36)

153 10 2
                                    

Sorry for typo 🙏

Happy reading 🤗
===================

Malam harinya, gak ada kegiatan yang berarti. Mereka langsung tidur setelah menyantap makan malam yang dimasak Jihan, Ula dan Indy. Diantara para cewek, memang hanya mereka bertiga yang masih lumayan masakannya. Bila ingin makan enak, bisa minta Davra atau Yanu, tapi mereka berdua sedang malas.

Beberapa ada yang masuk kamar untuk tidur, ada juga yang masih berbincang di ruang tengah sambil main gitar. Gak ada yang berani di luar. Bukan karena takut sesuatu, tapi udara Jogja malam itu lumayan dingin. Setelah ini mereka akan tidur, karena besok saatnya jalan mengeksplor keindahan Jogjakarta.

"Tadi lu ngapain dah di kamar sampai berapa jam buat gue dan Saga gak bisa masuk?" tanya Davra yang sudah ingin menanyakan itu sejak tadi.

"Gak lagi ngapa-ngapain, cuma nenangin diri aja. Gue habis debat dikit sama Lingga tadi,"

Davra, Saga, Yanu dan Ghifar hanya manggut-manggut menanggapi. Ghifar sudah mulai bisa berbaur dengan yang lain. Dia, Haris, Vano dan Yanu satu kamar. Anak rohis itu tak bisa tidur jadi ikut Yanu bergabung dengan tiga pentolan squad.

Oh iya sampai lupa memberitau pembagian kamar. Walau tak penting harus dikasih tau yah biar gak bingung. Kamar bawah ada 2 kamar tidur besar dan 1 kamar tidur kecil yang tak dipakai. Kamar besar tersebut diisi Java, Saga dan Davra serta Jovan, Leon dan Ares.

Lantai dua berisi full 4 kamar tidur yang lumayan besar, 1 kamar tidur kecil dan 1 tempat santai minimalis. Ada lantai 3 yang berisi full rooftop dihiasi tanaman hias dan sofa-sofa kecil. Bayangkan saja berapa megahnya villa keluarga Leon itu.

Tenang yah, ini bukan villa angker seperti di film. Villa ini terawat karena memang ada yang merawat. Selain itu villa ini juga disewakan melalui aplikasi pemesanan online, jadi dijamin bersih dan terawat setelah di pesan.

Para cewek tentu saja berada di lantai 2, biar aman katanya bersama 7 orang lainnya. Ula, Mikha dan Helva tentu saja berada di kamar yang sama karena di kamar sebelah Indy dan Fiona harus menjadi saksi Billa dan Jihan yang masih canggung satu sama lain.

Gama, Evan dan Juan memilih di kamar atas iya karena Gama yang ingin diatas. Selain biar bisa dekat ke Jihan iya menghindar dari Java. Bukan menghindari, lebih ke menunggu emosi sang kakak sedikit mereda.

"Pantesan anaknya langsung ke kamar, hindarin Mas nya ternyata," saut Yanu.

"Sampai baku hantam ini dua anak Ragaswara, gue telpon Budhe Luna biar langsung terbang dari Paris!"

"Gak usah rese yah lu kalau gak mau privilege lu gue cabut!"

"Ampun, Baginda Raja Ragaswara!"

Saga niatnya bercanda, eh malah jadi bahan tertawaan Yanu dan Davra saat muka panik lelaki itu mendapat ancaman dari Java. Jelas Saga sedikit panik, secara tak langsung keluarganya bergantung kepada keluarga Ragaswara.

Ghifar hanya diam, mengangguk sambil hatinya bertanya siapakah sebenarnya keluarga Ragaswara ini sampai seorang Sagara Carvendino saja tunduk padanya. Pemuda sederhana macam dia yang hanya pergi kampus kontrakan saja tak bakal kenal.

"Ngapa diem bae lu, Far? Sakit gigi?"

Java, Yanu dan Saga menatap jengah Davra yang selalu mengira orang diam itu sedang sakit gigi. Mereka satu tongkrongan sudah menjadi korban calon dokter hewan tersebut. Jangan sampai pada sakit gigi pokoknya yah!

"Gak ada pertanyaan lain apa, Dav? Tiap kali ada yang diam lu bilang sakit gigi mulu dah," tegur Java.

"Sejak kapan lu peduli sama semua yang gue lakuin?"

Java & Mikha [Park Jisung & Kim Minji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang