepalanya kearah Bia sambil tersenyum manis. Ia menutup buku yang sedang dibaca olehnya. "untuk jaga-jaga, makanya gua baca pelajari lagi," jawabnya yang kini tak lagi focus membaca buku. Melainkan focus bicara pada Bia.
"Kelas lo udah selesai?" Bia mengangguk sebagai jawaban, "Gimana kelasnya hari ini? Susah? Seru?" tanyanya lagi.
Bia mengangguk pelan, tubuhnya melemas saat kembali mangingat kelas terakhirnya tadi. "Ada tugas?" tanya Akim kesekian kalinya.
Wajah Bia langsung kembali mencerah. Senyumnya langsung mengembang dihadapan Akim.
"Ada! Akim mau isiin?" tanyanya.
Tentu saja laki-laki itu menggeleng sebagai jawaban awalnya, "kerjain sendiri," jawabnya.
Akim turun dari kursinya membuat Bia sedikit merasa bingung, "Akim mau kemana?" tanyanya.
![THE BABY FINALLY MY HUSBAND! [TAMAT]](https://img.wattpad.com/cover/338307558-64-k616333.jpg)