15)

205 24 5
                                    

Selamat malam Jum'at semuanya 😊

Sorry for typo 🙏

Happy reading 🤗
==================


Kak Raja 👑

Gue ada keperluan, besok aja yah
13.45

Mikha hanya membacanya saja tanpa berniat membalasnya. Gadis itu cukup peka dan tau keperluan apa yang dimaksud Java. Apa lagi bila bukan urusannya dengan Jihan. Mau bagaimana pun hubungan mereka lebih spesial darinya yang hanya sepupu ini.

"La, mau jalan gak habis ini?"

"Ini gak akhir pekan, tumben ngajak jalan?"

"Gapapa, lagi pengen aja,"

"Beneran? Berdua apa sama Jaevano?" selidik Ula.

"Berdua aja deh, kayaknya Vano sibuk acara makrab deh. Mau gak nih?"

"Okay, gue kumpul kelompok bentar yah habis ini gapapa kan?"

"Santai aja, gue gak rewel kayak lu yah!"

Sepeninggalan Ula, Mikha menghabiskan makanannya dalam diam. Ula kumpul di depan gazebo dekat kantin, jadi ia tak masalah ditinggal di kantin sendiri, to gak bakal tersesatkan kalau sekitar FK. Mikha anaknya tau arah kok.

Ekor matanya sesekali melirik pada meja Java berada. Matanya sedikit panas mendapati Java yang sama sekali tak melihat balik ke arahnya. Di sebelahnya sudah ada Jihan yang cantiknya sangat tak manusiawi, dirinya mah tak ada apa-apanya.

Daripada terus melihat hal yang membuat hatinya sakit, lebih baik ia beranjak, ikut bergabung ke Ula yang sebentar lagi akan selesai dengan urusan kelompoknya. Namun harus ia urungkan karena seseorang yang tiba-tiba duduk di depannya.

"Sorry ganggu bentar!"

"Santai aja, Kak!"

"Itu, gue belum sempat minta maaf waktu itu. Maaf yah udah ngasih hukuman dan buat kamu pingsan!"

Mikha menelan ludahnya kasar. Bukan takut atau bagaimana, tiba-tiba saja tubuhnya bereaksi begitu, seolah Jihan ingin melabraknya, padahal gadis itu hanya ingin minta maaf atas kesalahannya yang tak disengaja.

Iya Galvani Jihan Ravilla yang sedang duduk di depan Mikhaella Karessta Hadwin membuat gerombolan yang duduk satu tempat mengamati mereka dengan santai, kecuali Davra dan Java. Panitia ospek tau bahwa Jihan tak berniat mencelakai Mikha.

Lihat saja muka tampan Davra itu tersenyum tipis seolah tau sesuatu. Lelaki itu mencoba menahan tawanya setelah menengok pada Java dengan muka datarnya yang tak beneran datar itu. Davra ini emang kelewat peka anaknya.

"Gapapa, bukan salah Kak Jihan kok,"

"Tapi kan.....,"

"Aku beneran gapapa, Kak, jadi gak perlu ngrasa bersalah yah?!" tegas Mikha dengan senyum tulus.

Ini beneran, bukan pencitraan di depan Jihan aja yah. Mikha sama sekali tak pernah menyalahkan Jihan atas kejadian waktu lalu, itu murni kecelakaan. Semua juga tau bahwa Mikha marahnya pada Java yang tanpa justru memberikan ciuman sebagai permintaan maaf semalam.

"Kalau gitu, kita bisa jadi teman yang baik kan?"

Permintaan Jihan beserta uluran tangannya membuat Mikha semakin kelabakan, berperang dengan hatinya yang diliputi ketakutan, cemburu dan empati. Walau akhirnya gadis itu membalas uluran tangan kakak tingkatnya. To niat Jihan baik, tak ada alasan bagi Mikha untuk menolaknya.

"Tentu saja, Kak Jihan,"

"Tentu saja, Kak Jihan,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Java & Mikha [Park Jisung & Kim Minji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang