4.0 || PROGRAM?

5.2K 160 0
                                    

GUYSSS KOMENN DONGGG:( ANW I HOPE U LIKE IT YA!

^HAPPY READING^

Bia terdiam, merenungkan didalam kamar mandi apa yang akan dia lakukannya kepada Akim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bia terdiam, merenungkan didalam kamar mandi apa yang akan dia lakukannya kepada Akim. Bia benar-benar akan memakai usul Asen untuk mencoba memancing Akim. Dirinya sedikit ragu, namun rasa penasarannya lebih mendominasi jiwanya saat ini.

Bia menghembuskan napasnya kasar sebelum ia keluar dari kamar mandi yang ada diruang kamarnya itu.

Ia keluar dengan tangan yang mengibas-ibaskan wajahnya. Pandangannya mengarah tak tentu, ke atas langit-langit ruang kamarnya. Ia tak siap melihat Akim. Ia berjalan perlahan mendekati ranjang tersebut.

"Ini gara-gara AC nya baru atau gimana ya? Kok gue ngerasa panas, sih?" ungkapnya untuk melancarkan aksinya ini.

Sungguh, jantungnya berdegup kencang. Bahkan pandangan matanya pun takut melihat Akim yang berada di—

"Lo ngapain ngomong sendiri?" tanya Akim.

Bia menoleh kebelakang. Gadis itu sedikit tersentak kemudian mengarahkan pandangannya kearah ranjang kamarnya.

Jadi sedari tadi Akim tidak berada di ruang kamar itu? Sial, Bia harus menahan malunya karena tadi ia mengira Akim sedang berada diatas kasur sana. Ternyata laki-laki itu habis dari luar.

Bia merapatkan bibirnya, sebisa mungkin ia menetralkan rasa takutnya, "lo kemana aja?"

"Hah?"

"Maksud gue, lo abis dari mana?" tanya Bia mengulang.

"Gua abis kunci pintu, ngecek jendela, kenapa emangnya?" jawab Akim balik tanya.

Bia menggeleng dengan cepat, "yaa.. enggak sih. Nanya aja," jawabnya.

Akim yang berdiri diambang pintu pun masuk dan menutup pintu kamarnya. Ia pun berjalan mendekati Bia yang tampak gugup setengah mati.

"Gu-gue mau tidur," ucapnya yang langsung berlari menuju ranjangnya.

Akim terkekeh dalam hatinya.

"Lo, tumben pake baju kayak gitu?" tanya Akim.

Bia yang bersiap untuk menyapa alam mimpinya—ia menjawab, "kan tadi gue udah bilang. Gue kegerahan."

"AC nya udah lama kali tuh," sambungnya menuduh AC yang tidak berdosa itu.

"Yakin?" balas Akim.

Satu kata yang keluar dari mulut Akim saja ternyata sukses membuat seluruh bulu kuduk Bia berdiri kompak. Perasaannya sudah tidak enak. Takut Akim berbuat yang iya-iya kepadanya. Buru-buru saja Bia memejamkan matanya, memaksa untuk tidur. Semoga saja Akim tak melakukan hal yang buruk kepadanya, doa Bia sebelum tidur.

Akim mendekatkan dirinya kearah Bia. Laki-laki itu sengaja duduk ditepi ranjang bagian Bia. Akim mencondongkan tubuhnya, mengarahkan wajahnya kearah celuk leher Bia.

THE BABY FINALLY MY HUSBAND! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang