6)

185 22 16
                                    

Sorry for typo 🙏

Happy reading 🤗
==================

Mikha menyengitkan dahinya bingung. Ini di rumah lagi ada tamu satu RT apa gimana? Bukan apa-apa, hanya saja halaman jadi penuh oleh beberapa kendaraan. Beruntung mobil Vano muat untuk ikut parkir disana.

"Gapapa nih gue masuk? Kayaknya rame di rumah," tanya Vano memastikan.

Walau sudah berkenalan dengan Gama, tetap saja ia agak sungkan harus bergabung dengan Gama beserta temannya yang mungkin sedang menikmati waktu mereka. Apalagi ia belum ketemu dengan Java, agak takut juga.

"Kak Lingga nih yang minta. Lu emang gak bosen ndekem di apartemen sendirian? Udah yuk turun!"

Mikha jalan duluan, membukakan pintu untuk Vano yang tangannya penuh membawa makanan dan minuman yang tak sedikit itu. Mikha mendadak terdiam saat di tatap oleh teman-teman Java dan Gama yang ia gak expect bakal sebanyak itu.

Iya meski gak sampai 10 orang, tetap saja agak gimana gitu kan, mana cowok semua pula. Jangan lupakan Java yang duduk di sofa single yang sedang menatapnya dan Vano dengan tajam. Huh sungguh menyebalkan.

"Ress, Van, sini!" panggil Gama.

"Kak Lingga, nih ada beberapa cemilan buat kakak semuanya,"

Vano meletakkan bawaannya. Dia terlihat seperti anak ayam yang sedang membubuti induknya, si Mikha. Gadis itu pun sama, mendudukan diri di sofa yang tersisa karena beberapa dari teman Gama ada yang duduk di bawah.

"Lah dia kenal Jovan, Va?" tanya si makhluk heboh bernama Leon pada si pangeran es, Java.

"Bukan, Bang, Lingga itu gue, bukan Bang Jovan. Lu kenapa lupa mulu kalau gue di keluarga dipanggil Kalingga?"

Gama segera menjawab pertanyaan Leon yang kadang lupa bahwa Jovan dan Gama punya nama yang sama, Lingga dan Kalingga. Java tak akan menjawab, mukanya saja hanya datar menatap layar datar di pangkuannya.

"Gue kira lu bohong soal sepupu cewek lu yang tinggal disini, Gam,"  kata Evan mewakili semuanya.

"Nyatanya gue gak bohong kan?"

"Iya gue kan masih gak percaya aja Java ngebolehin ada cewek yang datang ke rumah kalian," saut Ares.

"Indy yang kenal lama aja gak berani main kesini lagi tuh karena dibentak sama Java," tambah Saga.

"Makanya sekarang Jovan gak ikut kumpul, dienakin kelonan sama Indy pasti," Davra nih sekalinya ngomong gak ada filternya.

"Sepupu sendiri ini, kan masih saudara,"

Vano dan Mikha hanya diam mendengarkan interaksi Gama dengan teman-temannya. Satu fakta yang ia tau, Java segitunya anti dengan perempuan sampai pacar temannya dibentak pas main ke rumahnya ini.

"Eh kenalan dulu dong! Gue Yanu,"

"Oh iya, Kak Yanu. G-gu eh aku Mikhaella, panggil aja Mikha dan ini......,"

"Gue Jaevano, Kak, salam kenal yah!"

"Pakai lu-gue aja kali, Kha, biar lebih akrab kita! Btw, gue Saga,"

Mikha dan Vano bergantian kenalan dan berjabat tangan dengan mereka. Namanya juga pertama, harus tetap sopan kan yah. Vanonya sudah bersikap baik, tapi balasan Java cukup membuat Vano yang laki-laki aja gentir.

"Javalendra,"

"Jaevano. Salam kenal yah, Kak,"

Java membalas uluran tangannya, menyebut namanya, iya hanya satu kata, tapi tanggapannya sangat dingin, bahkan tanpa bertatapan mata. Java tak terlalu suka orang luar memanggilnya Raja. Pantas saja Mikha selalu kesal, Java memang menyebalkan.

Java & Mikha [Park Jisung & Kim Minji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang